nusabali

Keluarga Ibu dan Anak Hanyut Gelar Upacara Ngulapin

Mami Sisca 'Wargas' Ungkap Lihat Korban Hanyut, Tapi Gagal Menolong

  • www.nusabali.com-keluarga-ibu-dan-anak-hanyut-gelar-upacara-ngulapin

SINGARAJA, NusaBali
Keluarga korban Ni Luh Wardani, 48, dan Kadek Restini, 9, ibu dan anak asal Kelurahan Banyuning, Kecamatan/Kabupaten Buleleng yang hanyut terseret arus deras di sungai Kalibaru saat berangkat kerja, gelar upacara mulang pakelem dan ngulapin di Eks Pelabuhan Buleleng, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan/Kabupaten Buleleng pada, Minggu (16/1) sore pukul 16.00 Wita.

Pantauan di lokasi, sebelum melangsungkan upacara mulang pakelem dan ngulapin, keluarga korban terlebih dulu melakukan persembahyangan di Pura Segara Eks Pelabuhan Buleleng, yang dipuput Jro Mangku Nyoman Sutaya. Setelah sembahyang, keluarga kemudian berjalan kaki ke pesisir pantai dan menghanyutkan banten pakelem serta seekor bebek.

Prosesi upacara diikuti oleh suami korban Luh Wardani, yakni Putu Mertayasa. Sepupu korban, Komang Budiasa menyampaikan, upacara ini merupakan upaya pencarian secara niskala yang ditempuh pihak keluarga. "Sebagai umat yang beragama Hindu, di samping berusaha melakukan pencarian secara sekala, juga melakukan upaya niskala dengan menggelar upacara ini," ujar Budiasa.

Upacara yang dilakukan berupa menghaturkan banten pejati dengan tujuan agar memberikan kelancaran dalam proses pencarian terhadap korban. "Kami melakukan upacara dengan menghaturkan sesaji dan bebek. Kami berharap agar (korban) secepatnya ditemukan. Saya sudah berkomunikasi dengan pihak SAR dan Polair terkait upaya pencarian. Namun belum ada info keberadaan korban," kata Budiasa.

Sementara itu, upaya pencarian terhadap Luh Wardani dan Restini terus dilakukan. Petugas SAR gabungan dari personel Basarnas, TNI, dan Polri, serta sejumlah relawan melakukan penyisiran sejak pukul 06.00 Wita hingga pukul 16.00 Wita. Namun, hingga operasi pencarian pada hari kedua ditutup, keberadaan korban masih nihil.

Kepala Pos Pencarian dan Pertolongan Basarnas Buleleng, Dudi Librana Marjaya mengatakan proses pencarian dilakukan maksimal hingga 7 hari sejak korban dinyatakan hilang. "Sampai saat ini, pencarian masih nihil. Target belum ditemukan. Besok kami tetap melakukan operasi SAR, dengan misi yang sama. Pencarian maksimal kami lakukan selama 7 hari," ujar Dudi Librana.

Kata Dudi Librana, kegiatan pencarian hari kedua dilakukan dengan menyisir wilayah perairan laut menggunakan 2 unit rubber boat milik Basarnas dan Sat Polairud Polres Buleleng. Meski penyisiran di laut dilakukan hingga 3 Nautical mile (Nm) arah barat dan timur, namun keberadaan ibu dan anak asal Kelurahan Banyuning, Kecamatan/Kabupaten Buleleng itu, belum berhasil ditemukan. Personel SAR juga melakukan penyisiran juga di kawasan pantai, sekitar 2 kilometer ke arah barat maupun timur dari muara sungai korban dilaporkan hanyut  "Kemudian penyisiran juga dilakukan di sungai, dari titik awal lokasi korban dicurigai hanyut sampai ke muara," jelasnya, didampingi Kasat Polairud Polres Buleleng, AKP Wayan Parya dan Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Putu Ariadi Pribadi.

Di sisi lain, peristiwa hilangnya Luh Wardani dan anak keduanya yang bernama Kadek Restini, 9, rupanya disaksikan oleh Ketua Waria dan Gay Singaraja (Wargas) Mami Sisca Sena. Sisca mengatakan, pada Sabtu sekitar pukul 15.00 Wita, dia sedang berada di dapur. Jarak antara rumahnya di Lingkungan Tegal Mawar, Kelurahan Banjar Jawa, Kecamatan Buleleng, dengan lokasi jatuhnya korban sekitar 400 meter.

Saat sedang berada di dapur itu, tiba-tiba ada sejumlah anak berteriak memanggilnya, dan meminta agar dirinya segera membantu Luh Wardani bersama anaknya, yang hanyut terseret arus. Mendengar laporan sejumlah anak-anak itu, Mami Sisca pun bergegas melakukan pengecekan di  sepanjang sungai tersebut. Sisca mengaku saat itu sempat melihat kedua korban.

"Posisi anaknya saat itu saya lihat ada di depan. Kemudian di belakang ada ibunya. Saya hanya lihat bagian kepalanya. Saat itu saya sudah mau melompat ke sungai untuk menolong. Tapi warga tidak mengizinkan, karena arus sungai sangat deras dan banyak sampah," ungkap Sisca.

Selanjutnya, Sisca bergegas menuju ke Eks Pelabuhan Buleleng. Dirinya berharap dapat mencegat kedua korban dari atas jembatan yang ada di Eks Pelabuhan Buleleng. Pasalnya, lokasi itu merupakan muara sungai Kalibaru. Sayangnya, Sisca tidak berhasil menemukan kedua korban. Akhirnya, Sisca melaporkan kejadian itu ke petugas kepolisian.

"Saya mengamati dengan teliti sungai tersebut dari atas jembatan. Namun tidak berhasil menemukan kedua korban. Ada anak-anak yang bermain di Eks Pelabuhan Buleleng, mereka mengaku juga sempat melihat kedua korban. Setelah itu saya langsung melapor ke polisi. Saya sangat sedih melihat ibu dan anak yang hanyut itu. Semoga segera mereka ditemukan," tandasnya. *mz

Komentar