nusabali

Jelang Galungan, Nasabah Bank Sampah Tarik Tabungan

  • www.nusabali.com-jelang-galungan-nasabah-bank-sampah-tarik-tabungan

GIANYAR, NusaBali
Ratusan nasabah dari 80 unit Bank Sampah di bawah naungan Griya Luhu di Kelurahan Beng, Kecamatan Gianyar, Gianyar, menarik uang tabungan mereka.

Uang itu dipastikan untuk menambah biaya perayaan Galungan, Buda Kliwon Dungulan, Rabu (10/1) besok, dan Kuningan, Saniscara Kliwon Kuningan, Sabtu (20/11).  

Untuk diketahui, bank sampah berkembang pesat di Gianyar. Nasabah bank ini mencapai 5.000 orang di 15 desa dari 64 desa dan 6 kelurahan di Kabupaten Gianyar. Bank Sampah bentukan Griya Luhu juga tersebar pada kabupaten lain di Bali hingga 250 unit dengan 25.000 nasabah. Bank sampah menjadi salah satu solusi mengurangi pembuangan sampah ke TPA yang makin overload (kelebihan kapasitas tampung).

Ditemui Senin (8/11) di Gianyar, Founder Griya Luhu Ida Bagus Mandhara Brasika alias Gus Nara, menjelaskan Bank Sampah Griya Luhu pada Januari 2022 akan mengepakkan sayap ke Jawa Timur. Bank sampah saat ini sudah mulai mengubah pikiran masyarakat hingga mau memilah sampah. Sampah tidak lagi menjadi masalah, malah jadi berkah.

Jelas dia, perputaran uang dari 80 unit bank sampah di Gianyar, mencapai Rp 20 juta per bulan. Maka selama 6 bulan, nilainya ratusan juta rupiah. Nasabah dominan kalangan ibu-ibu PKK dengan menarik tabungan dari penjualan sampah setiap 6 bulan, menjelang hari raya Galungan. Nominal tabungan tertinggi dimiliki seorang warga Banjar Lebih Duur Kaja, Desa Lebih, Kecamatan Gianyar. Dalam 6 bulan, nasabah ibu-ibu tersebut menabung sampah plastik dengan saldo akhir Rp 400.000. ‘’Uang ini sudah ditarik untuk bekal belanja upakara Galungan," jelas Gus Nara.

Kini Gus Nara terus menggugah para nasabah untuk lebih mengoptimalkan keikutsertaan warga di bank sampah.  Karena kini nasabah bank ini baru sekitar 30 persen dari jumlah warga per desa. ‘’Kami akan genjot, minimal setengah penduduk desa mau memilah dan menabung sampah ke bank sampah," harapnya.

Dengan bank sampah, jelas Gus Nara, pengiriman sampah anorganik ke TPA Temesi di Gianyar, bisa berkurang sekitar 20 ton per bulan. Sedangkan sampah plastik yang masuk ke gudang utama Griya Luhu di Kelurahan Beng, Pejeng, dan Tabanan, dikirim ke industri daur ulang sampah di Banyuwangi, Jawa Timur. "Kedepan kami ingin buat program belajar kembangkan olah limbah pembalut dan popok, yang selama ini susah diolah. Kami sudah mulai belajar, sudah dikontak sama PT Softex diajak kolaborasi gimana cara mengolah itu," imbuhnya.

Gus Nara mengakui bisnis sampah belum bisa menghasilkan banyak uang. Namun alumni penerima beasiswa LPDP (Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan) Kemenkeu RI ini bangga bisa menghidupi banyak keluarga dengan sampah.

Gus Nara merupakan salah satu dari 20 pemuda pelopor penerima Penghargaan Yowana Kriya Nugraha tingkat Kabupaten Gianyar Tahun 2019. Dia fokus memperluas jangkauan bank sampah di Gianyar dengan aplikasi Simalu.id, produksi pipet bambu, dan rumah sampah Griya Luhu di Jalan Cendrawasih, Lingkungan Kelod Kauh Kelurahan Beng, Gianyar. Dia cukup lama berproses untuk meraih predikat itu. Seperti biasa, seleksi dilakukan sangat ketat mulai dari administrative, wawancara, presentasi dan home visit. “Saat home visit, saya ajak juri ke Bank Sampah di Banjar Cagaan, Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring.. Disana juri melihat langsung bagaimana teknis pemilahan sampah dan manajemennya,” jelasnya.

Di Banjar Cagaan ini, dia memiliki sekitar 150 nasabah penabung sampah plastik seminggu sekali. Nasabahnya juga tersebar di Banjar Pengembungan ,Desa Pejeng 100 orang,  di Desa Lebih, Kecamatan Gianyar 100 orang. Tiap bank sampah.*nvi

Komentar