Abrasi Pantai Tegal Besar Makin Parah
Satu warung, rompyok penyimpanan jaring dan kano hilang tergerus.
SEMARAPURA, NusaBali
Wakil Bupati Klungkung I Made Kasta meninjau abrasi di Pantai Tegal Besar, Desa Negari, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, Rabu (1/12). Akibat terjangan ombak besar pada Kamis (4/11) malam, abrasi Pantai Tegal Besar makin parah. Jika tidak segera mendapat penanganan maka pesisir Pantai Tegal Besar bisa habis tergerus ombak. Wabup Made Kasta berharap Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida bisa segera menindaklanjuti usulan Pemkab Klungkung agar abrasi Pantai Tegal Besar secepatnya tertangani.
Menurut Wabup Made Kasta, abrasi di Pantai Tegal Besar sangat parah. “Parah sekali, abrasi terus terjadi di tempat ini,” ujar Wabup Kasta. Sementara Kelian Adat Banjar Tegal Besar, I Nyoman Gimpil mengatakan, ombak besar yang terjadi pada Kamis (4/11) malam mengakibatkan satu warung dan rompok penyimpanan jaring serta kano hilang tergerus. Pemilik warung dan nelayan kaget saat datang ke Pantai Tegal Besar keesokan harinya bangunan mereka lenyap. “Lokasi warung dan rompyok kini menjadi aliran Tukad Bubuh,” ungkap Gimpil.
Nyoman Gimpil menceritakan, abrasi sudah terjadi selama bertahun tahun dan belum mendapat penanganan. Akibatnya banyak lahan dan bangunan di sekitar pantai hancur dan hilang tergerus ombak. Gimpil berharap Pemkab Klungkung segera mengambil langkah penanganan abrasi. Sebelumnya, sekitar 25,77 kilometer dari 113,523 kilometer garis pantai rawan abrasi. Sekitar 13,523 kilometer sudah ditangani. Sisanya sekitar 12,247 kilometer ditangani secara bertahap. *wan
Menurut Wabup Made Kasta, abrasi di Pantai Tegal Besar sangat parah. “Parah sekali, abrasi terus terjadi di tempat ini,” ujar Wabup Kasta. Sementara Kelian Adat Banjar Tegal Besar, I Nyoman Gimpil mengatakan, ombak besar yang terjadi pada Kamis (4/11) malam mengakibatkan satu warung dan rompok penyimpanan jaring serta kano hilang tergerus. Pemilik warung dan nelayan kaget saat datang ke Pantai Tegal Besar keesokan harinya bangunan mereka lenyap. “Lokasi warung dan rompyok kini menjadi aliran Tukad Bubuh,” ungkap Gimpil.
Nyoman Gimpil menceritakan, abrasi sudah terjadi selama bertahun tahun dan belum mendapat penanganan. Akibatnya banyak lahan dan bangunan di sekitar pantai hancur dan hilang tergerus ombak. Gimpil berharap Pemkab Klungkung segera mengambil langkah penanganan abrasi. Sebelumnya, sekitar 25,77 kilometer dari 113,523 kilometer garis pantai rawan abrasi. Sekitar 13,523 kilometer sudah ditangani. Sisanya sekitar 12,247 kilometer ditangani secara bertahap. *wan
Komentar