nusabali

Ajari Pedagang Tradisional Berjualan Online

Mahasiswa FEB Unibra Turun ke Pasar Seni Sukawati

  • www.nusabali.com-ajari-pedagang-tradisional-berjualan-online

GIANYAR, NusaBali
Lima mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya (Unibra), Malang, Jawa Timur, mengajari para pedagang di Pasar Seni Sukawati, Desa/Kecamatan Sukawati, Gianyar, berjualan secara online, Selasa (26/10).

Civitas fakultas ini menggelar kegiatan ini serangkaian program Abdi Dharma. Ketua Pelaksana Abdi Dharma, Dodi Wirawan Irawanto PhD mengatakan edukasi ini bagian dari pengabdian kepada masyarakat, sebagaimana tertuang dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi. Mahasiswa mengajarkan para pedagang tradisional itu berjualan secara online, mulai dari mendownload aplikasi marketplace hingga menjajakan produk secara online.

Dodi menambahkan, kegiatan ini juga bagian dari kewajiban para dosen untuk mengabdikan diri kepada masyarakat. ‘’Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya memperkenalkan program Abdi Dharma ini untuk merespon kondisi para pedagang yang terdampak pandemi," ujar Dodi di sela-sela pengabdian.

Kata dia, Pasar Seni Sukawati dipilih sebagai lokasi karena pasar ini baru diresmikan. Namun ironis, peresmian pasar ini berbarengan dengan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). "Jadi pedagang di tengah antusiasme mendapat fasilitas baru, mengalami kendala berjualan karena tidak ada pembeli langsung ke pasar," ujarnya.

Kata Dodi, selaku Ketua Pelaksana Program Abdi Dharma, dirinya wajib memberikan pendampingan secara door to door kepada para pedagang. "Untuk melakukan inovasi penjualan secara online lewat marketplace. Seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak dan segalanya," ujarnya.

Dodi berharap dirinya bersama lima mahasiswa bisa memberikan sumbangsih, pemikiran, dan solusi terhadap perbaikan ekonomi.  "Mahasiswa yang terlibat dari Jurusan Ekonomi dan Bisnis Fakultas Ekonomi, lima orang. Terdiri dari mahasiswa S1 dan mahasiswa S2. Mahasiswa ini berdomisili di Bali, namun kuliah secara online," jelasnya.

Dalam pengabdian, para mahasiswa menyebar mencari pedagang yang memiliki handphone android. Kemudian mengajari tahap demi tahap. Mulai mendownload aplikasi, memfoto produk, memberikan detail informasi produk hingga pembayaran.

"Kami sudah survei, kendalanya, pedagang belum tahu cara mendaftar. Sehingga kami perlu memberikan pendampingan secara menyeluruh. Sehingga pedagang tahu, cara memposting, menjual semenarik mungkin dan bisa dilihat pembeli se-Nusantara," jelasnya. Pihaknya berharap kegiatan semacam itu bukan satu-satunya. "Dengan publikasi ini bisa menggerakkan teman dari Bali. Kami akan proyeksikan kegiatan ini berlanjut tahun depan," pintanya.

Dodi menambahkan, penjualan lewat marketplace memiliki peluang yang tinggi. "Lalu lintas penjualan barang dari Pasar Sukawati tinggi. Permasalahan saat ini, adalah gambar yang diposting di marketplace kurang menarik. Jadi adik mahasiswa punya kreativitas, pakai software foto canvas, sehingga pembeli lebih percaya," ungkapnya.

Kepala UPT Pasar Disperindag Gianyar Wayan Karang berterima kasih atas kedatangan mahasiswa. Di tengah situasi sepi pembeli, civitas Universitas Brawijaya hadir. "Dengan mahasiswa ini membantu membuat master plan bisa ke depan memberi contoh pada yang lain. Dengan aplikasi ini, pedagang bisa lebih mengetahui dari pada keadaan bagaimana sebenarnya master plan," ujarnya.

Koordinator UPT Pasar Sukawati Anak Agung Raka Wibawa, mengaku kedatangan pengunjung sudah ada meski sedikit. "Kami berterimakasih atas perhatian membuat master plan. Mudah-mudahan pedagang bisa mengetahui. Sekarang ada pedagang berjualan secara online," ujarnya.

Salah satu pedagang yang sudah memperoleh pelatihan, Ni Nyoman Marsini, merasa lega setelah mendapat pengetahuan tentang penjualan online. "Tadi diajarkan panduan tentang pembayaran, cara kerja gimana, bagaimana detail produk, pakai jasa pengiriman apa. Pokoknya lebih praktis," ujar pedagang asal Banjar Puaya, Desa Batuan, Kecamatan Sukawati ini.

Dia mengaku selama ini sistem penjualan barang dagangannya menunggu pembeli datang. "Sekarang setelah belajar, masih sih seperti itu, tapi ditambah aplikasi. Sebelumnya gak pernah jualan secara online," jelasnya.

Pedagang pakaian itu berjanji mulai pekan depan akan menerapkan penjualan secara online. "Pakai program ini mungkin mulai Minggu depan. Sambil belajar, sambil menunggu wakt," ujarnya.

Marsini menambahkan, sejak pandemi, penjualan anjlok 70 persen. Ditambah situasi PPKM, penjualan kian lesu. "Mudah-mudahan jualan secara online nanti bisa laku," harapnya. *nvi

Komentar