nusabali

Sarasastra II Diluncurkan, Berisi Pusparagam Pemikiran Budaya Bali

  • www.nusabali.com-sarasastra-ii-diluncurkan-berisi-pusparagam-pemikiran-budaya-bali

GIANYAR, NusaBali.com –  Setelah akhir 2020 merilis karya sastra pertama ‘Sarasastra’, Yayasan Janahita Mandala Ubud (YJMU) kembali meluncurkan Sarasastra II pada Rabu (10/11/2021).

Peluncuran karya sastra yang dilakukan di Puri Agung Ubud ini berisikan pusparagam pemikiran kebudayaan Bali yang melibatkan 21 penulis dari berbagai latar belakang, di antaranya sastrawan, budayawan, akademisi hingga praktisi di bidang agama Hindu. 

Penulis yang dilibatkan adalah IDG Windu Sancaya, I Wayan Suka Yasa, Gusti Made Agus Susana, Ida Bagus Oka Manobhawa, I Wayan Sudirana, I Wayan Rai S, Kadek Desi Nurani, Mas Ruscitadewi, Kadek Aria Prima Dewi PF, Anak Agung Gde Muliawan, IGA Darma Putra, I Gusti Agung Paramita, Made Adnyana Ole, AA Bayu Wirawan, I Nyoman Suarka, Putu Eka Guna Yasa, Wayan Kun Adnyana, Jiwa Atmaja, I Ngurah Suryawan, IK Eriadi Ariana dan Cokorda Gde Bayu Putra.

“Sarasastra II merupakan karya lanjutan berupa kumpulan sari-sari pemikiran dari para penulis dan narasumber yang terlibat dalam program Rembug Sastra yang dilaksanakan dari bulan Januari 2021 hingga Oktober 2021 di Museum Puri Lukisan Ubud,” ujar Ketua YJMU Tjokorda Gde Agung Ichiro Sukawati.

Peluncuran karya sastra yang bertepatan dengan Galungan dan Hari Pahlawan juga memiliki makna tersendiri karena pada tanggal yang sama terdapat beberapa sejarah yang penting terjadi di Puri Agung Ubud.  Seperti diketahui enam tahun lalu, almarhum Tjokorda Gde Rake Soekawati dan almarhum Tjokorda Gde Agung Sukawati menerima penghargaan Prama Bhakta Pariwisata dari Pemerintah Kabupaten Gianyar. 

“Dan pada 63 tahun yang lalu, di tempat yang sama, telah lahir sebuah karya sastra Kakawin Gajah Mada yang merupakan karya dari seorang sastrawan Puri Agung Ubud, almarhum Tjokorda Gde Ngoerah,” jelas Tjokorda Gde Agung Ichiro Sukawati.

Kegiatan peluncuran karya sastra tersebut diwarnai dengan pemberian penghargaan ‘Sarasastranugraha’ oleh YJMU kepada seorang tokoh agama, dan kebudayaan Bali yakni I Gede Sura. “Hal tersebut dipertimbangkan karena melihat, dedikasi, kontribusi, dan prestasi dalam pengembangan karya sastra, agama dan budaya di Bali yang telah ditunjukkan oleh I Gede Sura selama ini,” ujar Sekretaris Umum YJMU Cokorda Gde Bayu Putra.

Selain berkontribusi di dunia sastra, YJMU pun aktif melaksanakan pembinaan gratis sebanyak dua kali dalam seminggu, untuk anak-anak usia minimal 6 tahun terutama anak-anak yang berada di sekitar wilayah kelurahan Ubud, guna memperdalam pengetahuan bahasa Bali, sastra Bali, aksara Bali, serta memberikan pemahaman nilai-nilai keagamaan. 

“YJMU juga telah merawat 74 lontar yang ada di Desa Adat Ubud dan Desa Adat Peliatan, sebagai wujud kepedulian terhadap karya sastra yang memiliki nilai luhur di dalamnya,” tutup Tjokorda Gde Agung Ichiro Sukawati. *rma

Komentar