nusabali

Kendalikan Inflasi, Pemkab Buleleng Gandeng Dua Perusahaan Daerah

  • www.nusabali.com-kendalikan-inflasi-pemkab-buleleng-gandeng-dua-perusahaan-daerah

SINGARAJA, NusaBali
Pemerintah Kabupaten Buleleng selama tahun 2021 ini, menggandeng dua perusahaan daerah (perusda) untuk mengendalikan inflasi di Buleleng.

Dua perusahaan daerah tersebut yakni Perusda Pasar Argha Nayottama dan PD Swatantra, bertugas membantu pemasaran hasil pertanian. Sinergi ini pun diklaim Pemkab Buleleng mampu menstabilkan inflasi di Buleleng.

Data Bagian Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Setda Buleleng, besaran inflasi di Buleleng data November 2021 terakumulasi 0,67 persen. Inflasi yang terjadi selama 11 bulan terakhir cukup stabil, meski sempat mengalami deflasi lima kali dalam tahun ini.

Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Buleleng, Ni Made Rousmini mewakili Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengatakan, inflasi merupakan prasyarat pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkesinambungan. Selain juga berperan penting untuk meningkatkan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Buleleng. Hal tersebut disampaikan saat membuka High Level Meeting TPID Kabupaten Buleleng di ruang rapat kantor Bupati Buleleng, Kamis, (23/12).

“Pemkab Buleleng selama ini sudah mengambil sejumlah kebijakan untuk menjaga inflasi daerah. Salah satunya dengan sinergi pemasaran hasil pertanian Buleleng melalui perusahaan daerah, ini yang tetap menjaga kestabilan harga dan juga inflasi di Buleleng,” jelas Rousmini.

 Kebijakan lainnya juga dilaksanakan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Buleleng, yakni pemanfaatan dan konsumsi beras lokal petani Buleleng, Peken Pro Tani, pemantauan stok dan harga berkala hingga stimulan modal usaha untuk Lumbung Pangan Masyarakat (LPM).

Sementara itu, Deputi Direktur Bank Indonesia Perwakilan Bali Donny Heatubun mengatakan, pengendalian inflasi harga kebutuhan pangan merupakan hal mendasar untuk menjaga daya beli masyarakat.

Menurutnya dalam pengendalian inflasi terpenting dapat menjaga harga kebutuhan dasar masyarakat. “Dengan harga yang stabil, daya beli masyarakat terjaga, perekonomian masyarakat juga terus berjalan,” ucap Donny Heatubun. Dia pun meminta kepada kepala daerah segera mengambil kebijakan jika ditemukan indikasi beberapa komoditi mengalami inflasi.

Sejauh ini berdasarkan hasil survey pemantauan harga komoditas oleh TPID Buleleng, penyumbang inflasi periode Desember 2021 dari kelompok makanan adalah cabai rawit, minyak goreng,  telur ayam, cabe merah dan ikan tongkol. Sedangkan penyumbang deflasi (penurunan harga) antara lain daging ayam, canang sari,  bawang merah, jeruk, tomat dan buah.*k23

Komentar