nusabali

PCR Turun Harga, Jumlah Penumpang ke Bali Diprediksi Ikut Melonjak

  • www.nusabali.com-pcr-turun-harga-jumlah-penumpang-ke-bali-diprediksi-ikut-melonjak

MANGUPURA, NusaBali.com – Tren penumpang pesawat udara ke Bali dari  kisaran 6.000an orang per hari, sudah menjadi 8.000an pada hari diumumkannya penurunan tarif PCR, Rabu (27/10/2021).

Buntut dikeluarkannya Surat Edaran (SE) Kementerian Kesehatan Nomor HK 02.01/3843/2021 tentang Batas Tarif Tertinggi Pemeriksaan Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (RT-PCR), layanan tes PCR di Bandara I Gusti Ngurah Rai langsung turun harga.

Sesuai dengan SE Kemenkes yang dikeluarkan Rabu (27/10/2021) tersebut, pihak otoritas Bandara Ngurah Rai telah menetapkan harga pemeriksaan RT-PCR di Bali Airport Health Center (BAHC) sebesar Rp 275.000 per Kamis (28/10/2021) ini .

Hal tersebut disampaikan oleh Stakeholder Relation Manager PT Angkasa Pura I Bandara I Gusti Ngurah Rai, Taufan Yudhistira ditemui Kamis (28/10/2021). “Sudah berlaku per hari ini (Kamis, 28 Oktober 2021), surat edaran Kemeterian Kesehatan sudah menyatakan harga tes PCR maksimal Rp 275.000 untuk Jawa-Bali, jadi sudah menyesuaikan langsung,” terang Taufan Yudhistira.

Taufan menambahkan selain tarif tes PCR yang mengalami penurunan, para calon penumpang hendaknya juga mencermati Surat Edaran (SE) Satgas Penanganan Covid-19 Nomor 21 Tahun 2021 tentang Ketentuan Perjalanan Orang dalam Negeri pada Masa Pandemi Covid-19 yang mengatur mengenai kurun waktu berlaku surat keterangan hasil negatif tes RT-PCR yang kini maksimal 3 x 24 jam sebelum keberangkatan sebagai persyaratan perjalanan. “Kami sih berharap kepada calon penumpang untuk tetap memperhatikan hal tersebut,’ ujar Taufan.

Taufan pun berharap dengan adanya kebijakan penurunan harga tes PCR jumlah penumpang melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai terus mengalami peningkatan. “Dengan harga tes PCR yang sudah diturunkan ini harapan kami ada peningkatan traffic, baik itu traffic pesawat maupun traffic penumpang, tapi dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan,” ujarnya.

Sementara itu, menurut data yang diberikan otoritas Bandara Ngurah Rai jumlah penumpang yang datang ke Bali melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai pada Rabu (28/10/2021) kemarin mengalami lonjakan yang cukup signifikan.

Setelah tiga hari berturut-turut sebelumnya jumlah penumpang yang datang berada di kisaran 6.000an, kemarin ada sebanyak 8.019 orang yang menjejakkan kakinya di bandara yang terletak di Kecamatan Kuta, Badung. “Ini hal yang tumben, karena biasanya Senin hingga Rabu kondisi traffic penumpang untuk kedatangan itu relatif lebih rendah. Biasanya mulai ada peningkatan itu di hari Kamis, Jumat,” ungkap Taufan.

Jika sebelumnya diprediksi akan terjadi sedikit penurunan akibat kebijakan tes PCR bagi seluruh calon penumpang pesawat, kini dengan turunnya harga tes PCR Taufan menyebut  semakin sulit untuk memperediksi jumlah traffic penumpang di Bandara Ngurah Rai.

Sementara pantauan di BAHC tidak tampak adanya antrean calon penumpang yang ingin melakukan tes PCR. Salah seorang staf meneyebut hingga Kamis (28/10/2021) siang sudah ada 73 orang yang melakukan pemeriksaan PCR, jumlah yang menurutnya tidak berbeda jauh dengan hari-hari sebelumnya semenjak diberlakuknnya kembali wajib tes PCR bagi calon penumpang, 24 Oktober 2021.

Di sisi lain para calon penumpang tampaknya ingin lebih dari sekadar penurunan harga tes PCR, mereka menuntut sebaiknya kebijakan wajib tes PCR dihapus atau digratiskan saja. “Penerapan pengenaan kewajiban PCR bagi pesawat terbang itu sama sekali tidak tepat,”ucap Ahmad Fauzan salah seorang penumpang ditemui di terminal keberangkatan domestik Bandara Ngurah rai.

Ia menyebut di dalam pesawat yang ia tumpangi sudah dilengkapi teknologi HEPA (High-Efficiency Particulate Air) atau penyaringan partikel yang kuat. Ahmad yakin dengan teknologi HEPA Filter dapat memberikan standar perlindungan yang sangat baik terhadap debu, bakteri, bahkan virus corona.

Senada, Kiki, salah seorang penumpang lainnya berharap kebijakan tes PCR sebaiknya sekalian digratiskan saja, mengingat baginya mempersiapkan keberangkatan saja sudah menyita waktu sekarang harus ditambah lagi dengan melakukan tes PCR. “Kalau bisa gratis, karena ribet banget,” ucapnya sambil bergegas menuju terminal keberangkatan domestik.  *adi

Komentar