nusabali

Cerdas Spiritual Berkelindan Merdeka

  • www.nusabali.com-cerdas-spiritual-berkelindan-merdeka

Kecerdasan spiritual berkelindan dengan perayaan Hari Kemerdekaan RI ke-76! Ketidakmerdekaan amat terkait dengan kekurangmampuan?

Seperti diabetes, tubuh tidak mampu menggunakan glukosa darah ke dalam sel, sehingga glukosa menumpuk dalam darah. Seperti glukosa darah, penempatan perilaku harus dalam konteks makna yang lebih kaya, bukan justru memiskinkan.

Mengonsumsi makanan berlemak secara berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah dan menurunkan kadar kolesterol baik (HDL) di dalam tubuh. Kondisi ini adalah awal mula terjadinya penyakit jantung dan stroke! Oleh karenanya, kecerdasan spiritual amat dibutuhkan, bukan kecerdasan intelektual! Ketika kepanikan dan kegundahan melilit bagai tali putri genit yang parasite, maka kecerdasan intelektual akan terkena stroke!

Kecerdasan spiritual (SQ) adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan kehidupan. Ia mencakup nilai-nilai dan keutuhan diri untuk menempatkan perilaku dalam konteks makna lebih luas dan kaya. Kecerdasan spiritual dapat menilai tindakan atau jalan hidup agar lebih bermakna. Menurut Ary Ginanjar Agustian, seorang motivator Indonesia, tokoh pembangunan karakter dan penggiat transformasi budaya perusahaan, berpendapat bahwa SQ merupakan jenis kecerdasan yang paling penting. Karena, SQ merupakan landasan untuk membangun kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosional (EQ). Simpulannya, SQ merupakan kecerdasan tertinggi!

Seperti manusia, ia adalah homo sapiens dan homo ludens. Dari ke-tiga ciptaan-Nya, manusia memiliki bayu, sabda , idep. Tiga kekuatan, yaitu bayu, kekuatan nafas; sabda, kekuatan suara; dan idep, kekuatan pikiran. Dengan didampingi ketulusan dan kerendahan hati, merasa nyaman dalam ketidaktahuan, percaya pada kebijaksanaan hidup, berbagai masalah bisa teratasi!

Tatkala seseorang dalam keadaan sakit, ia perlu kenyamanan. Sebab, saat stress, kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk melawan antigen (benda asing) akan berkurang. Untuk itulah, pasien terkadang diberikan obat penenang dan sejenisnya. Agar ia nyaman, pikirannya sehat, sebagaimana ungkapan ‘tubuh yang sehat berasal dari pikiran yang sehat’, obat tidur diberikan agar berjumpa kenyamanan dalam istirahatnya, berusaha supaya sang jiwa tetap waras!

Berbagai upacara ‘pemayuh jagat’ digelar dan ‘tirtha suci’ dipercikkan, kesemuanya merupakan upaya mitigasi lewat kearifan lokal.  Doa-doa terucap tak putus-putus,  permohonan kepada Ida Bhatara dipanjatkan,  untuk memeroleh pikiran tenang dan jiwa seolah terlahir kembali. Mencari ketenangan dan kekuatan lewat kearifan lokal merupakan jenis kecerdasan spiritual!

Segala proses keagamaan Hindu di Bali selalu dimulai dan diakhiri dengan tirtha. Menurut esensi dan fungsinya , air bermakna untuk membersihkan mulut dan tangan. Kedua,  berfungsi sebagai tirtha untuk penyucian. Secara spesifik, tirtha berfungsi untuk membersihkan diri dari kecemaran pikiran. Pemakaiannya, yaitu dengan cara dipercikkan di kepala, diminum, dan diusapkan pada wajah. Perilaku simbolik ini merupakan pembersihan bayu, sabda, dan idep. Selain tirtha, bija dan bhasma yang disebut “Gandhaksta” sebagai pemungkasnya. Kecerdasan spiritual demikian tidak bisa disepadankan dengan kecerdasan intelektual barangkali.

Secara politis dan sosiologis, proklamasi mengandung arti bahwa bangsa Indonesia terbebas dari penjajahan bangsa asing dan memiliki kedaulatan untuk menentukan nasibnya sendiri dalam suatu kerangka Negara Kesatuan Repbulik Indonesia. Kemerdekaan dalam perspektif kecerdasan spiritual menunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, kemerdekaan itu adalah berkat dari Tuhan Yang Maha Esa! Jadi, apa yang sudah, sedang, dan akan terjadi adalah Kekuasaan-Nya!  Dengan tiga kekuatan yang dimiliki, ketulusan dan kesabaran, kenyamanan hati, keyakinan pada kebijaksanaan hidup, berbagai masalah bisa teratasi serta kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk melawan antigen meningkat. Semoga. *

Prof.Dewa Komang Tantra,MSc.,Ph.D.

Komentar