nusabali

Pandemi, Pelukis Rudiman Alih Rezeki di Bonsai

  • www.nusabali.com-pandemi-pelukis-rudiman-alih-rezeki-di-bonsai

GIANYAR, NusaBali
Pandemi Covid-19 yang melumpuhkan ekonomi Bali sejak Maret 2020 membuat banyak krama Bali alih profesi.

Prinsipnya, mereka tak mau diam, apalagi sampai kelaparan. Kondisi sama juga terjadi pada diri salah seorang pelukis moderen I Wayan Rudiman,36. Rudiman yang biasa melukis abstrak untuk artshop maupun galeri, sejak hampir dua tahun belakangan ini tak lagi pegang kuas lukis. Seniman asal Banjar Jungut, Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Gianyar ini, pilih kesibukan lain. Dia menekuni hobinya menata tanaman bonsai. Bahkan kini, Rudiman menjadi salah trainer bonsai yang disukai para penikmat pohon berbasis seni dan botani itu.

"Sudah dua tahun tidak ada order lukisan. Jadi saya ambil pekerjaan sampingan, menata gaya bonsai," jelasnya saat ditemui, Sabtu (27/11). Trainer bonsai dia geluti sejak beberapa bulan terakhir. Rudiman sudah keliling Bali. Pemakai jasanya ada dua tipe, yakni penikmat dan penghobi bonsai. Dominan Rudiman diminta datang oleh para penikmat bonsai. Mereka biasanya minim pengalaman teknik membentuk bonsai.

"Penikmat dan penghobi beda proses. Biasanya penikmat, hanya Terima beres. Kalau penghobi, ada yang mulai dari nol. Dari ngebet ke tegal-tegalan," ujar suami dari Ni Wayan Sriyanti ini.

Rudiman dipanggil untuk menata dan merawat bonsai. Seperti mengganti media tanam, memotong daun, hingga ngilut (mengarahkan) cabang dan ranting memakai kawat. Satu pelanggan biasanya memintanya datang setiap sebulan sekali. "Tergantung perkembangan pohon bonsainya," jelas ayah dua anak ini.

Rudiman sendiri termasuk penghobi bonsai pemula. Baru intens merawat bonsai sejak 4 tahun terakhir. "Saya melewati proses mulai dari ngebet (mendongkel) bahan, menanam, menunggu tumbuh daun sempurna. Setelah sekian bulan, baru boleh kawatan dasar," terang almuni SMKN 1 Sukawati ini.

Salah satu pelanggan tetapnya ada di Kecamatan Blahbatuh. Ongkos penataan ini bervariasi, hitungan harian. Jenis bonsai yang diperbaiki pun macam-macam. "Kebanyakan Sentigi, Ficus ada beberapa," jelas Rudiman yang juga pemahat kayu ini.

 Bergelut di dunia perbonsaian, membuatnya bisa menyambung hidup. Sejak pandemi Covid-19, bonsai justru banyak yang laku terjual. "Pandemi, bonsai laris, karena banyak orang di rumah. Mengisi waktu luang," jelasnya.

Kisaran harga bonsai yang dijual bervariasi, mulai yang bakalan prosfek, hingga setengah jadi dengan harga Rp 3 juta, dan mulai matang Rp 15 juta. "Peminatnya seluruh Bali," ujar Rudiman. Saat pandemi, bisnis bonsai pun menjadi tumpuan hidup. "Sementara lukisan off. Lihat situasi, kalau pariwisata pulih mungkin melukis lagi," terangnya. Seperti kebanyakan orang, Rudiman juga memanfaatkan medsos untuk promosi lukisan maupun bonsai. *nvi

Komentar