nusabali

Sasih Kanem Tiba, Empat Banjar di Batubulan Gelar Pacaruan Guna Memohon Keselamatan

  • www.nusabali.com-sasih-kanem-tiba-empat-banjar-di-batubulan-gelar-pacaruan-guna-memohon-keselamatan

GIANYAR, NusaBali.com – Tilem sasih kanem atau keenam, empat banjar yang ada di Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, gelar upacara pacaruan, guna menetralisir aura negatif dan memohon keselamatan di sasih kanem yang dipercaya kerap menimbulkan bencana.

Adapun empat banjar tersebut adalah  Krama Banjar Kapal, Banjar Buwitan, Banjar Kedaton, dan Banjar Kalah. Terlihat para pecalang menertibkan lalu-lintas yang hendak melintas, dan para krama banjar-banjar tersebut memadati perempatan maupun perbatasan banjar, saat melaksanakan kegiatan pacaruan tersebut.

Upacara pacaruan tersebut juga turut diiringi dengan upacara nyambleh (memotong) hewan yang berupa kucit butuan (babi dengan usia 1-5 bulan). Upacara menggunakan berbagai macam sarana, salah satunya seperti ayam brumbun (warna-warni), serta ayam tabuh rah (tajen) yang dipanggang, yang dihaturkan pada masing-masing perempatan atau perbatasan banjar yang dipercaya memiliki kekuatan magis.

Hal tersebut disampaikan Prajuru Tempekan Banjar Kapal, Nyoman Suarta, yang terlihat hadir dalam upacara pacaruan tersebut. 

“Kegiatan diawali macaru atau melakukan pembersihan secara niskala di areal Pura Dalem Pengilen, Banjar Kapal. Kemudian Ida Sasuhunan yang berupa sosok rangda dan barong turut dibersihkan dan dihias, untuk nanti diusung ke beberapa perempatan dan perbatasan, untuk melakukan kegiatan macaru,” ujar Nyoman Suarta saat ditemui di perempatan Banjar Kapal, Kamis (3/11/2021).

Terdapat empat lokasi upacara macaru yang diadakan pada Kamis ini, yakni di perempatan Banjar Kapal, perbatasan Banjar Kalah, perbatasan Banjar Buwitan dan perbatasan Banjar Kedaton. Makna dari kegiatan tersebut pun bertujuan untuk menetralisir aura negatif yang ada di lingkungan banjar maupun desa agar dianugerahi keselamatan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. 

“Selain itu di masing-masing rumah warga banjar yang bersangkutan, juga wajib melakukan kegiatan macaru dengan memasang sanggah cucuk di sebelah kanan pintu masuk (angkul-angkul) rumah dan menghaturkan sesajen seperti ulam (daging) babi, arak, berem,” jelas Suarta.

Upacara pacaruan berlangsung dari siang hari dan berakhir pada sore menjelang malam, yang diadakan di Pura Dalem Pengilen, dan ditandai dengan nyambleh seekor kucit butuan sebagai persembahan ke Ida Sasuhunan yang berstana di Pura Dalem Pengilen.

Dengan dilaksanakannya kegiatan macaru tersebut, Suarta berharap agar keadaan Desa Batubulan beserta masyarakat yang ada di dalamnya, senantiasa diberikan perlindungan oleh Yang Maha Kuasa. “Upacara ini wajib diadakan setahun sekali, memohon perlindungan dan keselamatan, dan wujud bakti terhadap Ida Sasuhunan,” tutupnya. *rma

 

Komentar