nusabali

Buleleng Barat Dikepung Banjir dan Pohon Tumbang

20 Rumah Warga Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak Tenggelam

  • www.nusabali.com-buleleng-barat-dikepung-banjir-dan-pohon-tumbang

SINGARAJA, NusaBali
Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Buleleng, Selasa (11/1) siang hingga malam, menimbulkan bencana banjir dan pohon tumbang.

Setidaknya, ada 4 desa di Kecamatan Gerokgak, Buleleng Barat, dikepung banjir, yakni Desa Pejarakan, Desa Sumberklampok, Desa Sanggalangit, dan Desa Patas.

Kondisi paling parah terdampak banjir adalah Desa Pejarakan. Menurut Perbekel Pejarakan, Made Astawa, ada 20 rumah warga ‘tenggelam’ oleh banjir. Rumah-rumah yang terendam itu semuanya berada di wilayah Banjar Dinas Banyuwedang. Genangan air yang masuk ke rumah warga dan ladang setinggi 20 sentimeter. Sedangkan genangan di jalan raya Jalur Singaraja-Gilimanuk tingginya mencapai 50 sentimeter.

“Puncaknya terjadi tadi sore (kemarin) sekitar pukul 15.00 Wita. Air memang sudah besar dari kawasan hulu, karena hujan sangat deras dan berlangsung cukup lama. Selain itu, ada masalah di pembuangan air jalur utama, sehingga air meluap ke jalan,” ujar Made Astawa saat dikonfirmasi NusaBali, Selasa petang.

Untungnya, kata Made Astawa, hujan deras yang mengguyur sejak siang pukul 12.00 Wita akhirnya mulai mereda petang pukul 18.30 Wita, sehingga banjir pun berangsur surut. Selain 20 rumah warga tenggelar, banjir di Desa Pejarakan juga menyebabkan tembok pagar rumah warga dan TK Nurul Islam roboh sepanjang 30 meter. “Buat sementara, kerusakan baru dilaporkan di dua titik itu,” terang Made Astawa.

Dihubungi terpisah, Perbekel Patas, I Kadek Sara Adnyana, banjir di wilayahnya sempat menggenangi akses jalan di Jalur Singaraja-Gilimanuk. Ketinggian air mencapai 50 sentimeter, sehingga membuat arus lalulintas sempat tersendat. Sejumlah pengendara memilih berhenti dan menunggu banjir surut untuk keselamatan mereka. “Belum ada laporan keruskan atau luapan air sampai rendam rumah warga di Desa Patas,” ungkap Sara Adnyana saat dihubungi terpisah.

Sementara, Camat Gerokgak, Made Juartawan, mengatakan bencana banjir yang kepung 4 desa, Selasa kemarin, terjadi karena masalah drainase. Rata-rata aliran air dari hulu (selatan, Red) tak ada saluran tembusan menuju hilir (utara) jalan raya. Karenanya, air yang mengalir di irigasi maupun drainase penuh hingga meluap ke badan jalan.

“Aliran dari hulu tidak ada tembusan ke arah pantai, sehingga bermuara di drainase pinggir jalan utama. Karena volume airnya cukup besar, drainase tidak dapat menampung, maka mengakibatkan luapan air ke badan jalan,” jelas Juartawan.

Selain tidak ada terusan saluran air ke arah hilir, kata Juartawan, drainase dan saluran irigasi yang ada juga bermasalah. Juartawan mencontohkan Desa Sanggalangit, di mana sodetan yang mengarah ke sungai lebih tinggi dari drainase, sehingga air tak bisa mengalir maksimal. Selain itu, saluran irigasi di Desa Patas juga rusak karena senderan jebol yang mengakibatkan sedimentasi.

Sementara itu, bencana banjir yang menggenangi badan jalan juga terjadi di wilayah perkotaan Singaraja. Luapan air, antara lain, terjadi di Simpang Empat Pantai Penimbangan-Jalan Ahmad Yani Barat Singaraja, Jalan Laksamana Singaraja di wilayah Desa Baktiseraga (Kecamatan Buleleng), dan Jalan Surapati Singaraja kawasan Kelurahan Kampung Baru (Kecamatan Buleleng).

Selain bencana banjir, petaka pohon tumbang juga terjadi di beberapa titik kawasan Buleleng, Selasa kemarin. Petaka pohon tumbang, antara lain, terjadi di ruas jalan Jalur Seririt-Gilimanuk kawasan Desa Uma Anyar, Kecamatan Seririt, Buleleng. Di sini, pohon santan setinggi 11 meter dengan diameter 50 sentimeter roboh menutupi badan jalan, Selasa sore sekitar pukul 15.00 Wita. Beruntung, tak ada korban jiwa maupun terluka dalam bencana ini.

Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, I Putu Ariadi Pribadi, mengatakan hingga kemarin sore pihaknya masih melakukan penanganan pohon tumbang. “Kami masih di lokasi melakukan penanganan. Tim kami juga sedang bekerja dan melakukan pendataan,” tandas Putu Ariadi yang notabene mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Buleleng. *k23

Komentar