nusabali

Diterjang Bah, Jembatan di Pupuan Putus

  • www.nusabali.com-diterjang-bah-jembatan-di-pupuan-putus

Sebelum dibangun jembatan ini, warga yang hendak melintasi dua desa ini harus berjalan kaki dengan cara menyeberangi sungai.

TABANAN, NusaBali

Sebuah jembatan gantung penghubung Banjar Galiukir, Desa Kebon Padangan - Banjar Kebon Jero Kangin, Desa Munduktemu, Kecamatan Pupuan putus, Rabu (3/11) sore. Jembatan ini putus karena diterjang air bah Tukad Yeh Ho. Akibatnya, akses jalan warga untuk membawa hasil pertanian lumpuh.

Informasi di lokasi, jembatan gantung sepanjang 24 meter dengan lebar 1,5 meter ini dibuat tahun 2000 secara swadaya dan hanya bisa dilalui sepeda motor. Perawatan jembatan oleh Kelompok Tani Kudungan. Sebelum dibangun jembatan ini, warga yang hendak melintasi dua desa ini harus berjalan kaki dengan cara menyeberangi sungai. Namun karena sempat ada peristiwa 3 warga hanyut hingga meninggal, warga kemudian berinisitiaf membuat jembatan.

Perbekel Kebon Padangan I Made Arif Hartawan mengatakan, jembatan putus karena diterjang air bah Rabu sore pasca Kecamatan Pupuan dilanda hujan deras. Dengan putusnya jembatan ini maka akses mengangkut hasil pertanian terhambat. “Tidak ada warga sampai terisolir, hanya akses jalan untuk mengangkut hasil pertanian terhambat,” ungkapnya  ketika dikonfirmasi Kamis (4/11).

Dikatakan, melalui jembatan ini, warga yang hendak ke Munduktemu dan sebaliknya, hanya menempuh perjalanan 6 menit. Sementara sekarang karena jembatan putus, warga harus memutar haluan melintasi Desa Pupuan dengan menempuh jarak sekitar 40 menit. “Jadi, terlalu jauh sekarang harus memutar. Kalau ada jembatan gantung ini cepat untuk menuju dua desa, sehingga kami katakan ini adalah jembatan vital,” tegas Arif Hartawan.

Ditegaskan, dengan hilangnya jembatan gantung ini maka harga hasil pertanian bisa saja meningkat karena jarak tempuh terlalu jauh. Memang bisa dilalui dengan jalan kaki, namun harus menunggu air surut dulu.

Arif mengaku sudah melaporkan bencana itu kepada dinas terkait. Bahkan sebelumnya karena jembatan ini vital, sudah sempat mengusulkan untuk membangun jembatan permanen melalui anggota DPRD Tabanan dapil Pupuan, Gusti Nyoman Omardani. Usulan ini pun sudah diteruskan ke Gubernur Bali, beberapa waktu lalu.

Rencananya jika hendak dibangun jembatan permanen ini, lokasinya di sebelah utara dari tempat jembatan gantung yang sekarang. Namun tetap berada di lokasi Banjar Gali Ukir Kelod, Desa Kebon Padangan. “Estimasi usulan dana sekitar Rp 6 miliar dengan panjang jembatan 26 meter. Kami harapkan bisa segera terealisasi karena ini merupakan akses jalan vital,” harapnya.

Kendatipun menunggu jembatan permanen, dia berharap dalam pembangunan jangka pendek, ada bantuan pembangunan jembatan sementara untuk bisa menunjang kelancaran membawa hasil pertanian. “Supaya tidak memutar jauh sampai 20 kilometer ke Desa Pupuan. Karena menempuh waktu terlalu lama,” tegas Arif Hartawan. *des

Komentar