nusabali

Mari Berpikir dan Bertindak sebagai Seorang Entrepreneur

  • www.nusabali.com-mari-berpikir-dan-bertindak-sebagai-seorang-entrepreneur

MANGUPURA, NusaBali.com - Derasnya arus perubahan dan globalisasi memaksa kita harus menata ulang cara berpikir agar bisa tetap survive berada di tengah-tengah masyarakat dunia.

Pandemi Covid-19 misalnya, bisa kita lihat sebagai salah satu bentuk perubahan yang tidak disangka-sangka oleh banyak pihak dan menuntut kita untuk bisa segera beradaptasi supaya bisa melewati masa ini dengan selamat.

Semua bisa diawali dengan memiliki mindset atau cara berpikir yang tepat. Dalam hal ini berpikir sebagai seorang entrepreneur akan membawa kita menjadi orang yang lebih kreatif, berwawasan ke depan, dan mendorong upaya kolaborasi.

Hal tersebut dipaparkan oleh Dr Anton Wachidin Widjaja SE MM, Ketua Program Studi MM Teknologi President University ketika membawakan materi pada kuliah umum di Universitas Dhyana Pura bertema Membangun Entrepreneurial Mindset dalam Budaya Akademik Menuju Globally, Rabu (27/10/2021).

“Kita memposisikan diri selalu sebagai seorang enterpreneur, bagaimana ketika kita tidak mempunyai sumber daya, bagaimana kita sedang menghadapi situasi yang sangat penting,” ujar Anton Widjaya.

Membawakan materi berjudul Membangun Entrepreneurial Mindset Menuju Kolaborasi Global, Anton mengatakan untuk berpikir layaknya enterpreneur tidak hanya bisa dilakukan oleh seorang pengusaha atau entrepreneur saja.  “Saya kira kita semua harus berpikir seperti itu supaya kita mampu menciptakan nilai,” kata Anton.

Dengan memiliki cara berpikir ala entrepreneur, ujarnya, perubahan yang terjadi justru akan terlihat sebagai sebuah kesempatan baru.

Akio Morita menjadi contoh yang dipapaparkan Anton. Pencetus Sony Walkman pergi ke Amerika Serikat dan melihat orang Amerika membawa tape musik besar sambil joget. Sesampai di Jepang Morita berpikir untuk merancang alat pemutar musik yang kecil yang bisa didengarkan bahkan sambil bekerja. Akio Morita kemudian menikmati hak cipta bertahun-tahun setelahnya karena berpikir kreatif ala entrepreneur.

Terkait dengan dunia yang menjadi semakin sempit dengan adanya globalisasi, Anton menyebut dengan memiliki cara berpikir entrepreneur hal itu malah juga menjadikannya sebuah peluang baru. “Yang pertama jelas networking, kita bisa membangun jejaring. Kemudian berikutnya jelas kita bisa memperkaya pengetahuan, kita bisa saling transfer, sharing pengetahuan, dan teknologi,”sebut Anton.

Namun Anton juga menitikberatkan adanya kemampuan berpikir kritis apabila ingin berhasil menghadapi perubahan yang semakin cepat terjadi. Selain membantu kita untuk tidak sekadar ikut-ikutan dengan perubahan yang terjadi, Anton menyebut berpikir kritis membantu setiap orang untuk menjadi kreatif. Dunia dilihat sebagai kertas kosong yang siap untuk diisi dengan apa saja oleh siapa saja.

Pada akhirnya Anton mengajak peserta kuliah yang hadir secara langsung maupun hadir secara online, untuk berusaha membangun kolaborasi dengan berbagai pihak. Kolaborasi yang efektif, ujarnya, akan membangun sesuatu yang lebih besar dibanding jika kita melakukannya sendirian.

“Berpikir dan bertindak seperti entrepreneur sangat penting khususnya di dalam menghadapi perubahan-perubahan, tidak hanya globalisisasi tapi juga digitalisasi, termasuk juga menghadapi perubahan-perubahan yang tidak kita sangka seperti pandemi saat ini,” tandas Anton Widjaya dalam materinya.  *adi

Komentar