nusabali

Kelola Sampah, DLHK Denpasar Usulkan Bangun Insenerator

  • www.nusabali.com-kelola-sampah-dlhk-denpasar-usulkan-bangun-insenerator

DENPASAR, NusaBali
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Kota Denpasar segera mengusulkan pengadaan Insenerator untuk pembakaran sampah ramah lingkungan.

Insenerator tersebut sebagai solusi untuk mengurangi timbunan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah. Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 DLHK Kota Denpasar, Ketut Adi Wiguna saat diwawancarai, Selasa (30/11) mengungkapkan Kota Denpasar dengan cakupan sampah yang cukup tinggi tidak bisa hanya mengandalkan 11 Tempat Pengelolaan Sampah - Reduce Reus Recycle (TPS3R) dan 1 Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) untuk mengurai sampah di 43 desa/kelurahan.

Dengan luas wilayah Kota Denpasar ditambah kepadatan penduduk, tentunya menimbulkan berton-ton sampah tiap harinya. TPS3R saat ini menjadi satu-satunya solusi untuk pengelolaan sampah, namun hal itu belum bisa dikatakan cukup untuk mengatasi permasalahan sampah secara total.

Kota Denpasar sendiri menurutnya membutuhkan teknologi lebih agar pengelolaannya bisa maksimal. Untuk itu,  pihaknya segera mengusulkan pembangunan insenerator atau alat pembakar sampah yang ramah lingkungan.

Insenerator sendiri merupakan alat yang digunakan membakar limbah dalam bentuk padat dan dioperasikan dengan memanfaatkan teknologi pembakaran pada suhu tertentu. Teknologi ini merupakan salah satu alternatif unjuk mengurangi timbunan limbah, karena menggunakan pembakaran dengan suhu tinggi. Di mana energi panas yang dihasilkan bisa juga dimanfaatkan menjadi sumber listrik.

"Bisa dibilang insenerator ini solusi untuk pengelolaan sampah selama ini di Kota Denpasar. Jadi sampah itu bisa dibakar nantinya, tapi tanpa mencemari udara maupun lingkungan. Ini akan kami usulkan dan mudah-mudahan tahun depan bisa terealisasi," ujarnya. Lebih lanjut dijelaskan Adi Wiguna, rencananya alat ini akan dibangun di TPST di Desa Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur tepatnya di Subak Biaung. "Rencana ada dua tempat, selain di Kesiman Kertalangu, satu tempat lainnya di Desa Padangsambian Kaja, Denpasar Barat," imbuhnya.

Menurut Adi Wiguna, sampah di Kota Denpasar sendiri per harinya itu bisa mencapai 100-120 ton dengan gambaran satu desa terdapat 15-18 banjar. Tentu saja hal ini perlu penanganan serius agar bisa diolah secara maksimal.  "Selama ini kami terus edukasi kepada masyarakat bahwa sumber sampah di hulu hendaknya wajib dipilah sehingga mengurangi sampah yang masuk ke TPS, TPS3R maupun TPST," ungkapnya. *mis

Komentar