nusabali

NTP Petani Bali Naik 0,43 Persen di Bulan Oktober

  • www.nusabali.com-ntp-petani-bali-naik-043-persen-di-bulan-oktober

DENPASAR, NusaBali.com - Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) Bali kembali mencatatkan kenaikan jika dibanding bulan sebelumnya.

NTP Petani Bali di bulan Oktober mengalami kenaikan sebesar 0,43 persen menjadi 93,40 dibanding dengan NTP di bulan September sebesar 93,00.

Angka tersebut berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali teranyar yang dirilis Senin (1/11/2021).

“Nilai ini berasal dari rasio antara indeks yang diterima petani (It) dan indeks yang dibayar petani (Ib),” ujar Plt Koordinator Fungsi Statistik Distribusi BPS Bali, Made Agus Adnyana.

Jika dilihat dari nilai komponen nilai tukar petani yang terjadi, indeks yang diterima petani (It) pada bulan Oktober mencapai 100,56. Ini terjadi kenaikan jika dibandingkan indeks yang diterima petani yang diterima pada bulan September di mana kenaikannya mencapai 0,61 persen.

Hal yang sama terjadi pada komponen indeks yang dibayar petani (Ib) pada bulan Oktober mencapai 107,67, angka ini juga mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan indeks yang dibayar petani pada bulan September di mana kenaikannya terjadi sebesar 0,18 persen.

“Jika dibagi menurut subsektornya untuk bulan Oktober ini, maka ada tiga subsektor yang mengalami kenaikan indeks dan dua subsektor yang mengalami penurunan indeks,” lanjut Agus Adnyana.

Subsektor tanaman pangan naik 0,78 persen menjadi 92,58, subsektor tanaman perkebunan rakyat naik 2,49 persen menjadi 88,22, dan subsektor hortikultura mengalami kenaikan sebesar 0,58 persen menjadi 90,95.

Sementara itu subsektor peternakan selama bulan Oktober megalami penurunan sebesar 1,15 persen menjadi 98,67 bersama dengan subsektor perikanan yang juga mengalami penurunan sebesar 1,04 persen menjadi 100,92.

Diketahui Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan rasio antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang dinyatakan dalam persentase.

Nilai indeks NTP dapat ditafsir sebagai berikut, NTP > 100, berarti petani mengalami surplus. Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya. Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya.

Sementara NTP = 100, berarti petani mengalami impas. Kenaikan/penurunan harga produksinya sama dengan persentase kenaikan/penurunan harga barang konsumsi. Pendapatan petani sama dengan pengeluarannya.

Dan, NTP < 100, berarti petani mengalami defisit. Kenaikan harga produksi relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang konsumsinya. Pendapatan petani turun, lebih kecil dari pengeluarannya.

Meski dalam beberapa bulan terakhir terus mengalami kenaikan, tampaknya secara umum petani Bali saat ini masih merugi dengan indeks NTP sebesar 93,40 atau di bawah 100. *adi

Komentar