nusabali

Sampah Kiriman di Pesisir Timur Belum Usai

Dinas LHK Bersihkan 2 Ton Hampir Setiap Hari

  • www.nusabali.com-sampah-kiriman-di-pesisir-timur-belum-usai

Dinas LHK sebut fenomena ini tidak lazim terjadi, karena saat ini sudah masuk musim angin baratan.

MANGUPURA, NusaBali

Fenomena sampah kiriman yang menepi di pesisir timur Kabupaten Badung, khususnya di kawasan Tanjung Benoa dan Nusa Dua, belum usai. Sampah kiriman yang didominasi ganggang dan rumput laut. Petugas pun harus berjibaku membersihkan sampah tersebut.

Pihak Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Badung, menyebut fenomena ini tidak lazim terjadi, karena biasanya sampah kiriman di pantai timur terjadi pada musim angin timuran. Sementara saat ini sudah masuk musim angin baratan dan sampah kiriman di pantai barat juga diketahui sudah mulai menepi di sepanjang Pantai Seminyak, Legian, Kuta, dan Kedonganan.

Koordinator Deteksi Evakuasi Sampah Laut (Desalut) I Made Gede Dwipayana, mengatakan hingga saat ini sampah kiriman di pantai timur masih terus menepi. Wilayah yang paling intensi terdampak, yaitu di wilayah Pantai Tanjung Benoa. Sedangkan di Nusa Dua hampir mirip, namun tidak sebanyak di Tanjung Benoa. Karena itu, belakangan ini pihaknya lebih fokus untuk mengevakuasi sampah kiriman di Tanjung Benoa. Terlebih pembersihan di kawasan Nusa Dua telah diatensi oleh pihak ITDC bersama stakeholder.

“Kami masih kerjakan (pembersihan sampah kiriman, Red) di pesisir timur. Belum ada tanda-tanda menghilang, justru terus berdatangan,” kata Dwipayana.

Menurut Dwipayana, karena sampah kiriman masih terus berdatangan, pihaknya belum berani memastikan kapan sampah kiriman itu akan berhenti menepi. “Biasanya sampah kiriman di pantai timur itu terjadi Agustus dan September usai. Setelah itu nyambung evakuasi sampah kiriman ke pantai barat. Tapi tahun ini belum usai di pantai timur, sekarang mulai muncul di pantai barat. Ini yang paling aneh dari tahun sebelumnya,” katanya.

Jumlah sampah kiriman di pesisir timur cukup banyak sekitar 2 ton lebih setiap hari. Sampah kiriman, lanjut Dwipayana, didominasi gangang, rumput laut.

“Kalau yang di pantai barat itu sampah kiriman sifatnya lebih berat, yaitu berupa plastik dan batang pohon. Makanya, untuk yang di pantai barat kami siagakan 3 alat berat, dengan 20 personil URC, dibackup 41 armada truk dan sekitar 600 tenaga tukang sapu,” tandas Dwipayana. *dar

Komentar