nusabali

Hari Raya Kuningan, Upacara Ngerebeg Berlangsung di Catus Pata Bangli

  • www.nusabali.com-hari-raya-kuningan-upacara-ngerebeg-berlangsung-di-catus-pata-bangli

BANGLI, NusaBali
Empat banjar di wilayah kota Bangli melaksanakan Upacara Ngerebeg bertepatan dengan Hari Raya Kuning pada Saniscara Kliwon Kuningan, Sabtu (20/11) sekitar pukul 19.00 Wita.

Upacara Ngerebeg yang merupakan tradisi turun temurun bagi warga kota Bangli ini sempat tidak digelar karena kondisi pandemi Covid-19. 

Jero Mangku Pura Dalem Gede Selaungan Sang Made Suryawan, menyampaikan Upacara Ngerebeg merupakan tradisi yang telah diwarisi secara turun-temurun. Upacara Ngerebeg melibatkan empat banjar di wilayah kota Bangli, yakni Banjar Pande, Kelurahan Cempaga; Banjar Kawan, Banjar Blungbang, dan Banjar Griya, Kelurahan Kawan, Kecamatan Bangli. 

Keempat banjar ini masing-masing nyungsung arca Barong dan Rangda di Pura Dalem. Barong di Dalem Purwa yang diempon krama adat Kawan berwujud barong sapi, barong di Pura Dalem Gede Selaungan yang diempon krama adat Pande berupa barong macan. Barong Ket di Pura Dalem Penunggekan yang diempon krama adat Blungbang. Berikutnya barong macan di Pura Dalem Pengringsingan diempon krama adat Griya. 

“Upacara Ngerebeg dilaksanakan setiap enam bulan sekali yakni bertepatan dengan Hari Raya Kuningan. Upacara ini untuk memohon kerahayuan jagad,” kata Mangku Suryawan. 

Pura Dalem sebagai tempat untuk memuja Dewi Durga, kemudian dalam Upacara Ngerebeg ini sebagai Sang Hyang Catur Buwana. “Arca barong dari keempat Dalem ini bertemu di satu titik yakni di catus pata,” jelasnya. 

Upacara digelar di catus pata atau perempatan Bangli, karena perempatan merupakan akses lalu lintas termasuk juga perekonomian. Kata Mangku Suryawan, selain untuk memohon kerahayuan jagad, upacara ini juga untuk meningkatkan komunikasi atau kedekatan krama banjar. 

Sementara itu, pelaksanaan upacara ngerebeg diawali persembahyangan di masing-masing Pura Dalem. Kemudian krama yang munut (membawa) barong serta sarana upacara lainnya, menuju catus pata dengan diiringi tabuh atau gambelan. 

Krama adat Pande datang dari arah utara, krama adat Kawan datang dari arah barat, krama adat Blungbang datang dari arah selatan, dan krama adat Griya datang dari arah timur. Kemudian ketika sampai di catus pata maka masing-masing arca barong akan menghadap ke arah kedatangannya. 

“Kami yang dari Banjar Pande menghadap ke utara, kemudian Banjar Kawan menghadap ke barat, Banjar Blungbang menghadap ke selatan, dan Banjar Griya menghadap ke timur. Dibagi dalam empat arah posisi desa itu disebut nyatur desa,” tutut Mangku Suryawan. 

Mantan Sekwan Bangli ini menyebutkan, setelah menempati posisi maka upacara dimulai. Banten dihaturkan oleh masing-masing jro mangku. 

Setelah katuran ayaban, Ida Batara masolah (menari). Setelah itu, arca barong kembali ke Pura Dalem. “Ida kembali ke pura dan malinggih di pengaruman,” ujarnya. 

Mangku Suryawan mengungkapkan dua kali Hari Raya Kuningan, krama tidak melaksanakan Upacara Ngerebeg, lantaran pandemi Covid-19. Pada Hari Raya Kuningan sebelumnya kondisi tidak memungkinkan dilaksanakan upacara. Pada hari raya sebelumnya, hanya prajuru dan pamangku saja yang menghaturkan bhakti di catus pata. “Bersyukur hari ini (Kuningan) bisa terlaksana Upacara Ngerebeg. Semoga dengan dilaksanakan upacara ini, pandemi bisa sirna,” ucapnya. 

Meski demikian pihaknya tetap mengingatkan krama untuk melindungi diri dengan menggunakan masker dan taat prokes. 7 esa

Komentar