nusabali

Ajak Yowana Seluruh Bali Jaga Keamanan dan Tegakkan Protokol Kesehatan

Pasikian Pecalang Bali Kawal Surat Gubernur tentang ‘Penegasan Pembuatan dan Pawai Ogoh-ogoh Nyepi’

  • www.nusabali.com-ajak-yowana-seluruh-bali-jaga-keamanan-dan-tegakkan-protokol-kesehatan

DENPASAR, NusaBali
Manggala Agung Pasikian Pecalang Bali, I Made Mudra, siap kawal Surat Gubernur Bali Nomor: 8.19.430/287/Kes/DISBUD tentang ‘Penegasan Pembuatan dan Pawai Ogoh-ogoh Menyambut Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1944’, tertanggal 4 Januari 2022, yang ditujukan kepada para bupati/walikota se-Bali.

Dalam hal ini, Pasikian Pecalang Bali ajak para yowana (teruna) jaga keamanan dan protokol kesehatan saat pawai ogoh-ogoh nanti.


Made Mudra mengatakan, karena dalam Surat Gubernur Bali tersebut terkait dengan keamanan, maka pecalang sangat siap memberikan pengamanan apabila nantinya ada yowana di desa adat hingga di tingkat kabupaten/kota se-Bali melakukan kegiatan pawai ogoh-ogoh. Menurut Made Mudra, Gubernur Bali Wayan Koster sudah berpikir bijaksana di masa pandemi Covid-19 ini, dengan memberikan ruang kreativitas kepada generasi muda untuk berkesenian, yakni membuat ogoh-ogoh Nyepi Tahun Baru Saka 1944.

"Atas hal ini, kami di Pasikian Pecalang Bali tetap mengajak para yowana untuk ikut berwaspada selama berkegiatan ogoh-ogoh, dengan cara menerapkan protokol kesehatan yang ketat," ujar Made Mudra dalam keterangan persnya yang dirilis Pemprov Bali, Senin (10/1).

"Kami tekankan agar semua bisa menekan gejolak sebaran Covid-19. Jangan sampai kegiatan ogoh-ogoh menimbulkan klaster baru, karena pandemi ini belum usai, meskipun kondisi sudah melandai," lanjut tokoh pecalang asal Desa Pemecutan Kelod, Kecamatan Denpasar Barat ini.

Made Mudra menyebutkan, agar pawai ogoh-ogoh saat malam Pangrupukan Nyepi (sehari sebelum Nyepi Tahun Baru Saka 1944) berjalan dengan aman di setiap desa adat di Bali, maka pihaknya telah koordinasi dengan Pasikian Yowana Kabupaten/Kota se-Bali, Senin kemarin. "Dalam koordinasi tersebut, kami menekankan yowana untuk terlibat bersama menjaga ketertiban dan keamanan, serta mengantisipasi penyebaran Covid-19. Pasikian Yowana ikut berperan mensosialisasikan Surat Gubernur tersebut kepada yowana di setiap desa adat," papar Made Mudra.

Sementara, Pasikian Yowana Kabupaten/Kota se-Bali mengapresiasi Surat Gubernur Bali Nomor: 8.19.430/287/Kes/DISBUD tentang ‘Penegasan Pembuatan dan Pawai Ogoh-ogoh Menyambut Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1944’. Pasalnya, surat tersebut dianggap sebagai obat kerinduan berkesenian para yowana.

Manggala Yowana Kabupaten Gianyar, Pande Made Widia, mengatakan Pemprov Bali di bawah Gubernur Koster sangat mengapresiasi kreativitas seni generasi muda, terutama dalam pembuatan ogoh-ogoh Nyepi. Menurut Made Widia, ajang kreativitas yowana dalam pembuatan dan pawai ogoh-ogoh Nyepi sempat ditiadakan, karena pandemi Covid-19 yang berlangsung selama hampir 2 tahun sejak Maret 2020 lalu.

Namun, kata Pande Widia, sekarang keluar kebijakan Gubernur Koster yang mengapresiasi kreativitas seni generasi muda. "Bapak Gubernur telah menjawab kerinduan kami untuk berkreasi sebagai upaya pelestarian seni dan budaya Bali," tandas Pande Widia secara terpisah, Senin kemarin.

Pande Widia pun mengajak seluruh yowana di desa adat yang membuat ogoh-ogoh, agar menggunakan bahan yang ramah lingkungan dan memiliki nilai-nilai kebudayaan Bali. "Momentum yang baik ini, harus kita manfaatkan sebaik mungkin. Ogoh-ogoh harus dimaknai sebagai aksi bergotong royong dalam berkesenian antar sesama yowana," papar seniman muda asal Desa/Kecamatan Tegallalang, Gianyar ini.

Menurut Pande Widia, Surat Gubernur Koster juga sekaligus ajang mengkampanyekan kepada publik bahwa ogoh-ogoh yang dibuat sejalan dengan semangat Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai, yakni melalui pembuatan ogoh-ogoh yang ramah lingkungan. Pemilik Sanggar Seni Brahma Manu Wisesa ini pun mengajak para yowana di desa adat untuk ikut serta menjalankan amanat pemerintah pusat, yakni tetap disiplin menerapkan protokol ksehatan Covid-19, di dalam pelaksanaan pawai ogoh-ogoh nanti.

Sementara itu, seniman-akademisi yang kini Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Prof Dr I Wayan Kun Adnyana MSn SSn, mengungkapkan terbitnya Surat Gubernur Bali Nomor: 8.19.430/287/Kes/DISBUD tentang ‘Penegasan Pembuatan dan Pawai Ogoh-ogoh Menyambut Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1944’ merupakan bentuk apresiasi atas kreativitas para yowana. "Jadi, ini merupakan respons positif dari Gubernur Koster dan Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali kepada yowana," ujar Prof Kun Adnyana, Senin kemarin.

Mantan Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali ini pun berharap pembuatan ogoh-ogoh, terutama dari segi bahan dan material, agar tidak menggunakan styrofoam dan plastik. Bahan yang digunakan lebih mengutamakan kreativitas dengan menggunakan material ramah lingkungan atau bahan-bahan alam, seperti ijuk, kerangka bambu, dan daun-daun kering.

Prof Kun Adnyana menyebutkan, dalam pembuatan ogoh-ogoh selama ini, kalangan yowana sudah sangat kreatif, termasuk ketika memilih subjek karya ogoh-ogoh hingga bentuk yang terkadang memakai metode rakit dengan paduan teknologi kinestetik berupa gerakan-gerakan unik. “Kreativitas seperti ini tentu positif, terlebih mendapat pelindungan dari Gubernur Bali dan MDA," katanya. *nat

Komentar