nusabali

UMKM Bingung untuk Terus Jualan

Harga Bahan Baku Naik

  • www.nusabali.com-umkm-bingung-untuk-terus-jualan

DENPASAR, NusaBali
Harga minyak goreng (migor) yang melambung, berimbas pada pelaku UMKM.

Terutama usaha kuliner seperti gorengan, ayam geprek dan  yang lainnya. Mereka mengaku kebingungan bagaimana ‘cara’ berjualan, karena dikepung kenaikkan harga migor. Tidak saja minyak goreng, tetapi juga bahan baku lainnya, bumbu cabe hingga tepung.

Ni Ketut Sutari, seorang pedagang ayam geprek di jalan raya jurusan Batubulan, Sukawati -  Denpasar mengaku ‘pusing’ dengan kenaikkan harga migor dan bahan baku lainnya. “Minyak terutama mahal sekali, empat puluh ribu dua liter,”  ungkapnya, Kamis (20/1).

Sebagai pedagang ayam geprek, minyak merupakan salah satu kebutuhan utamanya.  Sehari, dia membutuhkan 8 liter minyak. Apalagi dia menggunakan minyak kemasan, bukan curah.

“Agar terjamin kualitas dan rasanya. Kalau bukan minyak kemasan gimana ya,” ujar ibu 3 anak ini.

Itulah yang membuat Sutari bingung. Karena selain migor, harga  bahan- bahan lain juga naik. Cabe  yang awalnya Rp 15 ribu sekilo, kini Rp 45 ribu perkilo. Bahkan pernah tembus Rp 80 ribu lebih sebelum turun, terakhir jadi Rp 45 ribu perkilo. Demikian juga tepung.

”Tiyang menggunakan tepung curah,” ujar Sutari. Harga tepung, untuk tepung curah antara Rp 8,5 ribu – Rp 9 ribu. Sebelumnya rata- rata  Rp 6,5 ribu perkilo. Demikian juga harga daging ayam, dikatakan naik  menjadi Rp 36 ribu perkilo dari Rp 22 ribu perkilo sebelumnya.

Seandainya  harga ayam geprek dinaikkan, dia khawatir konsumen maupun pembeli urung membeli karena kemahalan. Apalagi  daya beli masyarakat dirasakan sepi, akibat  kondisi ekonomi  yang lemah karena pandemi Covid-19.

 “Inilah yang membuat bingung, karena kita dagang kecil-kecilan begini  harga bahan naik,” ucap Sutari.

Kalau berhenti berjualan, Sutari mengaku tidak ada pekerjaan lain sebagai pengganti. Dia sendiri awalnya bekerja di kerajinan perak, namun saat pandemi bisnis tersebut sepi, sehingga memilih jualan ayam geprek.

“ Harapan tiyang (saya) agar lebih murah harga semua barang, seperti dulu,” ujar Sutari. Kesulitan serupa dirasakan pedagang gorengan. Peri, seorang pedagang gorengan di  kawasan Jalan Raya Guwang – Sukawati, Gianyar mengiyakan  harga minyak goreng yang tinggi, berdampak terhadap usaha dia. “ Ya  jelas berpengaruh, “  ujar Peri.

Sementara rata- rata harga bahan pokok  dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Bali (Disdagprin) Kamis (20/1) menunjukan  harga minyak goreng kemasaan Rp 21.000 per liter. Sedang minyak curah  Rp 18.000 perliter. Harga berdasarkan pantauan dari beberapa pasar induk di Denpasar. Diantaranya Pasar Badung, Pasar Nyanglan dan Pasar Kreneng.

Harga  migor  itu  turun  2 persen  dari Rabu (19/1), dimana harga minyak gorengan kemasan rata- rata Rp 21.333 per liter. Sedang harga daging  ayam broiler Rp 43.000 perkilo naik Rp 1.000 atu 2 persen dari hari sebelumnya. *K17

Komentar