nusabali

Angin Puting Beliung Terjang Pantai Pererenan

Atap Warung Milik Warga Rusak

  • www.nusabali.com-angin-puting-beliung-terjang-pantai-pererenan

Angin membentuk pusaran bergerak dengan cepat dari arah pantai. Warga pun berhamburan menyelamatkan diri.

MANGUPURA, NusaBali

Angin puting beliung tiba-tiba terjadi di Pantai Pererenan, Kecamatan Mengwi, Jumat (10/12) sekitar pukul 10.00 Wita. Pusaran angin yang terjadi sangat singkat itu bergerak dari arah pantai dan tiba-tiba merusak atap warung milik warga. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu.

Saksi mata yang juga seorang karyawan warung yang atapnya rusak, Nyoman Risky Prasetya, mengatakan kejadian puting beliung tersebut sangat singkat, sekitar 30 detik. Awalnya Risky sedang berbincang dengan tamu di warung itu melihat percikan air laut yang terbawa angin. Namun lambat laun, angin tersebut membentuk pusaran dan bergerak dengan cepat ke arah warung tempat kerjanya. Sontak saja, dia dan teman-teman karyawan yang lain serta tamu yang ada di situ dengan cepat menyelamatkan diri.

“Saya pertama kali melihat bersama tamu. Saya kira tidak besar, bahkan saya ada ambil videonya. Tapi lama-kelamaan pusaran angin semakin kencang dan besar, menuju warung tempat saya kerja. Semuanya lari, bahkan teman saya sampai sembunyi di bawah meja,” jelas Risky.

Risky yang sudah bekerja di tempat tersebut selama empat tahun menuturkan, perubahan cuaca memang sudah biasa dialami para pedagang di pinggir Pantai Pererenan. Mulai dari hujan deras hingga angin kencang. Namun, kata dia, kali ini yang terparah bahkan sampai menghancurkan atap warung yang terbuat dari asbes. Kejadian ini pun menghebohkan para pengunjung yang tengah menikmati pantai kala itu.

Sementara itu pemilik warung, Made Sukarta tampak sedang mengamati atap warungnya yang hancur. Begitu mengetahui informasi puting beliung menerjang warungnya, Sukarta langsung mencari tukang untuk memperbaiki. “Langsung saya carikan tukang untuk memperbaiki. Kebetulan ini tukangnya bagus. Mungkin empat hari lagi selesai,” katanya sembari menyebut perkiraan kerusakan yang diakibatkan angin puting beliung tersebut mencapai Rp 5 juta.

Sukarta menceritakan, warung tersebut didirikan sejak tahun 2015. Lahannya merupakan milik desa adat. Setiap bulannya, dia membayar iuran ke desa adat. Awalnya, warung tersebut digunakan sebagai tempat menaruh bean bag dan barang-barang surfing. Namun lambat laun warung tersebut dimanfaatkan untuk menjual makanan dan minuman yang disuguhkan kepada tamu, terutama didominasi WNA. *ind

Komentar