nusabali

Meski Muncul Isu Omicron, PTM SMA/SMK Jalan Terus

Gubernur Minta Masyarakat Jangan Panik

  • www.nusabali.com-meski-muncul-isu-omicron-ptm-smasmk-jalan-terus

DENPASAR, NusaBali
Gubernur Bali Wayan Koster menanggapi santai kemunculan kasus positif Covid-19 varian Omicron yang menginfeksi wisatawan domestik asal Surabaya, Jawa Timur sepulang dari liburan di Bali.

Gubernur Koster meminta masyarakat Bali jangan panik, tapi tetap taat dengan protokol kesehatan. Sementara, pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah SMA/SMK dan SLB se-Bali juga tetap berjalan sesuai rencana.

Gubernur Koster memastikan seluruh aktivitas masyarakat, bahkan sampai kegiatan internasional yang akan berlangsung di Bali, tidak terpengaruh oleh isu varian Omicron ini. Isu varian Omicron juga tidak mempengaruhi proses keluar masuknya wisatawan, baik melalui jalur bandara maupun pelabuhan laut.  

"Semuanya normal, yang penting wisatawan juga displin melaksanakan protokol kesehatan," ujar Gubernur Koster seusai melantik 113 pejabat Eselon II, Eselon III, dan Eselon IV di Gedung Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernuran, Niti Mandala Denpasar, Senin (3/1) sore. Disebutkan, orang-orang yang sempat kontak erat dengan Wisdom asal Surabaya terpapar varian Omicron, juga sudah ditracing dan dilakukan swab PCR.

Disinggung soal agenda kegiatan international di Bali yang bisa terpengaruh dengan kemunculan varian Omicron, menurut Gubernur Koster, ke depan akan dilakukan kajian sambil melihat situasi dan perkembangan. "Kita lihat nanti, tunggu perkembangan ke depan, mudah-mudahan aman," tegas Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.

Sementara itu, pelaksanaan kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) siswa SMA/SMK dan SLB di Bali juga tidak terpengaruh dengan isu varian Omicron. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Provinsi Bali, I Ketut Ngurah Boy Jayawibawa, mengatakan PTM 100 persen yang befrlangsung sejak Senin kemarin tetap jalan terus.

Menurut Ngurah Boy, kegiatan PTM 100 persen sudah dilaksanakan penuh 6 jam sehari di 158 SMA/SMK dan SLB se-Bali, sejak Senin kemarin. “PTM tidak terpengaruh oleh adanya wisatawan terinfeksi varian Omicron sepulang dari liburan ke Bali. PTM jalan terus, kita laksanakan 6 jam per hari,” jelas Ngurah Boy yang ditemui di tempat sama, kemarin sore.

Hanya saja, kata Ngurah Boy, jika dalam perjalanannya nanti ada siswa atau guru di sekolah yang positif Covid-19, maka kegiatan PTM akan dihentikan sementara sampai situasi benar-benar pulih. Itu Protap yang sudah disiapkan.

Terkait masalah varian Omicron, menurut Ngurah Boy, pihaknya segera akan koordinasi lagi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Hal ini untuk mengetahui perkembangan penyebaran varian Omicron di Bali. "Kami akan terus komunikasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan Satgas Penanggulangan Covid-19 Provinsi Bali," tandas birokrat asal Desa Kalianget, Kecamatan Seririt, Buleleng ini.

Dikonfirmasi terpisah, Kadis Kesehatan Provinsi Bali dr I Ketut Suarjaya MPPM membeber ketentuan PTM di sektor pendidikan menggacu Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pendidikan-Kebudayaan-Riset-TGeknologi, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri. Berdasarkan SKB 4 Menteri dengan Nomor 05/KB/2021, Nomor 1347 Tahun 2021, Nomor HK.01.08 MENKES-/6678/2021, Nomor 443-5847 Tahun 2021 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19 ini, yang paling ditekankan adalah masalah penegakan protokol kesehatan (Prokes).

"Dalam pelaksanaan PTM yang mengikuti Prokes ketat ini berkoordinasi bersama Satgas Penanganan Covid-19, Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota," ujar Suarjaya.

Menurut Suarjaya, pembelajaran dilaksanakan dengan PTM 100 pesren maksimal 6 jam pelajaran, dengan waktu jeda/istirahat dilakukan di pertengahan jam pelajaran selama 20 menit. "Kegiatan istirahat juga dilakukan dengan tetap berada di dalam lingkungan satuan pendidikan. Kantin tidak boleh buka. Siswa membawa makanan dan minuman sendiri," tegas birokrat asal Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, Bu-leleng ini.

Suarjaya juga membenarkan kegiatan belajar mengajar di sekolah harus dihentikan, jika ada siswa atau guru yang positif Covid-19. "Kalau ada yang positif Covid-19, sekolah langsung ditutup," katanya. *nat

Komentar