nusabali

Penampakan Cahaya Merah di Gunung Semeru, Lumajang Viral di Media Sosial

Netizen Kaitkan dengan Hal Mistis, PVMBG Beber Penjelasan Ilmiahnya

  • www.nusabali.com-penampakan-cahaya-merah-di-gunung-semeru-lumajang-viral-di-media-sosial

Di dalam video tersebut terdengar suara dua orang pria yang mengomentari kemunculan cahaya merah yang berkelebat. Sesaat cahaya merah tersebut muncul, kedua pria tersebut terdengar menangis histeris.

LUMAJANG, NusaBali
Video cahaya merah terbang di Gunung Semeru viral di media sosial (medsos). Cahaya yang terbang dari atas ke bawah Gunung Semeru itu dikaitkan dengan hal mistis. Dalam video yang beredar, tampak video tersebut diambil dari pos pantau Gunung Semeru. Seluruh badan Gunung Semeru terekam jelas dalam video tersebut.

Cahaya merah tersebut tampak begitu jelas karena video direkam pada malam hari. Cahaya tersebut terlihat berkelebat. Video tersebut tampak tidak berputar secara lancar alias tersendat-sendat. Di dalam video tersebut terdengar suara dua orang pria yang mengomentari kemunculan cahaya merah yang berkelebat. Sesaat cahaya merah tersebut muncul, kedua pria tersebut terdengar menangis histeris. Mereka juga mengucapkan doa dan meminta pengampunan kepada Tuhan. Video tersebut diunggah salah satu pemilik akun TikTok @gbchanneI87.

Unggahan akun TikTok tersebut berhasil bikin heboh hingga masuk for your page (fyp). Hingga kemarin video tersebut sudah disaksikan sebanyak 7 juta tayangan. Banyak netizen kaget dengan penampakan cahaya merah terbang di Gunung Semeru.

Netizen kemudian ramai mengaitkan hal tersebut dengan hal klenik dan ada juga yang meyakini sebagai pertanda buruk. Namun Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mempunyai penjelasan ilmiah terkait cahaya merah tersebut.

Koordinator Kelompok Mitigasi Gunung Api Badan Geologi PVMBG, Kristianto, mengatakan video tersebut bukan disebar oleh petugas pos pantau. Dia mengatakan banyak pihak yang memberi ulasan tersendiri terkait kondisi Gunung Semeru. "Yang menyebarkan bukan orang pos pantau. Selama ini banyak sekali netizen memposting video saat ke pos pantau, lalu memberi ulasan sendiri," kata Kristianto saat dihubungi, Sabtu (11/12).

"Itu adalah cahaya panas dari kubah lava yang ada di kawah. Dan itu sudah menjadi keseharian dari Gunung Semeru," tambahnya. Dia menjelaskan kemunculan cahaya merah tersebut sebagai hal yang biasa terjadi pada malam hari. Cahaya tersebut hanya terekam kamera yang telah di-setting khusus. "Kenapa dia seolah-olah naik ke atas? Itu kan ada asap yang mengepul, cahaya dari kubah lava ini kelihatan hanya malam. Kalau siang tidak. Itu menggunakan kamera kecepatan rendah," jelasnya.

"Suhu yang panas itu seolah kebawa api, padahal itu efek radiasi dari cahaya. Cahaya di bawah tapi kelihatan seperti lampu karena ada asap itu. Sementara itu, ada aliran lava ke bawah, sepanjang sekitar 700 meter. Di bawah juga kan itu menyala di ujung," tambah Kristianto. Masyarakat diimbau untuk mendapatkan informasi hanya dari pihak berwenang dan bertanggung jawab.

Foto: Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur saat mengalami erupsi pada, Sabtu (4/12) lalu. -ANTARA

"Artinya jadi bukan sesuatu yang hysterical. Masyarakat kan baru tahu, paling itu pengunjung baru, banyak orang luar datang ke sini, dan langsung histeris. Padahal itu fenomena di kawah dan di bawah," ujarnya. Terpisah Eks Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Surono mengatakan dirinya menghargai kepercayaan yang beredar di masyarakat. Dia tidak menggunakan sudut pandang logika terkait kemunculan cahaya merah di Gunung Semeru tersebut. "Biarkan masyarakat menerima itu dengan suatu yang dipercayai. Saya tidak ingin membuka itu secara logika," kata Surono, Sabtu kemarin dilansir detik.com.

"Kadang makna yang dipercayai lebih dalam daripada berlogika, yang hanya ada komentar 'oooh begitu' and than selesai, untuk lupa. Biarkan fenomena itu untuk dipercayai saja," tambah pria yang akrab dipanggil Mbah Rono ini. Kemunculan cahaya merah tersebut ada yang mengaitkan dengan berbagai hal, termasuk yang bersifat metafisika (mistis).

Mbah Rono menyinggung cerita yang berkembang di masyarakat terkait kemunculan cahaya merah tersebut karena beberapa hal. Sebab, saat ini sudah masuk musim hujan. Selain itu, kemunculan kelebatan cahaya juga bisa terkait dengan lokasi dan cara peletakan kamera, lensa yang dipakai, hingga kecepatan perekaman video.

"Banyak foto-foto di daerah bencana (dengan banyak korban jiwa) di malam hari yang miskin cahaya, kelebatan benda atau hewan yang pantulkan cahaya menjadi suatu fenomena yang dipercayai, sehingga berkembang cerita yang dikaitkan macam-macam," katanya. Mbah Rono menyebut harapan yang baik dari masyarakat menjadi semangat untuk pulih dari bencana.

"Saya pilih diam. Biarkan logika akan ditemukan orang yang mempercayai fenomena tersebut. Bila fenomena tersebut dipercayai dan tanda kebaikan, saya lebih baik diam, biarkan itu menjadi spirit dan gelora kebaikan," ujarnya.  Sementara kondisi Gunung Semeru pasca erupsi, Sabtu siang kemarin tampak cerah. Pencarian korban erupsi Semeru pun kembali dilanjutkan. "Iya, proses pencarian korban erupsi Gunung Semeru kembali dilanjutkan, Karena cuaca cerah dan tampak jelas visual Gunung Semeru," kata Sugito, Kepala BPBD Kota Probolinggo yang ikut memimpin pencarian korban Semeru. Proses pencarian, tambah Sugito, dilakukan di 5 dusun. 5 Dusun itu yakni Dusun Kamar Kajang, Dusun Renteng, Dusun Gondeli di Kecamatan Candipuro dan Dusun Kajar Kuning dan Dusun Curah Kobokan di Kecamatan Pronojiwo.

"Petugas gabungan dan relawan mulai melakukan aktivitas pencarian di 5 titik atau dusun tersapu awan panas guguran Gunung Semeru," tegas Sugito, saat dikonfirmasi.

Sebelumnya, dalam sepekan tercatat total korban meninggal dunia ada 45 orang. Untuk orang hilang tercatat ada 9 orang. Kemudian 19 korban mengalami luka berat dan 13 luka ringan. Untuk jumlah pengungsi saat ini mencapai 6.573 orang. Para pengungsi tersebar di 124 titik pengungsian. Mereka terbagi sebanyak 24 titik di lokasi pengungsian terpusat dan sisanya di 102 titik merupakan pengungsian mandiri maupun di lokasi kerabat para warga terdampak. Lalu untuk kerugian materiil tercatat ada 2.970 unit rumah dan 33 unit fasilitas umum (Fasum) yang rusak. 7

Komentar