nusabali

KPU Gelar Simulasi Penyederhanaan Surat Suara

  • www.nusabali.com-kpu-gelar-simulasi-penyederhanaan-surat-suara

DENPASAR, NusaBali
KPU Bali gelar simulasi pemungutan dan penghitungan suara Pemilu 2024 dengan desain surat suara yang disederhanakan, Kamis (2/12) pagi.

KPU sendiri akan ajukan penyederhanaan surat suara, mengingat ribetnya coblosan dalam Pemilu 2019 hingga terjadi 11,1 persen suara tidak sah untuk calon DPR RI.

Simulasi coblosan dan penghitungan suara dengan surat suara yang disederhanakan, Kamis kemarin, digelar di Halaman Kantor KPU Bali, Jalan Tjokorda Agung Tresna Niti Mandala Denpasar. Kegiatan simulasi dihadiri sejumlah Komisioner KPU RI, seperti Arief Budiman, Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi, Evi Novida Ginting Manik, dan Pramono Ubaid Tantowi, serta Ketua Bawaslu RI Firtz Siregar.

Sedangkan Ketua KPU Bali, I Dewa Agung Gede Lidartawan, hadir bersama jajarannya. Ketua Bawaslu Bali, Ni Ketut Ariyani, juga hadir bersama anggotanya, I Ketut Rudia. Simulasi ini melibatkan pula perwakilan partai-partai politik peserta Pemilu.

Dalam simulasi kemarin, ada 2 model surat suara yang disimulasikan. Pertama, di TPS 1, simulasi dengan 3 surat suara, masing-masing surat suara Calon Presiden-Wakil Presiden, surat suara Calon DPD RI, dan suara Calon DPR RI/DPRD Provinsi/DPRD Kabupaten-Kota. Kedua, di TPS 2, simulasi 5 surat suara yang meliputi surat suara Calon Presiden-Wakil Presiden, Calon DPD RI, Calon DPR RI, Calon DPRD Provinsi, dan Calon DPRD Kabupaten/Kota.

Pencoblosan dalam simulasi ini melibatkan 100 responden yang berasal dari kalangan penyelenggara Pemilu, akademisi, penggiat Pemilu, perwakilan parpoil, hingga awak media. Selain simulasi saat pencoblosan, juga digelar simulasi penghitungan suara.

Karo Teknis Penyelenggaraan Pemilu Sekretariat KPU RI, Melgia Carolina Van Harling, mengatakan Pemilu merupakan amanat UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, yang mengamanatkan pemilihan dengan 5 jenis pemilihan (surat suara). Namun, dalam pemilihan yang telah dilaksanakan, ternyata 5 surat suara tersebut sangat menyulitkan pemilih.

"Surat suara yang ada foto calon untuk Captres-Cawapres mungkin mudah masyarakat memilihnya. Tapi, surat suara yang tidak ada foto dan jumlahnya banyak, membuat pemilih kesulitan. Itu sebabnya, banyak surat suara tidak sah saat Pemilu 2019 lalu," ujar Melgia Carolina yang hadir saat simulasi di Kantor KPU Bali, Kamis kemarin.

Menurut Melgia, saat Pemilu 2019 lalu, ada 11,1 persen suara tidak sah untuk surat suara DPR RI. Selain itu, beban kerja Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) juga bertambah dengan adanya 5 jenis pemilihan. Kasus petugas kelelahan hingga meninggal dunia pun mewarnai Pemilu 2019.

"Dengan membacakan perolehan suara untuk 16 parpol, petugas sudah kelelahan. Kemudian, masih ada pencatatan dan penyalinan jenis pemilihan. Atas kondisi ini, perlu dikaji dan dievaluasi untuk menata ulang desain surat suara, agar tidak ribet.  Harapannya, ada kajian dengan komprehensif. Hasil simulasi ini nantinya akan dikaji oleh lembaga terkait," papar Melgia.

Sementara itu, Ketua KPU Bali Dewa Agung Lidartawan mengatakan, surat suara bukan sekadar surat suara untuk proses penentuan pilihan calon pemimpin bangsa saat pemilu. Tetapi, ini merupakan potret keinginan masyarakat untuk mewakili pilihan dalam menentukan pemimpin.

"Pemilu harus disiapkan matang menuju Bali dengan Pemilu yang bermartabat. Pemilu di Bali pada Pilkada 2020 tidak ada gugatan. Pada Pemilu 2019, hanya ada satu gugatan, tapi tidak diproses. Dengan simulasi saat ini, kita ingin ada peningkatan kualitas pelaksanaan Pemilu di Bali. Kami apresiasi, karena Bali jadi pilot project penyederhanaan surat suara Pemilu 2024 ini," tegas Lidartawan.

Sedangkan Ketua Bawaslu RI, Fritz Edward Siregar, mengatakan kesulitan pemilih dalam menggunakan hak pilih di TPS, penting diakomodir. "Penyederhanaan surat suara adalah bagian uoaya untuk melindungi hak pilih masyarakat. Sebab, kasus-kasus kesulitan pemberian hak pilih terjadi di beberapa daerah. Nah, dengan penye-derhanaan surat suara, memberikan pola kebebasan masyarakat untuk menentukan pilihan dengan nyaman dan baik," tandas Fritz Edward.

Sementara, Komisioner KPU RI, Arief Budiman, meminta perwakilan parpol yang hadir dalam simulasi kemarin supaya sosialiasi kepada konstituen masing-masing, tentang penyederhanaan surat suara Pemilu 2024. "Terima kasih sudah mau hadir dalam simulasi penyerderhaan surat suara ini. Tolong hasil simulasi ini disosialiassikan kepada konstituen," pinta Arief Budiman, yang kemarin sekaligus membuka pelaksanaan simulasi, mewakili Ketua KPU RI Ilham Saputra.

Mantan Ketua KPU RI ini mengatakan, rancangan simulasi sudah diagendakan lama. Bahkan, sudah sempat disimulasikan di Kantor KPU RI. "Teman-teman media juga dilibatkan memberikan masukan. Nanti ada evaluasi dan tetap dikaji ulang, sampai ada desain surat suara Pemilu yang final dengan Undang-undang," papar Arief Budiman. *nat

Komentar