nusabali

Tenganan Siapkan 120 Ikat Kain Gringsing

Desa Wisata Dukuh Penaban Siap Terima Delegasi KTT G-20

  • www.nusabali.com-tenganan-siapkan-120-ikat-kain-gringsing

AMLAPURA, NusaBali
Dua desa wisata di Kabupaten Karangasem langsung berbenah, setelah dipastikan akan menjadi tempat kunjungan delegasi Konferensi Tingkat Tinggi Group of Twenty (KTT G-20), Oktober 2022 mendatang.

Kedua desa wisata tersebut masing-masing Desa Adat Dukuh Penaban (Kecamatan Karangasem) dan Desa Adat Tenganan Pagringsingan (Kecamatan Manggis). Bahkan, Desa Adat Tenganan Pagringsingan sudah siapkan 120 ikat kain Gringrisng.

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Adat Dukuh Penaban, I Nengah Sudana Wiryawan, mengatakan pihaknya telah berbenah setelah desa wisata yang mengandalkan ‘Museum Pustaka Lontar’ di Banjar Dukuh Bukit Ngandang ini di-tetapkan oleh Forum Komunikasi Desa Wisata (Prkom Dewi) sebagai salah satu dari 10 desa wisata di Bali yang akan dikunjungi delegasi KTT G-20. “Kami telah melakukan bersih-bersih yang melibatkan teruna-teruni dan anggota PKK," jelas Sudana Wiryawan saat dikonfirmasi Nusabali di Desa Adat Dukuh Penaban, Jumat (17/12) siang.

Sudana Wiryawan menyebutkan, sebelum Desa Adat Dukuh Penaban ditetapkan masuk agenda kunjungan delegasi KTT G-20, kata Sudana Wiryawan, Objek Museum Pustaka Lontar sudah rutin dilakukan penataan dengan cara membersihkan areal dari depan hingga ke seluruh bangunan. Nah, mendekati pelaksanaan KTT G-20, pembersihannya lebih dioptimalkan.

"Pengunjung dari delegasi KTT G-20 nantinya akan kami arahkan untuk menyimak ratusan cakep lontar yang ada di Museum Pustaka Lontar. Mereka juga akan diajak ke lokasi pembuatan lontar," terang Sudana Wiryawan.

Ditambahkannya, di museum ini telah tersedia daun lontar, pisau untuk nyurat aksara Bali, serta bantalan, meja, dan alat pendukung lainnya. "Kami juga akan demonstrasikan teknis nyurat aksara Bali di daun lontar, dengan dituntun kurator Ida I Dewa Gede Catra," katanya.

Menurut Sudana Wiryawan, Desa Adat Dukuh Penaban kini tinggal menunggu ke-datangan utusan dari penyelenggara KTT G-20. Jika ada petunjuk yang perlu diper-siapkan secara khusus, tentu akan dilakukan. Misalnya, apa perlu disiapkan perangkat gambelan gol untuk menyambut delegasi KTT G-20?

"Bila perlu, kami akan siapkan kuliner khas Desa Adat Dukuh Penaban, salah satunya lawar jepun, yaitu masakan lawar yang berbahan baku daun jepun," tandas Sudana Wiryawan.

Sementara itu, Ketua Pokdarwis Desa Adat Tenganan Pagringsingan, Putu Wiadnyana mengakui desanya masuk daftar 10 desa wisata di Bali yang akan dikunjungi delegasi KTT G-20. Dari Karangasem, Desa Adat Tenganan Pagringsingan masuk bersama Desa Adat Penaban.

Sedangkan 8 desa wisata lainnya di Bali yang dipilih sebagai tempat kunjungan delegasi KTT G-20 adalah Desa Wisata Blimbingsari di Desa Blimbingsari (Kecamatan Melaya, Jembrana), Desa Wisata Bakas di Desa Bakas (Kecamatan Banjarangkan, Klungkung), Desa Wisata Jatiluwih di Desa Jatiluwih (Kecamatan Penebel, Tabanan), Desa Wisata Pinge di Desa Baru (Kecamatan Marga, Tabanan), Desa Wisata Munggu di Desa Munggu (Kecamatan Mengwi, Badung), Desa Wisata Penglipuran di Kelurahan Kubu (Kecamatan Bangli), Desa Wisata Taro di Desa Taro (Kecamatan Tegallalang, Gianyar), dan Desa Wisata Sambangan di Desa Sambangan (Kecamatan Sukasada, Buleleng).

"Kami juga masih menunggu kedatangan utusan dari KTT G-20, tentang apa saja yang perlu dipersiapkan," jelas Putu Wiadnyana saat dikonfirmasi NusaBali terpisah di Desa Adat Tenganan Pagringsingan.

Secara teknis, kata Putu Widiadnyana, pihaknya telah siap menyambut kedatangan delegasi KTT G-20, lengkap dengan sambutan krama mengenakan pakaian Adat Tenganan Pagringsingan. Mereka akan mengenakan ciri khas Kain Gringsing, diiringi tabuh selonding. Desa Adat Tenganan Pagringsingan juga siapkan kuliner khas Desa Bali Aga tersebut.

Sedangkan Bendesa Adat Tenganan Pagringsingan, Putu Suarjana, mengatakan pihaknya menyiapkan 120 ikat Kain Gringsing berupa selendang. Kain tersebut disiapkan atas pesanan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, untuk delegasi KTT G-20.

"Beberapa kain ikat Gringsing ada yang tengah finishing, sebagian lagi sudah jadi," jelas Putu Suarjana saat ditemui NusaBali di kediamannya kawasan Banjar Adat Kauh, Desa Adat Tenganan Pagringsingan, Kamis (9/12) lalu.

Menurut Suarjana, kain tersebut sudah dipesan Andiaga Uno saat berkunjung ke Desa Adat Tenganan Pagringsingan, 24 September 2020 lalu. Proses pengerjaan Kain Gringsing memang membutuhkan waktu cukup lama, yang dilakukan kaum ibu rumah tangga dengan cara menenun. Untuk Kain Gringsing ukuran 120 cm v 20 cm saja memerlukan waktu sampai setahun lebih, mulai dari menyiapkan warna, proses pewarnaan, pengeringan benang, memintal benang, membuat desain, hingga menenun.

Sedangkan Koordinator Penenun Gringsing Desa Adat Tenganan Pagringsingan, Ni Kadek Susilawati, menyanggupi untuk layani pesanan Sandiaga Uno yang order 120 selendang Kain Gringsring. "Paling tidak, kami membutuhkan tenaga sekitar 400 orang untuk mengerjakan 120 selendang Gringsing itu. Prosesnya cukup lama, paling cepat tuntas 1,5 tahun," terang Kadek Susilawati, seraya menyebut stu ikat selendang Grinsing dijual seharga Rp 1,1 juta.

Ketua PHRI Karangasem, I Wayan Kariasa, mengapresiasi pesanan 120 ikan selendang Gringsing dari Sandiaga Uno. Ini praktis memberdayakan penenun yang ada di Desa Adat Tenganan Pagringsingan. "Aaktivitas menenun Gringsing juga jadi daya pikat wisatawan yang berkunjung ke Desa Adat Tenganan Pagringsingan," jelas Kariasa. *k16

Komentar