nusabali

Satu Rumah Dihantam Banjir Bandang

Air Bah Sempat Rendam Rumah dan Isinya Setinggi Pinggang

  • www.nusabali.com-satu-rumah-dihantam-banjir-bandang

Seluruh barang-barang mulai dari kasur, selimut, bantal, beras 50 kilogram termasuk tiga sepeda motor sempat terendam banjir. Tembok pagar juga bersih dijebol air bah.

SINGARAJA, NusaBali

Hujan deras yang mengguyur Buleleng sepekan terakhir, mulai berdampak bencana. Satu rumah warga di Banjar Dinas Pererenan Bunut, Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng, diterjang banjir bandang, Selasa (2/11) pukul 12.00 Wita . Beruntung tidak ada kerusakan yang signifikan. Rumah milik Komang Budiarta, 44, hanya rusak pada pagar depan dan barang-barang rumah tangga terendam banjir.

Komang Budiarta saat ditemui di rumahnya nampak masih membersihkan sebagian lumpur yang masih ada di dalam dan di halaman rumahnya. Rumah yang ditempati bersama istrinya Made Sukerti, 40, anaknya Kadek Candra Adi Pratama, 15, dan ibunya Made Reti, 65, memang berada di bawah badan jalan.

Di seberang rumahnya adalah deretan kebun cengkih. Kebetulan di samping kebun cengkih warga lain ada sebuah selokan air yang tembus di sebelah utara rumah Budiarta. Saat hujan deras turun debit air yang besar tak mampu tertampung di selokan air itu. Terlebih saluran juga tersumbat sampah yang membuat air meluber ke jalan dan tumpah ruah ke rumah Budiarta yang posisinya lebih rendah dari jalan.

“Tadi tidak keburu mengamankan barang-barang. Kejadiannya tiba-tiba sekitar pukul 12.00 wita. Saya tadi duduk di bale bengong, tiba-tiba tembok penyengker saya jebol dan air langsung besar seketika. Banyak sampah, lumpur, batu yang terbawa, tadi sampai sepinggang airnya,” ucapnya. Bencana banjir bandang yang menimpanya membuat seluruh barang-barang rumah tangga mulai dari kasur, selimut, bantal, beras 50 kilogram termasuk tiga sepeda motor sempat terendam banjir. Tembok pagar rumah setinggi satu meter dan panjang 10 meter juga bersih dijebol air bah. Banjir baru surut sekitar pukul 16.00 Wita.

Peristiwa bencana banjir yang dialami Budiarta disebutnya bukan kali pertama. Bahkan bencana ini hampir tidak pernah absen setiap musim penghujan. Hanya skalanya saja yang berbeda-beda. Empat tahun lalu, sebagian bangunan bale bengong dan senderan di belakang rumahnya sempat terseret banjir besar. Bahkan Made Sukerti mengaku tak pernah tidur nyaman saat hujan deras datang. “Kalau sudah hujan deras apalagi  malam, saya sama suami tidak berani tidur. Pasti bersihkan saluran air biar tidak masuk ke rumah. Mau bagaimana lagi hanya ini tempat tinggal yang kami punya,” kata Sukerti.

Pemerintah Desa Gitgit pun disebutnya sudah beberapa kali mencoba mencarikan jalan keluar. Gorong-gorong saluran pun sudah diperbesar, agar yang mengalir bisa tertampung lebih banyak. Namun persoalannya air yang mengalir di saluran kecil itu tak hanya air hujan, melainkan air dari kebun-kebun warga seluruhnya tertampung ke sana. Tahun ini bencana yang menimpa keluarga Budiarta cukup besar, karena tak hanya air dan sampah yang masuk ke rumahnya. Tetapi juga lumpur yang diduga berasal dari sisa galian proyek shortcut.

Sementara itu, Perbekel Desa Gitgit I Putu Arcana yang juga ada di lokasi bencana, menyebutkan, segera akan mencarikan solusi. Dia berencana akan menerjunkan relawan desa tangguh bencananya untuk melakukan penyisiran saluran air yang hilirnya ada di sebelah rumah Budiarta. “Kami akan sisir pangkungnya (saluran air,red), kalau ada kemungkinan pengalihan aliran air, sehingga air tidak semuanya mengarah ke saluran ini. Nanti kami akan koordinasikan ke BPBD dan Dinas PUTR juga terkait saluran ini,” kata Arcana. *k23

Komentar