nusabali

Cok Ace Minta Petakan Penyebab Utama Stunting

  • www.nusabali.com-cok-ace-minta-petakan-penyebab-utama-stunting

DENPASAR, NusaBali
Meskipun Bali menjadi provinsi dengan tingkat stunting terendah di Indonesia, namun Pemprov Bali tetap menaruh perhatian terhadap masalah ini.

Untuk mempercepat penanggulangan stunting, Pemprtov Bali merasa perlu dilakukan mapping atau pemetaan tentang penyebab utama kasus stunting, sehingga bisa fokus dalam satu poin penanganan.

Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati alias Cok Ace, saat bertemu tim dari BKKBN Provinsi Bali di Ruang Tamu Wagub Bali, Niti Mandala Denpasar, Rabu (26/1) pagi. Tim yang bertemu Wagub Cok Ace kemarin dipimpin langsung Kepala Kantor BKKBN Provinsi Bali, dr Ni Luh Gede Sukardiasih.

Dalam pertemuan tersebut, Wagub Cok Ace didampingi Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Adat (PMA) Provinsi Bali I Gusti Agung Kartika Jaya Saputra, Kepala Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Provinsi Bali Putu Anom Agustina, serta Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Anak Agung Sagung Mas Dwipayani MKes.

Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak, di mana tinggi badannya lebih pendek dari standar usia. “Dari penjelasan Ibu (Kepala BKKBN), penyebab stunting bisa dimulai dari antisipasi saat menjadi calon ibu hingga saat anak lahir, yang tentu berkaitan dengan tumbuh kembang anak. Untuk itu, kita cari penyebab utamanya sehingga bisa dicarikan solusi,” ujar Cok Ace.

Cok Ace juga meminta penanganan stunting di Bali bisa terus dilakukan melalui sinergi dengan lintas terkait, seperti Dinas Dukcapil, Dinas Kesehatan, dan Tim Penggerak PKK. Prioritasnya adalah wilayah yang mempunyai risiko tinggi stunting.

Tokoh Puri Agung Ubud, Kelurahan/Kecamatan Ubud, Gianyar ini pun mengapresiasi langkah BKKBN Provinsi Bali yang mulai sosialisasi pencegahan stunting dari tingkat Yowana (kalangan anak muda). Menurut Cok Ace, idealnya anak muda yang hendak menikah sudah bisa cek kesehatan sebelum pernikahan. “Jadi, kita tahu mereka sehat atau ada penyakit tertentu. Karena mereka jugalah nanti yang akan melahirkan generasi penerus,” tegas mantan Bupati Gianyar 2008-2013 ini.

Sementara itu, Kepala Kantor BKKBN Provinsi Bali, Luh Gede Sukardiasih, menyatakan tujuan pertemuan dengan Wagub Cok Ace kemarin adalah sebagai upaya koordinasi dalam percepatan penurunan stunting di Bali. Selain itu, ini sekaligus ajang silaturahmi karena Sukaediasih baru dilantik sebagai Kepala Kantor BKKBN Provinsi Bali.

Dalam pertemuan itu, Sukardiasih menyampaikan program terkait percepatan penurunan stunting di Bali. Disebutkan, sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, Kepala BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia. Maka, BKKBN telah melakukan upaya-upaya dalam penurunan dan pencegahan stunting.

Salah satu upaya yang dilakukan, kata Sukardiasih, adalah dengan pembentukan Tim Pendamping Keluarga (TPK). Tim ini terdiri dari bidan desa, kader PKK, dan kader KB, yang bertugas untuk melakukan pendampingan terhadap keluarga yang memiliki calon pengantin/calon pasangan usia subur, ibu hamil, ibu bersalin, ibu pasca persalinan, dan anak usia di bawah 5 tahun (Balita).

“TPK ini nantinya ada di setiap desa. Selum melaksanakan kegiatan, mereka akan dilatih oleh BKKBN. Dalam melaksanakan sosialisasi kepada keluarga, TPK ini dapat melakukan secara tatap muka langsung maupun melalui online," papar Sukardiasih.

Selain itu, penyuluhan dan sosialisasi juga sudah dilakukan untuk kaum muda, terutama remaja putri, agar mereka menjaga kesehatan demi mencegah kelahiran anak stunting. “Stunting itu dipengaruhi oleh 1.000 hari pertama kehidupan anak, yaitu dari dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun. Jadi, sebelum masa kehamilan juga berpengaruh,” tegas Sukardiasih. *nat

Komentar