nusabali

Semangat Pelaku Pariwisata Kembang Kempis

Terkait Wacana Penerapan PPKM Level 3 Saat Nataru

  • www.nusabali.com-semangat-pelaku-pariwisata-kembang-kempis

MANGUPURA, NusaBali
Wacana pemerintah pusat akan menaikkan status pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) ke level 3 dan melarang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), membuat semangat pelaku pariwisata kembang kempis.

Padahal momen tersebut sudah dinanti-nanti dengan harapan kunjungan wisatawan bisa meningkat. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Badung I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya, berharap perayaan Nataru tetap dilakukan dengan beberapa syarat, salah satunya yakni taat protokol kesehatan (prokes). “Semestinya perayaan kecil-kecil tidak masalah asalkan dengan taat prokes. Apalagi kondisi perekonomian seperti ini,” ujarnya, Senin (22/11).

Menurutnya, jika perayaan kecil saat Nataru tetap dilaksanakan, maka semua itu juga sebagai upaya menguji diri untuk mempersiapkan diri dalam event yang akan dilakukan pada tahun 2022 mendatang seperti G20. Jadi, di mata dunia Bali memang benar-benar bisa mengendalikan kasus Covid-19 meski terdapat beberapa perayaan.

Di sisi lain, kata Suryawijaya, saat ini disiplin prokes masyarakat Bali sangat tinggi. Hal itu terlihat dari beberapa kegiatan upacara agama yang dilaksanakan, namun tidak ada kasus yang signifikan. “Kalau kerumunan massa berlebihan memang berpotensi adanya penyebaran kasus Covid-19. Namun jika ada perayaan perlu dilakukan pembatasan. Termasuk dipantau satgas Covid-19,” katanya.

Selain itu, secara capaian vaksinasi hampir 98 persen masyarakat Bali sudah mendapatkan vaksin lengkap. Dari 4 juta masyarakat Bali, sekitar 3,4 juta sudah divaksin lengkap. “Jadi hard imun sudah terbentuk, sehingga tidak boleh terlalu parno atau ketakutan berlebihan dengan Covid-19 ini. Perlu dilakukan jalan tengah,” tegas Suryawijaya.

Suryawijaya melihat, saat ini Bali sedang berlayar di antara dua pulau karang, yakni satu di sisi kesehatan dan sisi lainnya ada ekonomi. Pihaknya mengatakan jika kondisi tetap dipertahankan, maka kurang lebih rata-rata ada 10 ribu kunjungan wisatawan domestik selama sehari. “Kalau seperti ini kita bertahan dulu. Tapi pemerintah jangan terlalu ngerem sekali. Kalau terus ngerem ekonomi mati, yang sulit juga pemerintah,” tandasnya. *ind

Komentar