nusabali

Peserta Ngerebong di Kesiman Wajib Vaksin 2 Kali

  • www.nusabali.com-peserta-ngerebong-di-kesiman-wajib-vaksin-2-kali

Pihak Desa Adat Kesiman tidak berani melaksanakan ngerebong dengan ngubeng. Karena pengalaman sebelumnya tidak dilaksanakan, ada pemangku yang kerauhan secara berbarengan.

DENPASAR, NusaBali
Desa Adat Kesiman, Denpasar Timur kembali akan menggelar prosesi ngerebong. Tradisi yang digelar di Pura Petilan Pangerebongan ini diselenggarakan setiap enam bulan sekali tepatnya pada Redite Pon Medangsia, Minggu (28/11). Namun kali ini, syarat bagi peserta harus sudah menjalani vaksinasi Covid-19 lengkap sebanyak dua kali.

Bendesa Adat Kesiman I Ketut Wisna yang dikonfirmasi, Sabtu (27/11), mengatakan pihaknya tak berani meniadakan prosesi ini atau melaksanakannya dengan jalan ngubeng. “Kami tidak berani melaksanakannya dengan ngubeng. Karena pengalaman sebelumnya tidak dilaksanakan, ada pemangku yang kerauhan di rumah masing-masing secara berbarengan dan ada juga yang kerauhan di pura,” jelasnya.

Sehingga pangerebongan ini akan digelar sebagaimana mestinya. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes). “Kami dari prajuru desa memutuskan, bagi yang belum vaksin dua kali sangat dilarang ikut prosesi ini. Dan untuk pamedek yang tangkil ke pura juga dibagi-bagi untuk menghindari adanya kerumunan,” kata Wisna.

Terkait syarat dua kali vaksin, pihaknya mengaku sudah melakukan komunikasi dengan prajuru di masing-masing banjar. Menurut Wisna, hampir semua warga Desa Adat Kesiman sudah mengikuti vaksinasi sebanyak dua kali. Dalam pelaksanaan pangerebongan ini juga akan ada pecalang yang menjaga penerapan protokol kesehatannya.

Bahkan, pihaknya juga menyiapkan masker. Bagi pamedek yang datang tidak memakai masker akan diberikan masker. Selain itu, rencananya saat ngerebong akan dihadiri oleh Gubernur Bali Wayan Koster dan Walikota Denpasar IGN Jaya Negara.

Tradisi ngerebong yang diyakini sudah ada sejak tahun 1937 ini rutin dilaksanakan setiap enam bulan sekali (berdasar kalender Bali, Red). Menurut Wisna, teknis pelaksanaannya nanti, sebelum prosesi ngerebong dimulai, tidak lagi dilakukan patirtan dengan mengiringi langsung pratima ke Pura Musen.

Tetapi kali ini hanya dilakukan nuur tirta oleh pamangku tanpa membawa pratima. Setelah itu, tirta akan dipercikkan ke pratima yang ditempatkan di Pura Petilan. “Kalau rangkaian biasanya selama ini, pratima diiring ke Pura Musen untuk melakukan pasucian. Tetapi, sekarang pratima malinggih di Pura Petilan, sementara yang nuur tirta adalah pamangku,” ungkap Wisna.

Krama yang menonton ritual ngerebong di Wantilan Pura Pangrebongan jumlahnya juga dibatasi 50 persen dari kapasitas. Dalam prosesi ngerebong nanti, kata Wisna, akan disiapkan tim medis dari puskesmas dan Satgas Covid-19 untuk bertugas di sekitar Pura Pangrebongan, yang berlokasi di Jalan WR Supratman Denpasar Timur.

Sedangkan pecalang yang dilibatkan bertugas berasal dari semua banjar pangempon. “Kalau dulu sebelum pandemi Covid-19, yang ditugaskan hanya 60 orang pecalang Desa Adat Kesiman. Nah, sekarang kita minta bantuan ke semua banjar yang ikut ngempon agar menerjunkan pecalangnya, biar personel lebih banyak dan bisa mengurai krama yang berkerumun,” tandas Wisna. *mis

Komentar