nusabali

Kori Agung Pura Puseh Desa Adat Tegal Roboh

  • www.nusabali.com-kori-agung-pura-puseh-desa-adat-tegal-roboh

Kori Agung Pura Puseh Desa Pakraman Tegal, Desa Darmasaba, Kecamatan Abiansemal, Badung roboh diterjang angin kencang, Selasa (7/2) malam pukul 22.00 Wita.

MANGUPURA, NusaBali
Meski tak ada korban jiwa maupun terluka, namun musibah ini menimbulkan kerugian mencapai sekitar Rp 1,2 miliar.

Musibah robohnya Kori Agung di Madya Mandala Pura Puseh Desa Pakraman Tegal malam itu pertama kali diketahui I Made Jagri, krama yang malam itu kebetulan makemit (jaga malam) di Pura Puseh. Made Jagri sempat mendengar suara benda jatuh. Namun, karena hujan lebat disertai angin kencang dalam suasana gelap, Made Jagri tidak menghiraukannya dan lanjut tidur.

Barulah Rabu (8/2) pagi saat bangun tidur, Made Jagri mendapati Kori Agung Pura Puseh Desa Pakraman Tegal sudah roboh. Made Jagri pun langsung melaporkan musibah ini kepada Bendesa Pakraman Tegal, I Made Lipur. Setelah itu, laporan dilanjujt ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Badung untuk dilakukan penanganan.

Pagi itu pula, Bendesa Made Lipur terjun ke lokasi TKP Pura Puseh bersama prajuru adat lainnya. Ternyata benar, Kori Agung Pura Puseh dengan tinggi 9 meter dan lebar 5 meter berbahan bata merah dan batu paras telah roboh sebagian. Kori Agung punggel (terpotong bagian atas), material berserakan di tanah.

Bendesa Made Lipur mengakui Kori ZAgung Pura Puseh roboh akibat diterjang angin kencang saat hujan lebat. “Sebelum kejadian, wilayah Desa Darmasaba memang diguyur hujan lebat disertai angin kencang. Kemungkinan Kori Agung Pura Puseh tidak kuat menahan gempuran angin, sehingga roboh,” ujar Bendesa Made Lipur kepada NusaBali, Rabu kemarin.

Menurut Made Lipur, tidak ada firasat buruk sebelum peristiwa robohnya Kori Agung Pura Puseh ini. Tapi, sebelum roboh diterjang angin kencang, Kori Agung Pura Puseh sudah terlihat agak retak-retak. Maklum, bangunan Kori Agung setinggi 9 meter ini merupakan bangunan tua yang yang usianya diperkirakan telah mencapai 60 tahun. “Memang sudah retak sebelumnya. Mungkin karena ditambah terjangan hujan-angin, sehingga akhirnya roboh,” jelas Made Lipur.

Made Lipur menyebutkan, sejak dibangun sekitar 60 tahun silam hingga akhirnya roboh, Kori Agung Pura Puseh berbahan bata merah dan batu padas ini belum pernah sekalipun direnovasi. “Dari pertama dibangun memang belum ada pemugaran (renovasi).”

Bukan hanya Kori Agung Pura Puseh Desa Pakraman Tegal yang roboh akibat diterjang hujan angin malam itu. Bangunan suci (palinggih) Apit Lawang depan sebelah kanan Kori Agung juga ambruk akibat tertimpa puing. Kerugian akibat musibah ini ditaksir mencapai Rp 1,2 miliar. “Itu (angka Rp 1,2 miliar) saya hitung dari kerugian fisik dan sekaligus biya upacara,” tandas Made Lipur.

Made Lipur selaku Bendesa Pakraman Tegal, desa Darmasaba berharap uluran tangan pemerintah untuk perbaikan Kori Agung dan Palinggih Apit Lawang Pura Puseh yang roboh ini. Pihak Desa Pakraman Tegal sendiri segera akan menggelar upacara pacaruan untuk pembersihan secara niskala pasca musibah. “Kami sudah rancang upacara pecaruan tiga hari lagi. harapan kami tidak ada lagi musibah seperti ini di kemudian hari,” harapnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Badung, dr Ermy Setiari, mengaku pihaknya sudah turun ke lokasi robohnya Kori Agung Pura Puseh Desa Pakraman Tegal, Desa Darnasaba, Rabu kemarin. “Kami sudah melakukan asesmen. Perbekel Darmasaba juga sudah buat laporan,” ungkap Ermy Setiari seraya mengingatkan masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan, mengingat cuara ekstrem kerap terjadi secara tiba-tiba. * asa

Komentar