nusabali

Hujan Deras, Sambangan Dikepung Banjir

Waterspout Muncul di Kubutambahan

  • www.nusabali.com-hujan-deras-sambangan-dikepung-banjir

Waterspout terjadi saat krama di desa setempat menggelar persembahyangan di pinggir pantai, serangkaian dengan upacara piodalan di Pura Dalem Puri Desa Kubutambahan.

SINGARAJA, NusaBali

Hujan deras yang mengguyur wilayah Buleleng, Senin (14/11) sore hingga malam, menimbulkan bencana banjir di sejumlah titik. Pantauan di lapangan, air meluap dari drainase dan memenuhi sepanjang Jalan Srikandi, Desa Sambangan sekitar pukul 17.00 Wita. Luapan air setinggi sekitar mata kaki orang dewasa juga dilaporkan sempat masuk ke rumah warga yang posisinya lebih rendah dari jalan.

Perbekel Sambangan Nyoman Sudarsana menyampaikan, hujan lebat terjadi sejak sore mengakibatkan volume air meningkat. Imbasnya, air got dan selokan meluap dan merendam jalanan dan rumah warga. “Karena hujannya deras dan lumayan lama, debit air yang masuk tidak bisa ditampung drainase, sehingga meluap hingga ke jalan. Ada juga yang masuk ke rumah warga yang lokasinya agak lebih rendah dari jalan,” katanya.

Hingga Senin malam kemarin, Sudarsana masih melakukan pemantauan. Dia belum menerima laporan kerusakan akibat banjir. Adanya banjir di jalan yang merupakan aset kabupaten itu, pihaknya berharap perhatian dari instansi terkait. “Petugas terkait sudah membersihkan drainase hampir setiap hari. Tapi karena debit air yang cukup banyak dan tidak mampu ditampung, kami berharap ada perbaikan total di jalur ini,” ujar Sudarsana.

Sudarsana tak menampik, Desa Sambangan masih jadi langganan banjir setiap musim hujan. Ada beberapa titik yang sering banjir saat musim hujan. Banjir tersebut menggenangi jalan raya dan berpotensi merusak badan jalan. “Setiap tahun, kalau curah hujan tinggi dan lama, luapan air akan besar, dan drainase tidak bisa menampung, sehingga banjir,” ungkap Sudarsana.

Di sisi lain, fenomena angin puting beliung di lautan atau waterspout, kembali muncul di Buleleng sebelum hujan deras mengguyur wilayah tersebut. Waterspout tampak terjadi di laut Pantai Ponjok, Banjar Dinas Kaje Kangin, Desa/Kecamatan Kubutambahan. Angin puting beliung tersebut berjarak cukup dekat dari bibir pantai dan sempat direkam oleh salah seorang warga.

Perbekel Kubutambahan Gede Pariadnyana menyampaikan, fenomena ini terjadi saat krama di desa setempat menggelar persembahyangan di pinggir pantai, serangkaian dengan upacara piodalan di Pura Dalem Puri Desa Kubutambahan. Saat itu warga mau melarung banten ke laut, dengan membunyikan gong. Tiba-tiba dari tengah laut muncul waterspout.

“Jadi tidak ada ritual khusus yang dilakukan krama untuk mengusir ucur-ucur (waterspout) itu. Itu fenomena alam yang kebetulan terjadi. Krama meyakini fenomena itu merupakan turunnya Ida Betara Solo di Pura Dalem Puri,” kata Pariadnyana.

Di sisi lain, angin kencang yang terjadi di wilayah Kubutambahan pada Senin kemarin menyebabkan kerusakan pada dua atap rumah milik warga yang terletak di wilayah Banjar Dinas Segara Kubuanyar, Desa Kubutambahan. “Ada atap dua rumah warga terbang disapu ucur-ucur itu. Kebetulan rumah korban berada di pinggir pantai. Saat ini kedua korban sedang mengungsi ke rumah kerabatnya,” tandas Pariadnyana.

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng Putu Ariadi Pribadi mengaku belum menerima adanya laporan banjir di Desa Sambangan. Pihaknya baru menerima laporan adanya banjir di Jalan Ahmad Yani Barat, tepatnya di perempatan Pantai Penimbangan, Desa Baktiseraga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Air yang menggenangi jalan tersebut setinggi sekitar 30 centimeter dengan panjang sekitar 50 meter.

Selain banjir, hingga Senin malam kemarin BPBD juga menerima laporan pohon tumbang di dua titik, yakni di Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan, dan di Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada. “Di kedua lokasi tersebut sudah ditangani relawan desa dan kecamatan. Untuk waterspout, informasinya terjadi di Baktiseraga dan Kubutambahan. Namun kami belum menerima laporan adanya kerusakan yang diakibatkan,” jelas Ariadi. *mzk

Komentar