nusabali

Harga Cabai Meroket, Naik 100 Persen dalam Dua Hari Terakhir

  • www.nusabali.com-harga-cabai-meroket-naik-100-persen-dalam-dua-hari-terakhir

DENPASAR, NusaBali.com - Memasuki musim penghujan, harga cabai di pasaran mengalami kenaikan cukup signifikan dalam dua hari terakhir. Kenaikan yang terjadi bahkan lebih dari 100 persen.

Pada Minggu (28/11/2021), harga cabai rawit merah di Pasar Badung masih di kisaran Rp 18.000 per kilogramnya, namun hari ini, Selasa (30/11/2021), harga cabai rawit merah meroket menjadi Rp 40.000-Rp 45.000 per kilogram.

Adapun harga cabai jenis lainnya juga meningkat di Pasar Badung. Harga cabai rawit hijau saat ini berada d kisaran Rp 20.000 per kilogram, cabai merah besar Rp 25.000 per kilogram, dan cabai merah keriting Rp 30.000 per kilogram.

Kasub Administrasi Pasar Badung, Ni Ketut Sumarni, mengatakan memasuki musim penghujan pasokan cabai berkurang mengakibatkan harga menjadi naik. Namun, naik dan turunnya harga tidak dapat diprediksi. Meski memasuki musim hujan pasokan cabai dari suplier kadang masih mencukupi, sehingga harga masih stabil. “Tidak pasti, bisa turun juga harganya,” ujarnya ditemui, Selasa (30/11/2021).

Pasokan cabai di Pasar Badung, ujarnya, berasal dari para pengepul di Jawa, namun sebagian besar berasal dari Bali sendiri. Adapun wilayah Kintamani dan Klungkung menjadi dua tempat utama pasokan cabai di Pasar Badung.

Dikatakannya, selain harga cabai, harga minyak goreng (kemasan) juga mengalami kenaikan. Sejak bulan April 2021 harga minyak goreng kemasan naik perlahan, namun pasti. Tapi kenaikan signifikan terjadi dalam dua pekan terakhir.

“Bulan April 2021 masih Rp 13.000 liter, sekarang sudah Rp 20.000, naiknya perlahan. Tapi bulan November paling cepat kenaikannya,” kata Sumarni.

Sumarni menjelaskan, sejak bulan April 2021, harga secara teratur mengalami kenaikan sekitar Rp 1.000 per liternya setiap bulan. Namun sejak Hari Raya Galungan pada bulan ini hingga sekarang harga minyak goreng mengalami kenaikan mencapai Rp 2.000 per liternya.

Sementara itu, salah seorang penjual cabai di Pasar Badung, NI Nyoman Wandri, mengatakan harga cabai yang naik mengakibatkan pembeli mengurangi pembelian salah satu bumbu masak favoritnya. “Pembelinya paling-paling beli Rp 5.000 paling banyak, kecuali yang beli pedagang, 1 kilogram,” tuturnya.

Menurunnya jumlah pembeli juga mengakibatkan Wandri harus mengelola jumlah stok cabai miliknya dengan dengan lebih bijak. “Tadi saya nggak beli (dari pengepul), yang kemarin masih sisa,” keluhnya.

Sementara, Nursanah, penjual minyak goreng di Pasar Badung mengeluhkan hal yang sama. Naiknya harga minyak goreng sejak bulan April tahun ini, sudah pasti menurunkan omzet penjualannya. “Minggu ini saya nggak belanja, nggak bisa beli. Jadi saya biarkan stok yang ada, walaupun stok saya terbatas saya biarkan, yang penting itu habis jadi uang,” ucapnya

Saat ini harga minyak goreng kemasan yang dijualnya berada di harga Rp 20.000 per liter. Ia pun heran dengan fenomena kenaikan harga minyak goreng saat ini. “Belum pernah sih ada harga seperti sekarang ini, baru sekarang kalau minyak.”

”Kita lihat Senin depan ini, ada perubahan naik apa nggak, soalnya dia setiap minggu, Senin kita mau order sudah naik,” ucap Nursanah. *adi

Komentar