Pembangunan Candi Gelung Besakih Tuntas, Tinggal Melaspas

Upacara melaspas masih mencari dewasa ayu atau hari baik. Bendesa Adat Besakih, Jro Mangku Widiartha, akan nunasang dewasa ayu ke Geria Aan, Klungkung. Sebelumnya telah menggelar upacara mendem daging cupu manik catur mustika di luhur Candi Gelung Kori Agung dipuput Ida Sri Bahawan Nata Nawa Wangsa Pemayun dari Geria Kedhatuan Kawista Belatungan, Kecamatan Pupuan, Tabanan, Wraspati Kliwon Merakih, Kamis (12/12).

Bendesa Adat Besakih Jro Mangku Widiartha mengungkapkan, seluruh pengerjaan Candi Gelung Kori Agung telah kelar ditambah dua candi pengapit. Mendem dagung cupu manik catur mustika di luhur Candi Gelung Kori Agung terdiri dari empat cupu manik yakni warna merah, putih, kuning, dan hitam. Pamangku Pura Penataran Agung Besakih, I Gusti Mangku Jana juga mengaku belum mengetahui rencana melaspas Candi Gelung Kori Agung.

Dijelaskan, tiga candi dibongkar dan dibangun kembali menggunakan batu tabas. Pembongkaran dan membangun ulang karena mudra (mahkota) candi gelung roboh disambar petir, Sabtu 28 Maret 2020. Walau yang tersambar petir hanya mudra, dua candi pengapit juga dibongkar karena dinilai leteh secara niskala. Biaya pembangunan Candi Gelung Kori Agung Pura Penataran Agung Besakih senilai Rp 3,787 miliar dikerjakan selama 150 hari. Sumber anggaran dari Dinas PUPR Provinsi Bali.

Candi setinggi 18,7 meter itu dibangun tahun 1978 jelang Karya Agung Eka Dasa Rudra tahun 1979. Pembongkaran tiga candi melibatkan 30 pekerja lokal dikoordinasikan Kelian Pamaksan Penataran Kawan Jro Mangku Tiadnya dan Kelian Pamaksan Penataran Kanginan I Nengah Watra. Candi gelung di Pura Penataran Agung Besakih merupakan batas mandala I dengan mandala II dari tujuh mandala di Pura Penataran Agung Besakih. *k16