nusabali

Pasek Suardika Sarankan Pemilu Gunakan Teknologi

  • www.nusabali.com-pasek-suardika-sarankan-pemilu-gunakan-teknologi

JAKARTA, NusaBali
Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Gede Pasek Suardika menyarankan agar Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang tidak berjalan secara manual, melainkan secara online dengan menggunakan teknologi.

Dengan begitu, akan lebih cepat mengetahui hasil pemungutan suara. “Jika masih memungkinkan dan tanpa menabrak undang-undang, saya menyarankan agar jangan lagi memakai cara manual. Semua memakai sistem perhitungan rekap online saja. Jadi, tidak ada yang kasak-kusuk lagi,” kata Pasek di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Kamis (4/11).

Berdasarkan pengalaman Pemilu 2019 lalu, kata Pasek, dia merasakan bagaimana perhitungan suara di TPS setelah direkap ke level lebih atas, angkanya berubah. Padahal, dia memegang data. Berhubung partai dia sebelumnya tidak lolos membuat Pasek tidak mengurusnya.

Namun, pengalaman itu menunjukkan cara-cara manual membuka peluang terjadinya transaksi pasca pencoblosan. Demi mendapatkan hasil terbaik dan meminimalisir waktu, kata Pasek, solusinya adalah menggunakan teknologi seperti yang saat ini diterapkan dalam seleksi aparatur sipil negara (ASN) lewat CAT (Computer Assisted Test).

“Dengan teknologi, hasil bisa langsung dibaca. Kemudian tidak ada lagi oknum-oknum di jalan yang menyetop perolehan suara. Hasil itu masuk ke pusat dan langsung dilihat semua,” jelas Pasek.

Pasek pernah menyaksikan secara langsung pemilu di Rusia dengan menggunakan teknologi. Kala itu, Pasek sebagai anggota DPD RI periode 2014-2019 mendapat undangan mengawasi pemilihan presiden Rusia. Pria yang pernah menjabat Ketua Panitia Perancang Undang-Undang (PPUU) DPD RI, mengira Rusia yang merupakan negara sosialis tidak ada demokrasi. “Ternyata jauh dari bayangan saya. Demokrasinya bagus,” ucap Pasek.

Ketika pemilihan di sana, sudah ada alat di kotak suara. Saat selesai pemilihan bisa langsung dibaca, disimpan, dan disampaikan ke KPU-nya sehingga tidak ada ruang untuk mengutak-atik secara manual.

“Bila ini dilakukan di Indonesia, apakah berani. Berani kah DPR RI dan parta-partai besar lainnya. Kami sebagai partai baru menginginkan itu. Setelah melihat TPS di Rusia, saya juga diajak ke KPU-nya. Di sana, tabulasi sudah muncul. Saya kaget, negara yang kita bayangkan minor soal demokrasi, ternyata jauh dari kita,” papar Pasek.

Artinya, lanjut Pasek, perlu cara agar tidak jatuh korban lagi seperti di Pemilu 2019 akibat kelelahan. Yaitu dengan menggunakan teknologi. “Kalau kita curiga dengan teknologi, sama curiga kita dengan manual. Tapi, dengan teknologi masih bisa dilacak. Berbeda dengan manual yang begitu masif dan banyak, siapa yang mau menangani,” tegas Pasek. *k22

Komentar