nusabali

Diresmikan Walikota Denpasar, Kapasitas TPS3R Desa Pemogan Capai 4 Ton Per Hari

Target Bisa Layani 1.500 Pelanggan

  • www.nusabali.com-diresmikan-walikota-denpasar-kapasitas-tps3r-desa-pemogan-capai-4-ton-per-hari

DENPASAR, NusaBali.com - Desa Pemogan kini punya TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah – Reduce Reuse Recycle). Pamelaspasan TPS3R dilakukan pada Rabu (19/1/2022) di Jalan Taman Pancing, Gelogor Carik, Pemogan, dilanjutkan dengan peresmian oleh Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara.

TPS3R berdiri di atas lahan seluas 14 are milik Pemerintah Provinsi Bali yang dihibahkan dalam bentuk Hak Guna Pakai (HGP). Adapun total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 900 juta yang diambil dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Desa.

“Khusus dana DAK kita belikan mesin saja,” ujar Kepala Desa Pemogan, I Made Suwirya, ditemui pada saat acara.

Disebutkan, pembangunan TPS3R telah mulai dilakukan pada bulan September 2021 dengan pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Kubu Lestari. Setelah dilakukan soft opening, mulai 1 Februari 2021 TPS3R Desa Pemogan akan mulai beroperasi dan dikelola oleh KPP (Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara) Kubu Lestari. 

Di awal beroperasi TPS3R Pemogan akan melayani sekitar 300 pelanggan yang berada di lokasi TPS3R yakni Dusun/Banjar Gelogor Carik. Sampah yang diterima berupa sampah organik, sampah anorganik, maupun sampah residu.

Sampah organik akan diolah menjadi pupuk kompos, sampah anorganik akan dipilah, dan yang masih bernilai akan dijual kepada pengepul. Sedangkan sampah residu akan diangkut menuju TPA Suwung. 

“Harapan kita ke depannya, residu itu hanya 10 persen dari volume sampah yang ada,” kata Ketua KPP Kubu Lestari, I Wayan Mudana.

Dengan jumlah mesin pencacah sebanyak 3 buah, mesin pengayak 2 buah, dan 1 buah mesin conveyor, TPS3R di Pemogan dapat menerima sampah sebanyak 4 ton setiap harinya. Seiring berjalannya waktu, TPS3R ini diharapkan bisa melayani pelanggan sebanyak 1.500 orang.

“Harapan saya ke warga bisa memilah sampah dari sumbernya, karena itu membantu kita di TPS3R bisa meningkatkan volume sampah yang kita kerjakan. Karena kalau masyarakat semakin pintar memilah kami lebih cepat memproses sampah di sini otomatis kualitas dan kuantitas sampah yang bisa kami kerjakan di sini bisa lebih banyak lagi,” ujar Mudana. 

Lebih jauh dikatakan, Desa Pemogan dengan jumlah penduduk mencapai 30.000 orang tidak cukup hanya memiliki 1 TPS3R. Menurutnya diperlukan 4 buah TPS3R untuk mengelola sampah yang dihasilkan penduduk yang mendiami wilayah Desa Pemogan.

Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar, Ida Bagus Putra Wirabawa, berharap masyarakat ikut mendukung eksistensi TP3R di Desa Pemogan. Masyarakat diminta sudah memilah sampah dari rumah agar petugas sampah di TPS3R bisa lebih optimal dalam mengelola sampah. 

“Dengan adanya TPS3R ini kita harapkan bisa menurunkan volume sampah menuju ke TPA Suwung. Kita harapkan masyarakat juga mendukung dengan melakukan pemilahan sampah tingkat rumah tangga,” ujar Kadis. 

Wirabawa mengungkapkan dengan adanya TPS3R di Desa Pemogan, bertambah pula jumlah TPS3R di Kota Denpasar menjadi 14 TPS3R. Dikatakan, pada tahun 2022 akan ada 7 TPS3R lagi yang akan dibangun di Denpasar. 

Sementara itu Walikota Denpasar IGN Jaya Negara  menyampaikan apresiasi atas pembangunan TPS3R Desa Pemogan yang bertepatan dengan Budha Kliwon Matal sebagai komitmen bersama dalam menyelesaikan permasalahan sampah yang ada di Kota Denpasar.

“Komitmen bersama dari semua pihak desa diharapkan pengelolaan sampah dari sumbernya dapat berjalan lancar serta pengolahan sampah dengan  metode 3R yakni Reduce Reuse Recycle selain bermanfaat bagi lingkungan juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sehingga berpotensi terbukanya lapangan pekerjaan yang baru bagi masyarakat sekitar,” ujar Jaya Negara

Pada kesempatan itu Walikota Denpasar juga didampingi Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana, Kabag Adbang Gede Cipta Sudewa, Kabag Protokol dan Komunkasi Pimpinan Dewa Gede Rai, Camat Denpasar Selatan I Wayan Budha,  serta tokoh masyarakat desa setempat. *

Komentar