nusabali

Desa Sukadana Bertekad Tuntaskan Pelayanan Air di Tahun 2022

  • www.nusabali.com-desa-sukadana-bertekad-tuntaskan-pelayanan-air-di-tahun-2022

AMLAPURA, NusaBali
Pemerintah Desa Sukadana, Kecamatan Kubu, Karangasem bertekad menuntaskan pelayanan air bersih yang tersisa di dua banjar yakni Banjar Nusu dan Banjar Kayuaya.

Di Banjar Kayuaya telah dibangun reservoar untuk menampung air, tinggal suplai air melalui jaringan pipa. “Dari delapan banjar, tinggal dua banjar belum terlayani air bersih yakni Banjar Nusu dan Banjar Kayuaya,” jelas Perbekel Desa Sukadana I Gede Suardana, Rabu (15/12).

Menurut Suardana, anggaran pengadaan jaringan pipa untuk dua banjar telah dianggarkan di tahun 2021, hanya saja anggarannya dialihkan untuk penanganan Covid-19. Sedangkan enam banjar lainnya telah tuntas mendapatkan pelayanan air bersih ke rumah-rumah. Reservoar air sudah ada dan airnya cukup untuk melayani dua banjar lagi, tinggal menunggu anggaran untuk pengadaan jaringan pipa. Selama ini warga Banjar Nusu beli air Rp 80.000 hingga Rp 100.000 per mobil tangki. Sedangkan di Banjar Kayuaya harga per tangki kapasitas 5.000 liter Rp 250.000.

Suardana mengatakan, pemasangan pipa 4 dim pada tahun 2020 sepanjang 3.000 meter menghubungkan Banjar Bukit dan Banjar Mekar Sari. Biaya pemasangan pipa atas bantuan CSR Pemerintah Tiongkok Rp 106 juta. Mengalirkan air ke rumah warga dengan memanfaatkan air dari reservoar Banjar Bukit. Pemasangan pipa dikerjakan dengan swakelola. Desa Sukadana memiliki dua reservoar yang dibangun di Banjar Bukit dan Banjar Kayuaya, masing-masing kapasitas 750 meter kubik, namun airnya belum bisa dialirkan secara maksimal. Tinggal menunggu bantuan jaringan untuk melayani di Banjar Kayuaya dan Banjar Nusu.

Jika nantinya semua banjar terlayani air bersih, maka BUMDes yang melayani penjualan air akan menurunkan tarif dari Rp 7.000 per meter kubik menjadi Rp 6.000 per meter kubik. “Tinggal sedikit lagi untuk menuntaskan pelayanan air minum sehingga program ODF (open defecation free) atau stop buang air besar sembarangan (BABS) bisa terwujud, untuk keperluan mandi, cuci dan kakus,” ungkap Suardana. Menurutnya, semangat warga melakukan swakelola cukup tinggi, terutama membantu menggali lubang untuk tanam pipa. Sebab mereka sangat merindukan air masuk rumah. Selama ini hanya mengandalkan air hujan, jika musim kemaray membeli air cukup mahal untuk ditampung di bak. *k16

Komentar