nusabali

Pengusaha Mal Yakin Okupansi Bisa Penuh

Sempat Turun Saat Pandemi

  • www.nusabali.com-pengusaha-mal-yakin-okupansi-bisa-penuh

JAKARTA, NusaBali
Pada 2021 kemarin banyak peritel yang menutup bisnisnya di pusat perbelanjaan atau mal karena terimbas pandemi.

Terlihat banyak took di mal yang tutup, baik pusat perbelanjaan kelas wahid hingga kelas dua, hingga pusat grosir. Selama dua tahun terakhir, sejumlah peritel banyak menutup gerainya, seperti Centro, Matahari, hingga banyak restoran, dan toko merek kecil lainnya. Bahkan, Giant memutuskan hengkang dari Indonesia.

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja tidak menampik bahwa tahun 2021 adalah tahun yang berat. Namun pandangannya pada tahun ini lebih cerah dari tahun lalu, karena penanganan pandemi yang lebih baik.

"Saat ini penyewa sudah mulai semangat lagi, kepercayaan sudah pulih untuk kembali membuka usaha baru karena tren tingkat kunjungan mal meningkat sejak pemerintah memberlakukan pelonggaran mulai awal Agustus 2021 lalu," jelasnya seperti dilansir CNBC Indonesia, Senin (10/1).

Dia melihat tren perbaikan akan terjadi pada tahun 2022 ini, dimana dari beberapa indikator menunjukkan sentimen positif. Mulai dari angka vaksinasi sudah mencapai 100 juta penduduk lebih, dan pemerintah menargetkan 70% populasi di RI sudah mendapat vaksin lengkap pada Maret atau April 2022.

"Vaksinasi booster juga mau dimulai ini menjadi faktor positif yang akan mendorong pemulihan usaha," jelasnya.

Sementara dari tingkat okupansi dari penyewa ruang mal yang berada pada tahun 2020-2021 hanya 70% dipatok menjadi 80% atau naik 10% pada tahun ini.

"Kondisi sektor usaha tahun 2022 diperkirakan akan jauh lebih baik dari 2020 dan 2021," jelasnya. Sebelumnya dalam riset Colliers Indonesia, tingkat okupansi ruang mal yang disewa peritel menurun drastis atau mencapai 9% pada 2021, jika dibandingkan sebelum pandemi pada 2019 lalu untuk wilayah pusat bisnis (CBD). Sementara jika dibandingkan pada 2020 lalu, okupansi mal turun 5% pada 2021, sehingga saat ini bertengger pada tingkat 70%.

Lalu pada wilayah pinggiran Jakarta, tercatat okupansi tenant pada 2021 turun 5% dari tahun sebelumnya, lalu turun 9% dibanding masa sebelum pandemi. Atau berada di tingkatan 70%.

Jika dibandingkan tahun 2016, tingkat keterisian mal berada di atas 85% atau mendekati penuh secara rata-rata, meski terus menurun dari tahun ke tahun, pada 2020 di bawah 80% dan 2021 hanya 70%.

"Jumlah toko yang dibuka relatif rendah di mal yang baru beroperasi, sekali lagi karena dampak dari pandemi juga menurunkan rata-rata tingkat hunian baik di Jakarta maupun di sekitarnya," demikian rilis hasil riset Colliers Indonesia, Senin (10/1). *

Komentar