nusabali

Ibu dan Anak Hilang Terseret Arus Sungai

Musibah Saat Hendak Nyeberang Sungai Kalibaru, Buleleng

  • www.nusabali.com-ibu-dan-anak-hilang-terseret-arus-sungai

Akibat terkendala cuaca buruk, hujan deras disertai angin kencang dan gelombang laut tinggi menyebabkan pencarian terkendala. Pencarian akan dilanjutkan hari ini.

SINGARAJA, NusaBali

Cuaca buruk berupa hujan deras disertai angin kencang yang melanda wilayah Kabupaten Buleleng, Sabtu (15/1) memakan korban. Seorang ibu dan anaknya asal Jalan Pulau Batam, Kayupas, Kelurahan Banyuning, Kecamatan/Kabupaten Buleleng Ni Luh Wardani, 48 dan Kadek Restini, 9, hanyut setelah terseret arus deras aliran Sungai Kalibaru, Sabtu siang. Peristiwa tragis ini terjadi saat korban hendak berangkat bekerja. Hingga, Sabtu malam, petugas masih melakukan pencarian terhadap kedua korban. Namun keberadaan kedua korban masih belum ditemukan.

Informasi yang dihimpun, awalnya korban Luh Wardani, yang sehari-hari bekerja sebagai petugas kebersihan lingkungan hendak berangkat bekerja melaksanakan tugasnya mengangkut sampah di kawasan perumahan di lingkungan Kalibaru hingga SMPN 1 Singaraja. Saat itu korban mengajak anaknya yang bernama Kadek Restini, yang masih duduk di bangku kelas III SD.

Sesaat sebelum kejadian korban dan anaknya menyeberang Sungai Kalibaru yang berada di wilayah Kelurahan Banyuning, Buleleng. Tiap kali berangkat kerja, korban biasa menyeberangi Sungai Kalibaru. Cara itu lebih cepat ketimbang menyeberang melalui jembatan. Sebab butuh jalur memutar dari rumah korban menuju tempat biasa bekerja.

Namun, saat hujan mengguyur wilayah tersebut sekitar pukul 14.39 Wita, tiba-tiba arus di Sungai Kalibaru menjadi begitu deras sehingga menghanyutkan Luh Wardani dan putrinya yang saat itu tengah menyeberangi sungai. Peristiwa tersebut sempat dilihat oleh anak-anak yang bermain air hujan di sekitar Sungai Kalibaru.

Keduanya sempat meminta tolong, namun air bah yang sangat deras membawa keduanya terhanyut hingga ke perairan laut Buleleng, melintasi Tukad Buleleng yang bermuara di Eks Pelabuhan Buleleng. Saat di bantaran Tukad Buleleng, keduanya juga sempat terlihat meminta tolong sembari melambaikan tangan. Sayangnya, ibu dan anak ini tak sempat tertolong.

Keluarga korban mulai berdatangan di pantai sekitar eks Pelabuhan Buleleng, begitu mendengar kabar Luh Wardani dan Kadek Restini hilang terseret arus. Kejadian itu kemudian dilaporkan ke petugas terkait. Dari pantauan di Pelabuhan Buleleng, sejumlah warga bersama petugas gabungan tampak berusaha mencari korban.

Namun mereka hanya bisa melakukan pemantauan dari bibir pantai. Sebab, arus sungai dan laut cukup deras, akibat hujan disertai angin kencang. Personel gabungan dari Pos Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Buleleng, TNI AL, BPBD Kabupaten Buleleng, dan Sat Polairud Polres Buleleng dikerahkan ke TKP untuk melakukan pencarian.

Sebagian petugas juga melakukan pemantauan di muara sungai di kawasan Eks Pelabuhan Buleleng yang berjarak sekitar 1 kilometer dari lokasi kejadian korban hanyut, dan sekitarnya. Bahkan, dua unit ambulance dari PMI Kabupaten Buleleng telah disiagakan di sekitar pelabuhan. Sayangnya, hingga kemarin malam sekitar pukul 19.30 Wita keberadaan kedua korban masih belum diketahui.

Saudara korban Luh Wardani, yakni Made Arya Gunawan saat ditemui menuturkan, Luh Wardani biasanya pergi mengangkut sampah dari perumahan di lingkungan Kalibaru hingga SMPN 1 Singaraja. Dia biasanya berangkat pada pukul 14.30 Wita. Korban biasa menyeberangi sungai dengan berjalan kaki jika arus sungai surut atau kadang menggunakan rakit. Cara itu lebih cepat ketimbang menyeberang melalui Jembatan Gempol. Sebab butuh jalur memutar dari rumah korban menuju tempat biasa bekerja. Namun apabila cuaca buruk dan hujan lebat Wardani biasanya tidak pergi bekerja. "Biasanya dia kalau sudah hujan tidak berangkat kerja. Tinggal di rumah saja di Banyuning," katanya.

Arya Gunawan memperkirakan Wardani ikut terseret ketika menolong anaknya saat menyeberangi sungai. "Anaknya memang sering ikut sama ibunya. Kemungkinan saat nyeberang sungai, tiba-tiba banjir. Mungkin anaknya duluan yang turun ke sungai lalu kebawa banjir dan ibunya itu mau nolong anaknya tapi ikut terseret juga," kata Arya Gunawan ditemani suami korban Luh Wardani, yakni Putu Mertayasa yang tak bisa berkata-kata.

Sementara itu, Kepala Pos Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Buleleng, Dudi Librana Marjaya menyampaikan pencarian hingga kemarin petang masih difokuskan dengan melakukan penyisiran di pinggir pantai dan sekitar sungai lokasi kejadian. Pencarian yang dilakukan petugas, terkendala cuaca buruk hujan deras disertai angin kencang dan gelombang laut yang tinggi.

Kata Dudi Librana, Jika pencarian dipaksakan dengan mengerahkan rubber boat ke laut, dikhawatirkan sampah-sampah yang terbawa arus akan merobek rubber boat dan mengancam keselamatan tim pencarian. Petugas pencarian akan menerjunkan rubber boat dan melakukan penyisiran di laut pada, Minggu (16/1) hari ini.

"Terkait pencarian dua korban ini masih terkendala akibat cuaca buruk. Sehingga kami melakukan penyisiran, baik dari arah barat atau timur dari lokasi kejadian. Selanjutnya apabila kondisi baik, pencarian akan kami lanjutkan besok (hari ini) di laut dengan mengerahkan rubber boat," ungkap Dudi Librana. *mz

Komentar