nusabali

Sekjen PDIP: Dari Bali Kita Belajar Rawat Pertiwi

Aksi Tanam 21.000 Mangrove Rangkaian HUT ke-49 PDIP dan Ultah ke-75 Megawati

  • www.nusabali.com-sekjen-pdip-dari-bali-kita-belajar-rawat-pertiwi

Versi Koster, penanaman mangrove serentak di Bali dilakukan berkat kecintaan Megawati terhadap tanaman dan pengabdiannya dalam mera-wat pertiwi.

SINGARAJA, NusaBali

Kader PDIP menanam 21.000 bibit mangrove secara serentak di 4 lokasi berbeda di Bali, Minggu (23/1) pagi. Khusus penanaman mangrove di pesisir Pantai Banyuwedang, Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, ditaman 15.000 bibit yang kegiatannya dipimpin langsung Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto dan Ketua DPD PDIP Bali sekaligus Gubernur Bali, Wayan Koster. Hasto Kristiyanto menegaskan, “Dari Bali Kita Belajar Merawat Pertiwi!”

Penanaman 15.000 bibit mangrove di pesisir Pantai Banyuwedang, Desa Pejarakan, Minggu pagi pukul 07.30 Wita, dan 6.000 bibit mangrove lainnya di tiga lokasi berbeda, digelar serangkaian HUT ke-49 PDIP. Selain itu, kegiatan ini juga sekaligus sebagai kado Ultah ke-75 Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri, 23 Januari 2022.

Selain Gubernur Bali Wayan Koster selaku Ketua DPD PDIP Bali dan Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto, kegiatan tanam bibit mangrove di pesisir Pantai Bayuwedang, Desa Pejarakan, Minggu pagi, juga dihadiri Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati alias Cok Ace (selaku kader PDIP), Ketua DPRD Bali I Nyoman Adi Wiryatama (selaku Ketua Deperda PDIP Bali), Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana (selaku Ketua DPC PDIP Buleleng), Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta (selaku Ketua DPC PDIP Bangli), Bupati Karangasem I Gede Dana (selaku Ketua DPC PDIP Karangasem), Bupati Gianyar I Made Agus Mahayastra (selaku Keyua DPC PDIP Gianyar), anggota Fraksi PDIP DPR RI Dapil Bali I Nyoman Parta, jajaran Fraksi PDIP DPRD Bali, hingga Ketua DPRD Buleleng I Gede Supriatna (Sekretaris DPC PDIP Buleleng).

Gubernur Koster selaku Ketua DPD PDIP Bali menyampaikan terimakasih kepada Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, karena telah berkenan hadir dalam acara penanaman mangrove serangkaian HUT ke-49 PDIP dan Ultah ke-75 Megawati (Ketua Umum DPP PDIP yang juga Presiden RI ke-5 periode 2001-2004) ini. Menurut Gubernur Koster, penanaman mangrove serentak di Bali ini dilakukan berkat gagasan sekaligus kecintaan Megawati terhadap tanaman dan pengabdiannya di dalam merawat pertiwi.

Menurut Gubernur Koster, penanaman mangrove kemarin dilakukan secara serentak di 4 kabupaten, yakni Buleleng, Jembrana, Badung, Klungkung, dengan jumlah total mencapai 21.000 mangrove. Selain itu, pada saat bersamaan kemarin pagi di Kota Denpasar juga dilakukan penanaman 500 bibit cemara udang.

“Ini baru pertama kali kita melakukan penanaman mangrove sebagai kepedulian terhadap banyaknya lahan yang sudah digunduli oleh sejumlah pihak yang tidak bertanggung jawab, dengan mencabut tanaman mangrove di wilayah seluas 30 hektare,” ujar Gubernur Koster dalam laporannya di hadapan Hasto Kristiyanto.

Gubernur Koster menyebutkan, 21.000 bibit mangrove yang ditanam di Bali kemarin merupakan sumbangan dari Forum Peduli Mangrove. Khusus untuk Kabupaten Buleleng, bibit mangrove yang ditanam mencapai 15.000 batang. “Kegiatan ini bisa terlaksana juga berkat adanya bantuan dari Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali,” jelas politisi senior PDIP asal Desa Sembiran, Kecamatan Te-jakula, Buleleng ini.

Ke depan, kata Koster, PDIP akan terus lanjut mempelopori penanaman bibit mangrove, supaya seluruh kawasan yang gundul seluas 30 hektare tuntas ditanami kembali. Konsep merawat pertiwi yang diambil dari ajaran Tri Hita Karana, menjadi kewajiban bagi seluruh kader PDIP.

“Saya merasa bersyukur mendapat dukungan dari Ketua Umum PDIP Ibu Megawati Soekarnoputri dan Sekjen PDIP (Hasto Kristiyanto, karena jarang ada partai ngurusi begini (penghijauan, Red). Ini membuk-tikan bahwa PDIP tidak hanya hadir saat Pemilu dan Pilkada, tetapi terus hadir di masyarakat menyelesaikan masalah bangsa, salah satunya dengan penghijauan,” tegas Koster.

Versi Koster, penanaman bibit mangrove sengaja dilakukan pada Radite Wage Uye, Minggu, 23 Januari 2022, karena merupakan dewasa ayu (hari baik). Berdasarkan kalender Bali, kemarin memasuki rahina Tumpek Uye yang jatuh pada Saniscara Klowon Uye, Sabtu, 29 Januari 2022 depan. Saat Tumpek Uye nanti, Pemprov Bali dan Pemkab/Pemkot se-Bali, beserta seluruh komponen masyarakat akan melaksanakan upacara Segara Kerthi dan Wana Kerthi---sesuai dengan semangat visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru. Tumpek Uye merupakan hari suci umat Hindu untuk penghormatan terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan.

Penanaman mangrove yang dilakukan jajaran PDIP ini, kata Koster, sangat sejalan dengan rangkaian agenda KTT G-20 di Bali tahun 2022, yang mengambil isu mengenai mangrove. Koster berharap penanaman mangrove yang dilakukan PDIP bersama-sama masyarakat ini mencapai target.

“Sebab, sesuai Undang-undang, disebutkan 30 persen dari seluruh daratan harus diisi dengan tanaman-tanaman yang bersifat penghijauan. Untuk Provinsi Bali, tanaman penghijauan di daratan baru mencapai 23 persen, sehingga 7 persen lagi akan kita kejar,” tegas Gubernur yang sempat tiga kali periode duduk di Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali (2004-2009, 2009-2014, 2014-2018) ini.

Sementara itu, Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan partainya di bawah kepemimpinan Megawati Soekarnoputri selalu mengamanatkan untuk merawat pertiwi, mencintai lingkungan hidup. Menurut Hasto, hal tersebut merupakan penjabaran konsepsi ‘Memayu Hayuning Bawono’ dan ‘Tri Hita Karana’.

“Dari Bali kita belajar merawat pertiwi, belajar bagaimana pohon dirawat. Tradisi leluhur, mau potong pohon ada upacaranya, karena menghilangkan satu pohon berarti menghilangkan sumber Oksigen. Kesimbangan pemahaman terhadap lingkungan digeloran PDI Perjuangan menjadi kultur partai, karena Bung Karno dan Ibu Megawati juga memiliki jiwa mencintai tanaman,” tandas Hasto dalam arahannya di sela acara penanaman bibit mangrove di Pantai Banyuwedang, Desa Pejarakan, Minggu kemarin.

Hasto pun mengingatkan kembali kepada kader PDIP di Bali, bahwa berpartai bukan hanya mengejar kekuasaan. Versi Hasto, berpolitik adalah membangun peradaban. Hasto pun menceritakan Megawati sangat peduli dengan laut, sehingga ketika ada botol air minum kemasan tidak terpakai, putri sulung mendiang Presiden Soekarno itu memanfaatkannya untuk pembenihan pohon. Alasannya, karena Me-gawati tidak ingin laut sebagai tempat pembuangan sampah raksasa.

“Karena itulah, bagi kita PDIP Perjuangan, berpartai bukan sekadar mengejar kekuasaan, tetapi berpolitik membangun peradaban, termasuk bagaimana menjadi tradisi merawat lingkungan, membersihkan sungai, menyelamatkan mata air dengan penghijauan di hulu sungai,” katanya.

“Itu wajib dilakukan oleh setiap kader partai. Bahkan begitu penting, bagaimana partai memiliki kultur untuk merawat pertiwi ini. Maka, tolok ukur setiap kader partai nantinya juga akan ditentukan oleh berapa banyak pohon yang ditanam. Karena itulah, seluruh kepala daerah, wakil kepala daerah, anggota legislatif, struktural partai dari DPP, DPD, DPC, PAC, Ranting, Anak Ranting, hingga Satgas PDI Perjuangan, mari kita jadikan merawat pertiwi sebagai kultur,” lanjut Hasto.

Hasto mengingatkan mulai sekarang, tiada hari tanpa menanam pohon. Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana juga akan diukur dari prestasi dan kemampuannya untuk menjaga, agar mangrove yang ditanam kemarin betul-betul memiliki hak untuk hidup, dirawat, sehingga 20 tahun lagi kawasan pesisir Pantai Banyuwedang, Desa Pejarakan menjadi hijau.

Sementara, Ketua Satgas Lingkungan Desa Pejarakan, Abdul Hari, mengacungi jempol perhatian PDIP dalam merawat lingkungan. “Saya lihat positifnya, bagaimana masyarakat Indonesia tidak melihat dari warna. Tetapi, melalui HUT ke-49 PDIP ini melakukan konservasi mangrove, salah satu bukti kepedulian lingkungan masyarakat Indonesia yang tergabung dalam partai,” jelas Hari, yang sudah melakukan konservasi mangrove bersama warga Desa Pejarakan sejak tahun 2016.

Menurut Hari, upaya konservasi lingkungan pesisir saat ini perlu didukung oleh semua elemen, baik dari pemerintah, pemerhati lingkungan, maupun masyarakat setempat. Hari menyebutkan, selama 5 tahun berjalan, upaya konservasi mangrove Desa Pejarakan sudah membuahkan hasil, tercermin dari perubahan perilaku masyarakatnya. “Setelah kami edukasi, masyarakat sekarang kondisinya sudah luar bi-asa. Setelah tahu manfaat dan fungsi mangrove, masyarakat sekarang ikut menjaga bersama,” katanya. *k23

Komentar