nusabali

Dari Nunggak Kos dan Himpitan Ekonomi, Ekosistem Digital Gojek Selamatkan Pasutri Ini

  • www.nusabali.com-dari-nunggak-kos-dan-himpitan-ekonomi-ekosistem-digital-gojek-selamatkan-pasutri-ini

DENPASAR, NusaBali.com – Pembayaran cicilan kos berikutnya kapan? Pertanyaan dari pemilik rumah kos itu membuat kepala Djoe Avarel dan istrinya Christina Priska Suryaningsih berkunang-kunang.

Pasangan suami istri (pasutri) yang memiliki empat anak ini baru saja mencicil Rp 500 ribu untuk membayar tunggakan kos mereka selama lima bulan yang mencapai nominal Rp 6,25 juta.  Namun belum ada hitungan hari, bahkan jam, tagihan kos sudah diterimanya lagi.

Pasutri ini sejatinya termasuk kelompok yang mampu bertahan di saat ekonomi Pulau Bali mengalami keterpurukan hampir dua tahun ini.  Melakoni usaha kuliner sejak 2018, perekonomian mereka  terbantu setelah masuk ekosistem Gojek dan menjadi partner GoFood.

Setiap bulan, omzet penjualan warung Geprek Merdeka yang dikelolanya bisa mencapai di atas Rp 30 juta per bulan. Bahkan pada Desember 2019, warung yang berlokasi di Jalan Gelogor Carik, Denpasar Selatan, mencatat rekor omzet Rp 60 juta.

“Saat itu baru disediakan menu soto ayam yang sangat laris,” kata pria yang dikenal sebagai pegiat di berbagai komunitas otomotif roda dua di Pulau Dewata ini.

Menu Soto Ayam Merdeka ini pun sempat memenangkan ajang ‘Kompetisi Merchant Favorit’  pada periode Februari-Maret 2020.  Gelar juara ini diraih berdasarkan peningkatan transaksi lewat GoPay.

Namun petaka terjadi tatkala pandemi Covid-19 mendera Pulau Seribu Pura. “Covid masuk (Bali) bulan Maret 2020, dan dampaknya langsung terasa di bulan April 2020 setelah dilakukan berbagai pembatasan aktivitas,” kata Djoe menerawang.

Kondisi terasa lebih berat setelah sang istri yang sebelumnya bekerja sebagai Manager Marketing pada  sebuah hotel di Kuta harus dirumahkan. “Dirumahkan tanpa gaji sejak April 2020. Bahkan BPJS tidak ditanggung lagi,” timpal Christina Priska Suryaningsih, 41. 

The Show Must Go On. Usaha kuliner menjadi tumpuan harapan satu-satunya. Meskipun perolehan omzet merosot drastis, namun dengan masuk ekosistem GoFood,  membantu perekonomian keluarga.  “Omzetnya merosot, paling banyak Rp 20 juta per bulan di masa pandemi,”  ujar Djoe.

Hal berbeda terjadi saat penerapan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Darurat dan PPKM Level 4 pada Juli 2021-September 2021. “Ini sangat berat sekali. Berbagai pembatasan membuat perekonomian semakin berat. Bukan hanya larangan makan di tempat, namun mereka yang biasa memesan lewat GoFood juga merosot drastis.  Waktu itu kan diberlakukan juga work from home,” terang Djoe.

Periode sulit itulah yang membuat Djoe kelimpungan, karena empat anak-anaknya juga berada di masa usia sekolah  yang juga harus memenuhi kewajiban pembayaran biaya pendidikan dan lain-lainnya.  Kondisi ini  membuatnya terpaksa harus menunggak kos hingga lima bulan. 

Solusi lepas dari kesulitan itu pun dilakukannya dengan menempati salah satu tempat kos milik keluarganya yang berlokasi di Jimbaran, Kabupaten Badung. “Saya sekalian buka warung soto ayam dan masuk sebagai partner GoFood. Sedangkan lapak lama tetap berjalan dengan pengurangan karyawan,” kata pria yang di KTP-nya tertera nama Rd Pramudiyo Joko Sembodho ini.

Menjajakan soto ayam di kawasan perumahan yang ada di Jimbaran menjadi tantangan baru bagi Djoe. Pasalnya, pembeli di kawasan perumahan sangat terbatas. “Ya beruntung masuk ekosistem Gojek, sehingga bisa melayani lewat GoFood,” kata pria yang juga menjadi driver Gojek sejak 2015 ini.  

Saat ditemui, Jumat (19/11/2021), Djoe dan Christina pun menyebut bahwa Gojek membuat mereka bertahan dalam badai pandemi di Pulau Dewata.  “Gojek menyelamatkan kami sehingga bisa bertahan hingga saat ini,” ujar Christina.

Keseriusan pasangan ini mengelola usaha kulinernya pun mendapat apresiasi dari Gojek. Karena Gojek memberi penawaran untuk membuka warung di depan kantor Gojek di Jalan Teuku Umar Barat Denpasar sejak Oktober 2021. “Sangat senang sekali, karena mendapat kepercayaan dari Gojek,” kata Djoe semringah.

Sebelumnya, Chief Food Officer Gojek Group, Catherine Hindra Sutjahyo mengakui bahwa walaupun sudah berhasil pivot ke platform online, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) kuliner masih menghadapi tantangan dalam memastikan keberlanjutan bisnis. 

“Kami mempelajari bahwa dukungan edukasi dan pengembangan kapasitas melalui Komunitas Partner GoFood (KOMPAG) penting dilakukan agar UMKM dapat meningkatkan keterampilan dan mampu bersaing di tengah kompetisi bisnis kuliner yang semakin ketat,” kata Catherine.

Berkat serangkaian program pelatihan dan kesempatan berjejaring KOMPAG, ratusan ribu UMKM kuliner berhasil meningkatkan keterampilan bisnis.  “KOMPAG akan semakin fokus pada dua hal di tahun 2022 mendatang, yakni, mentorship dan pelatihan tersegmentasi.  Kedua, KOMPAG terus konsisten mendukung Peningkatan Skala Bisnis UMKM GoFood,” tegas Catherine. 

Menanggapi program dari Gojek, Djoe pun merasa antusias, dan berharap pada 2022 akan bisa mengikuti program-program dari Gojek. “Semoga pandemi benarbenar berakhir, dan pada 2022 kami bisa bangkit dan meningkatkan skala bisnis kami dengan dukungan KOMPAG,” harap Djoe. *mao

Komentar