nusabali

12 Desa di Tabanan Rawan Gelombang Ekstrem

  • www.nusabali.com-12-desa-di-tabanan-rawan-gelombang-ekstrem

BPBD Tabanan telah mengirim surat imbauan kepada seluruh camat agar selalu siaga dan bersama-sama melakukan langkah antisipasi.

TABANAN, NusaBali

Memiliki pantai yang membentang luas di pesisir selatan membuat sejumlah desa di Kabupaten Tabanan tercatat rawan gelombang ekstrem. Berdasarkan Kajian Risiko Bencana (KRB) Provinsi Bali 2016–2020, ada 12 desa di Kabupaten Tabanan yang masuk rawan gelombang ekstrem.

Ke-12 desa dimaksud adalah Desa Antap dan Desa Berembeng, Kecamatan Selemadeg. Desa Tegal Mengkeb dan Desa Beraban, Kecamatan Selemadeg Timur. Desa Lalanglinggah dan Desa Selabih, Kecamatan Selemadeg Barat. Desa Tibubiu dan Desa Kelating, Kecamatan Kerambitan. Desa Sudimara, Kecamatan Tabanan. Desa Pangkung Tibah, Desa Belalang, dan Desa Beraban, Kecamatan Kediri.

Kepala Sesi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Tabanan Ketut Supadma mengatakan pemetaan daerah rawan bencana di Tabanan masih mengacu pada KRB 2016–2020. Sebab pemetaan ini masih harus melalui kajian risiko bencana. Bahkan KRB dibuat dengan melibatkan tim ahli. “Untuk Bali termasuk Tabanan dibuatkan KRB tahun 2016 berlaku sampai 2020. Tahun 2021 kita belum punya KRB sementara masih gunakan KRB lama,” kata Supadma, Selasa (7/12).

Terhadap desa yang rawan bencana cuaca ekstrem tersebut, BPBD Tabanan telah mengirim surat imbauan kepada seluruh kecamatan. Imbauan dikirim sebagai bentuk kewaspadaan agar masyarakat selalu siaga. “Surat imbauan sudah kami kirim, nanti itu disebar dan disampaikan kepada seluruh masyarakat di Tabanan,” tegas Supadma.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Tabanan I Nyoman Srinadha Giri menegaskan, surat imbauan yang sudah dikirim pada intinya diperuntukkan kepada masyarakat, kepala OPD, instansi TNI dan Polri bersama-sama waspada melakukan langkah antisipasi. Mulai dari pemangkasan pohon, jangan berteduh di bawah pohon ketika ada hujan dan petir, atau bangunan gedung yang kondisinya lapuk.

Selain itu untuk menghadapi cuaca ekstrem, khusus daerah rawan gelombang ekstrem nelayan disarankan untuk tak melaut sampai kondisi aman. “Surat imbauan sudah kami sebar, kirim ke camat, nanti camat yang akan memberikan atensi ke jajaran dan lapisan masyarakat tingkat bawah," tandas Srinadha Giri.

Di sisi lain, dia menyebutkan menghadapi situasi cuaca ekstrem sekarang, petugas BPBD sudah stand by untuk melakukan tugas jika terjadi bencana alam. Seluruh sarana dan prasarana sudah disiapkan bahkan sudah digelar apel pada Senin (6/12) di Gedung I Ketut Maria sebagai langkah persiapan hadapi musim hujan sekarang. “Kami sekarang stand by, sudah ada piket setiap hari,” tandasnya. *des

Komentar