nusabali

Sabet Penghargaan sebagai Kasek Inspiratif Nasional Tahun 2021

I Komang Muliantara MPd, Kepala Sekolah SDN 4 Bebetin, Kecamatan Sawan, Buleleng

  • www.nusabali.com-sabet-penghargaan-sebagai-kasek-inspiratif-nasional-tahun-2021

Dalam konsep Komang Muliantara, siswa yang memiliki gawai pintar bisa langsung praktek pembelajaran melalui daring, sementara yang tidak memiliki sarana dan memenuhi persyaratan untuk pembelajaran PTM Terbatas, dihadirkan di sekolah. Sebaliknya, siswa yang tak bisa belajar daring dan PTM Terbatas, akan didatangi langsung oleh guru ke rumahnya

SINGARAJA, NusaBali

Kepala Sekolah (Kasek) SDN 4 Bebetin, Desa Bebetin, Kecamatan Sawan, Buleleng, I Komang Muliantara MPd, 33, mencatat prestasi membanggakan jelang tutup tahun 2021. Tenaga pendidikan berusia 33 tahun ini dinobatkan sebagai ‘Kasek Inspiratif Jenjang SD Nasional Tahun 2021’ oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Teknologi (Kemendikbud Ristek), Kamis (25/11) lalu.

Dalam ajang final Lomba Karya Tulis Best Practice dan Pembuatan Video Pembelajaran yang diselenggarakan Departemen Pendidikan Menengah, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Dasar Kemendikbud Ristek, di Jakarta Expo, 23-25 November 2021 lalu, Komang Muliantara mempresentasikan karya tulis bertajuk ‘Konsep Merdeka Belajar dengan Pola in House Learning, Blended Learning, dan Inside Outside Berbasis Permainan’.

Menurut Komang Muliantara, konsep yang dituangkannya dalam lima lembar best practice yang diminta panitia, sesuai dengan apa yang dia terapkan di sekolahnya (SDN 4 Bebetin) selama pandemi Covid-19. Ternyata, konsep yang diangkat dalam best practice ini mengantarkan Muliantara mampu bersaing dengan para Kasek SD terbaik se-Indonesia.

“Saya mempresentasikan best practise saya di hadapan lima juri pada hari Selasa (23 November 2021). Dalam acara puncak malam penganugerahan itu, ternyata ada penganugerahan dengan nilai pamuncak dan saya terpilih sebagai terbaik kategori Kasek Inspiratif Nasional,” ujar Muliantara saat dikonfirmasi NusaBali per telepon dari Singaraja, Minggu (28/11).

Untuk terpilih sebagai ‘Kasek Inspiratif Nasional’, Muliantara harus bersaing dengan ribuan peserta dari seluruh Indonesia. Muliantara menyebutkan, awalnya ada 1.923 peserta mengikuti seleksi terbuka. Mereka mengikuti seleksi untuk 5 kategori.

Pertama, kategori Guru Inspiratif Jenjang SD. Kedua, Guru Inspiratif Jenjang SMP. Ketiga, kategori Kasek Inspiratif Jenjang SD. Keempat, Kasek Inspiratif Jenjang SMP. Kelima, kategori Pengawas untuk semua jenjang. Guru kelahiran 6 November 1988 asal Banjar Delod Peken, Desa/Kecamatan Rendang, Karangasem yang tinggal di Banjar Pendem, Desa Bebetin, Kecamatan Sawan, Buleleng ini menuangkan kemampuannya untuk membuat best practices.

Muliantara pun pilih membuat best practices pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas untuk mengatasi learning loss (hilangnya pengetahuan dan keterampilan). Dia kemudian menemukan ide untuk menulis karya ilmiahnya dengan kondisi sekolah yang dipimpinnya saat ini. Karya tulisnya bertajuk ‘Konsep Merdeka Belajar dengan Pola in House Learning, Blended Learning, dan Inside Outside Berbasis Permainan’.

Dari ribuan peserta se-Indonesia, Muliantara awalnya berhasil tembus peringkat 20 besar di kategori ‘Kasek Inspiratif Jenjang SD Nasional Tahun 2021’. Anak bungsu dari dua bersaudara pasangan I Ketut Suparta dan Ni Wayan Warti ini selanjutnya mendapatkan undangan untuk datang langsung ke Jakarta guna mempresentasikan gagasannya, 23-25 November 2021, di Jakarta Expo.

Ternyata, dari 20 orang itu, dewan juri menyatakan Muliantara tembus peringkat 5 besar kategori ‘Kasek Inspiratif Nasional Tahun 2021’. Para peraih peringkat 5 besar di masing-masing kategori inilah yang dinobatkan sebagai terbaik nasional.

Muliantara sendiri mengaku termotivasi mengikuti seleksi penganugerahan ‘Kasek Inspiratif Jenjang SD Nasional Tahun 2021’, karena ingin berbagi kepada sekolah lainnya. Teristimewa, bagi sekolah yang memiliki topografi dan kondisi yang sama dengan SDN 4 Bebetin saat pemberlakukan PTM Terebatas.

Menurut Muliantara, PTM Terbatas yang sudah dibuka pemerintah pada masa pandemi Covid-19, tudak sepenuhnya berjalan mulus. Bagi sekolah yang berada di kawasan pedesaan, tentu pembelajaran daring tidak dapat diselenggarakan 100 persen. Proses PTM Terbatas yang memungkinkan bagi siswa yang terkendala gawai pintar, juga tak sepenuhnya dapat terlaksana, karena masih memerlukan izin orangtua. Setelah ada izin orangtua, ketentuan lain juga harus terpenuh, yakni siswa yang dibolehkan ikut PTM Terbatas hanya yang orangtuanya sudah vaksinasi.

“Di sekolah kami memang tidak banyak yang seperti itu (orangtua siswa sudah vaksinasi, Red). Jumlahnya di bawah 10 orang, tetapi tetap saja kami harus memberikan pembelajaran yang sama dan adil bagi mereka,” papar guru jebolan S1 PGSD Undiksha Singaraja dan S2 Pascasarjana Undiksha Singaraja yang kini tengah menempuh program S3 Pascasarjana Undiksha Singaraja ini.

Kendala tersebut dijawab Muliantara dengan tiga model pembelajaran, yang ditulis dalam best practice-nya. Bagi siswa yang sudah memiliki gawai pintar, mereka langsung praktek pembelajaran melalui daring. Sedangkan siswa yang tidak memiliki sarana pembelajaran daring dan memenuhi persyaratan untuk pembelajaran PTM Terbatas, dihadirkan di sekolah. Mereka pun akan diajarkan dengan model pembelajaran berbasis permainan.

Sebaliknya, bagi siswa yang tidak bisa belajar daring dan PTM Terbatas, mereka akan didatangi langsung oleh guru ke rumahnya masing-masing. “Khusus yang mendapat model pembelajaran guru kunjung, kami tekankan penghargaan dan motivasi bagi mereka untuk tetap semangat belajar,” terang Muliantara.

Sebelum melaksanakan konsep pembelajaran tersebut, Muliantara telah melatih dan menguji kemampuan para guru SDN 4 Bebetin, terutama dalam penguasaan teknologi dan penggunaan aplikasi pembelajaran. Seluruh guru di SDN 4 Bebetin kebagian mengajar 3 sesi: daring, PTM Terbatas, dan guru kunjung. Tiga sesi pembelajaran itu dilakukan 4 kali dalam seminggu. Sedangkan hari Jumat dan Sabtu, dipakai untuk mengevaluasi dan melihat progres pembelajaran.

“Saya rasa, metode pembelajaran ini tidak hanya bagus dilakukan saat pandemi Covid-19 saja, tetapi juga dalam situasi normal. Bahkan, bisa lebih bagus lagi untuk penyegaran anak didik kita dalam situasi pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan,” tegas ayah 3 anak dari pernikahannya dengan Ni Luh Desi Permini ini.

Guru yang pernah sabet gelar Juara III ‘Best Practice Jenjang Kepala Sekolah SD tingkat Provinsi Bali Tahun 2021’ ini pun berharap konsep pembelajaran yang diterapkan di SDN 4 Bebetin, bisa menjadi referensi bagi sekolah-sedkolah yang memiliki kondisi geografis sama. Menurut Muliantara, yang terpenting adalah guru di sekolah mau berjuang dan berdaya. *k23

Komentar