nusabali

Bank BPD Bali Dukung Capacity Building BPR

  • www.nusabali.com-bank-bpd-bali-dukung-capacity-building-bpr

DENPASAR, NusaBali
PT Bank Pembangunan Daerah Bali (Bank BPD Bali) terus memberi dukungan kepada BPR-BPR yang tergabung dalam wadah Perhimpunan  Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Bali.

Salah satunya dalam bentuk capacity building melalui Apex BPR anggota Perbarindo – Bank BPD Bali, bertempat di Gedung Ksirarnawa, Art Center, Denpasar, Jumat (3/12). Hal itu sebagai wujud peran Bank BPD Bali dalam kerjasama Apex  BPR.

Direktur Bisnis Non Kredit Bank BPD Bali I Nyoman Sumanaya mengemukakan, Apex BPR – Bank BPD Bali merupakan bagian technical assistance yang diberikan kepada BPR anggota Perbarindo Bali. “Targetnya terjadi sinergitas. Artinya kita memberikan technical assistance kepada BPR,” ujar Sumanaya.

Nantinya akan ada link, sehingga jika BPR nanti melakukan transfer ke bank lain bisa melakukan melalui akses Bank BPD Bali. “Dengan teknologi digital, BPR bisa melakukan transfer ke bank lain yang dituju nasabahnya,” jelas Sumanaya.

Direktur Bank BPD Bali I Nyoman Sudharma dalam sambutan yang dibacakan Sumanaya, mengatakan selama sekitar 2 tahun ini perbankan  dihadapkan pada tantangan yang cukup fenomenal akibat dampak dari pandemi Covid-19. Tantangan pertama, meningkatnya risiko kredit karena penurunan aktivitas ekonomi yang memberi tekanan pada kinerja debitur. Perekonomian daerah Bali pun mengalami kontraksi yang sangat signifikan dikarenakan sektor pariwisata yang masih belum pulih, terlebih adanya kebijakan pembatasan sosial.

Tantangan kedua, perubahan ekspektasi masyarakat akan layanan perbankan yang berpotensi mengubah bentuk, cara bertransaksi, dan pola operasional perbankan. Dari sebelumnya interaksi fisik beralih ke arah virtual. “Kondisi ini menuntut transformasi struktural model bisnis perbankan, antara lain melalui akselerasi layanan digitalnya yang cepat, efisien, aman, dan everywhere every time,” jelas Sudharma.

Salah satu upaya Bank BPD Bali dalam transformasi digital, mendukung  TP2DD (Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah) yang diinisiasi Bank Indonesia.

Termasuk penyelenggaraan sistem pembayaran digital berupa QRIS. Saat ini QRIS menjadi salah satu jawaban dari perubahan lifestyle masyarakat dalam transaksi non tunai.

Sudharma menekankan, faktor penting mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi di masa krisis seperti saat ini adalah mengoptimalkan kontribusi sektor keuangan. Termasuk layanan jasa keuangan, dalam bentuk pembiayaan seluas mungkin kepada pelaku usaha, terutama UMKM.

Bank BPD Bali sampai dengan Oktober 2021 telah menyalurkan 44,4 persen porsi kreditnya untuk UMKM. Sedang sesuai ketentuan RPIM (Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudential) dari Bank Indonesia, porsi kredit UMKM perbankan sampai dengan tahun 2024 sebesar 30 persen.

Ketua DPD Perbarindo Bali I Ketut Wiratjana mengatakan dari 133 anggota Perbarindo tentu sangat mengharapkan digitalisasi (QRIS) bisa dilaksanakan BPR di seluruh Bali.  “Artinya, kita memang harus menjalin hubungan dengan Bank BPD Bali. Karena saat ini Bank BPD Bali ditunjuk menjadi apex-nya BPR. Jadi pengayom BPR,” kata Wiratjana.

Fungsi apex itu ada 3. Pertama pooling funds, finance assistance, dan ketiga technical assistance. “Technical assistance seperti apa yang dilakukan Bank BPD hari ini. Jadi kita BPR di seluruh Bali sangat berterima kasih kepada Bank BPD Bali,” ujar Wiratjana.

Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Filianingsih Hendarta menyatakan saat ini merchant  QRIS sudah mencapai 13 juta dari 12 juta target BI sampai akhir tahun.

Dari 13 juta merchant tersebut, kata Filianingsih yang luar biasa adalah 96 persen UMKM. “Jadi di Indonesia itu, digitalisasi itu mulai dari bawah. Dari UMKM dan masyarakat berpenghasilan rendah,” kata dia. QRIS sudah masuk bukan saja di mal-mal, tetapi juga sudah masuk di pedagang kaki lima. “Jadi kalau teman-teman lihat di pedagang kali lima di gerobak yang  jual jamu, yang ini sudah pakai QRIS. Jadi QRIS itu milik semua lapisan. Dari pedagang kaki lima sampai toko-toko bermerek di mal,” ujarnya.

Kata Filianingsih, digitalisasi bukan tujuan utama, tetapi sebagai sarana meningkatkan produktivitas. Di Bali, Bank BPD Bali sangat mendukung QRIS. “Kemarin dapat penghargaan dari BI sebagai penyalur (kredit) UMKM terbanyak,” ucap Filianingsih. *k17

Komentar