nusabali

Peran Masyarakat sebagai Kader Peduli HIV dan AIDS Perlu Dioptimalkan

  • www.nusabali.com-peran-masyarakat-sebagai-kader-peduli-hiv-dan-aids-perlu-dioptimalkan

DENPASAR, NusaBali.com - Pada momentum Hari AIDS Sedunia, Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace), mengingatkan  peran serta masyarakat sebagai kader peduli HIV dan AIDS yang akan mempromosikan pentingnya pencegahan, tes HIV, pengobatan, dan mendukung Orang Dengan HIV (ODHIV) mengakses ARV (antiretroviral).

Pemahaman dan kepedulian seluruh lapisan masyarakat menjadi prasyarat untuk membangun masyarakat zero HIV dan AIDS. “Secara umum, peringatan Hari AIDS Sedunia (HAS) tahun 2021 ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan kemandirian masyarakat dalam pencegahan dan pengendalian HIV dan AIDS di tengah-tengah pandemi Covid-19,” ujar Wagub ketika mengunjungi kantor KPA (Komisi Penanggulangan AIDS) Provinsi Bali, di Jalan Melati, Denpasar, Rabu (1/12/2021).

Wagub Bali yang juga selaku Ketua KPA Provinsi Bali mengatakan, epidemi HIV dan AIDS menjadi musuh besar kesehatan, baik di dunia dan di Indonesia.

Dikatakan, Kementerian Kesehatan secara tegas menyatakan bahwa epidemi HIV dan AIDS di Indonesia harus selesai pada tahun 2030. Tidak ada kasus baru HIV dan AIDS, tidak ada kematian akibat AIDS, dan tidak ada stigma dan diskriminasi pada ODHA atau yang kerap disebut dengan ‘3 Zero’.

Untuk di Bali sendiri, sejak tahun 1987 sampai dengan Maret 2021 jumlah kumulatif kasus HIV dan AIDS sebesar 23.593 kasus, yang terdiri dari 14.468 kasus HIV dan 9.125 kasus AIDS. Untuk itu Wagub Cok Ace menekankan pentingnya beberapa program dilakukan secara intesif.

Salah satunya yaitu mengembangakan dan mengintensifkan upaya pencegahan HIV dan AIDS dengan melibatkan berbagai pihak, yakni Kelompok Siswa Peduli AIDS (KSPAN) di sekolah oleh warga sekolah SMP/SMA di seluruh Bali, Kelompok Mahasiswa Peduli AIDS (KMPA), Kelompok Jurnalis Peduli AIDS (KJPA), hingga Kader Desa Peduli AIDS (KDPA).



Selain itu berkoordinasi dengan berbagai pihak dalam upaya mengefektifkan layanan kesehatan secara komprehensif (termasuk tes HIV dan layanan ARV). Untuk mengoptimalkan capaian ending AIDS pada 2030, perlu diupayakan ketersediaan alat kesehatan termasuk reagen, kondom, pelicin, dan jarum suntik, sehingga akses layanan kesehatan bisa dioptimalkan di era pandemi Covid-19.

“Komitmen pemerintah daerah kabupaten atau kota di Bali dalam mendukung upaya pencegahan dan penaggulangan HIV dan AIDS yang sudah kondusif selama ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan, termasuk adanya dukungan operasional pendanaan (APBD) untuk menopang penanggulangan HIV dan AIDS,” kata Wagub Cok Ace.

Untuk itu, Penglingsir Puri Ubud menambahkan, kolaborasi dan kerjasama semua pihak, baik secara individual maupun kelembagaan (OPD terkait di daerah, aktivis AIDS di Bali, LSM dan pihak swasta) dalam pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS di Bali yang sudah berjalan selama ini perlu terus dipertahankan dan ditingkatkan.

Hari AIDS Sedunia (HAS) diperingati setiap tanggal 1 Desember setiap tahun. Tema HAS tahun 2021 adalah ‘Akhiri AIDS, Cegah HIV, Akses untuk Semua’. Tema ini mengisyaratkan agar epidemi HIV dan AIDS perlu dicegah dengan melibatkan semua pihak, dan berbagai komponen masyarakat.

Pada dasarnya peringatan HAS bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran publik terhadap epidemi HIV dan AIDS di seluruh dunia. Acara ini digagas pada pertemuan menteri kesehatan sedunia ketika mendiskusikan program penaggulangan HIV dan AIDS pada tahun 1988.

Sejak saat itu, tanggal 1 Desember diperingati sebagai Hari AIDS oleh pemerintah, organisasi internasional, dan lembaga sosial masyarakat di seluruh dunia yang bertujuan untuk mengingatkan pentingnya peran dan komitmen negara-negara di dunia dalam upaya penaggulangan HIV dan AIDS. *adi

Komentar