nusabali

Dewi Siap Tampung Turis untuk Karantina

  • www.nusabali.com-dewi-siap-tampung-turis-untuk-karantina

Jika direalisasi, aturan yang ada harus mensupport pelaksanaan karantina di Bali

DENPASAR,NusaBali
Desa wisata (Dewi) di Bali  mendukung Bali sebagai ‘pulau karantina’ . Tidak hanya mendukung, desa wisata juga siap dengan fasilitas dan sarana jika dipilih menjadi tempat  karantina. Tidak hanya ‘menjual’ view atau pemandangan alam pedesaan setempat, tetapi juga fasilitas seperti hotel, villa dan home stay  yang sudah menerapkan protokol CHSE.

"Jumlahnya cukup banyak, " ujar Ketua Forum Komunikasi Desa Wisata (Forkom Dewi) Bali, I Made Mendra Astawa, Rabu(5/1).

Akomodasi-akomodasi tersebut diantaranya di Desa Munduk Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. Di Desa Pengelipuran Bangli, Desa Belimbing Sari di  Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, di Desa Pinge Tabanan,  Desa Taro Tegallalang, di Desa Munggu Mengwi, Kabupaten Badung dan desa wisata lainnya.

"Dari 179 desa wisata yang ada, banyak yang memiliki akomodasi," ujar Mendra yang juga pengurus di Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI)Bali.

Kata dia akomodasi-akomodasi di desa wisata- wisata tersebut siap  dijadikan  tempat  untuk  karantina. Karena sudah menerapkan prokes/CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability).

Walau belum jelas persis, Mendra Astawa memastikan  jumlah akomodasi desa wisata di Bali  mencapai puluhan bahkan ratusan lebih.

 “Di Ubud misalnya kan banyak itu,” kata Mendra Astawa. Karena itu lanjut Mendra, jika Pemerintah nanti benar  menjadikan Bali sebagai pulau karantina, Forkom Dewi  mendukung dan siap menjalankan. Karena memang  infrastrukturnya sudah siap.

Terpisah Koordinator Aliansi Masyarakat Pariwisata Bali (AMPB) I Gusti Kade Sutawa, menyambut baik rencana usulan Bali oleh Menparkeraf Sandiaga Salahuddin Uno, sebagai ‘pulau karantina’. “Ya, bagus lah jika memang begitu,” ujarnya dihubungi terpisah.

Karena itu kata IGK Sutawa, aturan  yang ada harus mensupport berjalannya program tersebut. “Termasuk wisman bisa dikarantina di Bali,” ujar. Karena itu aturan harus memungkinkan, misalnya pesawat luar bisa landing langsung ke Bali.  Sedang sejauh ini, wisman  atau orang asing yang datang ke Indonesia, harus karantina di Jakarta. Setelah itu baru mereka dibolehkan ke luar termasuk ke Bali.

“Untuk itu harus disamakan status Bandara Ngurah Rai dengan di Jakarta (Bandara Soekarno – Hatta di Banten),” kata IGK Sutawa.

Tegasnya, bukan hanya PMI (pekerja migran Indonesia), namun wisman juga bisa dikarantina di Bali. Untuk itu, IGK Sutawa menyatakan penerbangan direct maupun tidak direct bisa mendarat di Bandara Ngurah Rai. Selama ini memang ada penerbangan langsung untuk 19 negara, namun belum ada yang terbang langsung ke Bali.

“Karena load factor. Tak mungkin mereka (maskapai) angkut beberapa wisman hanya  terbang ke Bali,” kata IGK Sutawa.

Karenanya  mesti  ada fleksibilitas, pesawat luar boleh transit di tempat atau bandara lain sebelum  terbang ke Bali. kembali. Juga regulasi sebelum pandemi, kata  IGK Astawa diminta berlakukan  kembali. Diantaranya soal visa on arrival (VOA). “Itu (VOA) diterapkan lagi, “ ujar dia. *K17

Komentar