nusabali

Sukmawati Jalani Ritual Malukat di Pantai Lovina

Sehari Jelang Upacara Sudhi Wadani di Bale Agung, Kelurahan Paket Agung

  • www.nusabali.com-sukmawati-jalani-ritual-malukat-di-pantai-lovina

SINGARAJA, NusaBali
Putri mendiang Presiden Soekarno, Diah Mutiara Sukmawati Soekarnoputri, 70, menjalani upacara ritual malukat di Pantai Lovina, Desa Kalibukbuk, Kecamatan Buleleng pada Soma Wage Julungwangi, Senin (25/10) petang.

Ritual malukat itu merupakan rangkaian upacara Sudhi Wadani (masuk Agama Hindu) yang akan dijalani Sukmawati di rumah asal Nyoman Rai Srimben (ibunda Bung Karno) di Bale Agung, Kelurahan Paket Agung, Kecamatan Buleleng pada Anggara Kliwon Julungwangi, Selasa (26/10) ini.

Upacara malukat yang bermakna sebagai penyucian yang dijalani Sukmawati, Senin petang mulai 18.30 Wita, dipuput oleh Ida Pandita Mpu Satya Dwijananda, sulinggih dari Griya Kasaiwan Satya Mandala, Lingkungan Tegal Sari, Kelurahan Banjar Tegal, Kecamatan Buleleng.

Menurut Gede Made Suardhana, selaku Jro Mangku Merajan Pasek Tatar Bale Agung, Kelurahan Paket Agung, prosesi malukat yang dijalani Sukmawati kemarin petang untuk membersihkan diri dari 'kotoran' jasmani maupun rohaniah. Tujuannya, untuk mengembalikan lagi posisi dari penganut agama sebelumnya ke Hindu. "Upacaranya sesuai urutan yang dipimpin Ida Pandita. Atas petunjuk beliau, memang harus dibersihkan dulu di laut dengan ritual pembersihan diri," jelas Gede Made Suardhana.

Menurut Suardhana, tidak ada pertimbangan khusus mengapa upacara malukat digelar di Pantai Lovina, Desa Kalibukbuk. "Karena beliau (Sukmawati) menginapnya di hotel dekat sini (Lovina), maka upacara malukat kami gelar di Pantai Lovina. Kami juga sudah sampaikan dan koordinasikan dengan Kelian Desa Adat Kalibukbuk," papar Suardhana.

Suardhana menyampaikan, upacara malukat tersebut merupakan awal rangkaian prosesi Sudhi Wadani yang akan digelar Keluarga Besar Bale Agung untuk Sukmawati, Selasa ini. Keluarga Besar Bale Agung sendiri ditunjuk sebagai Pengrajeg Karya dan merencanakan dudonan upacara Sudhi Wadani tersebut.

"Ini kan awal dari prosesi untuk rangkaian upacara Sudhi Wadani besok (hari ini, Red). Malukat ini penyucian diri sekaligus pernyataan diri untuk masuk agama Hindu, dari sebelumnya bukan Hindu,” terang Suardhana yang lebih dikenal sebagai kriminolog.

Suardhana menyebutkan, prosesi upacara Sudhi Wadani untuk Sukmawati di Bale Agung hari ini akan dipimpin Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Buleleng. Prosesi upacara Sudhi Wadani di rumah asal Nyoman Rai Srimben ini akan berlangsung secara tertutup dan hanya dihadiri beberapa anggota Keluarga Besar Bale Agung.

“Akan ada beberapa tanya jawab, kemudian sumpah janji, sekaligus prosesi penandatanganan. Setelah itu, secara normatif atau formal, beliau (Sukmawati) sudah menyatakan diri sebagai krama yang beragama Hindu," tandas Suardhana.

Setelah resmi menjadi pemeluk agama Hindu, kata Suardhana, masih akan ada prosesi adat atau upacara yang akan dijalani Sukmawati. Di antaranya, upacara telu bulanan, otonan, potong gigi, yang dilaksanakan secara simbolis. Kemudian, dilanjutkan dengan sembahyang ke merajan.

Menurut Suardhana, Sukmawati sebelumnya sudah menyatakan kesiapan diri untuk memeluk agama Hindu kepada Keluarga Besar Bale Agung---keluarga asal neneknya, Nyoman Rai Srimben. Upacara Sudhi Wadani kemudian diputuskan untuk digelar Selasa ini, 26 Oktober 2021, tepat Ultah ke-70 Sukmawati.

"Sudah ada dorongan atau pawisik sejak kecil (untuk masuk Hindu, Red), beliau menyadari itu. Karena juga setelah dihubungkan dengan nenek beliau (Nyoman Rai Srimben) yang merupakan pemeluk agama Hindu dari Bale Agung. Sehingga niat beliau ditetapkan besok, sesuai hari lahirnya dan bertepatan dengan dewasa ayu (hari baik) pada Anggara Kasih Julungwangi," beber Suardhana.

Mewakili Keluarga Besar Bale Agung, Suardhana berharap Sukmawati menjadi pemeluk Hindu yang baik, agar tidak sampai terpengaruh hal yang tidak diinginkan untuk kembali lagi menganut agama sebelumnya. “Kami akan membimbing dengan ajaran yang sesuai tata krama Hindu. Jangan mengikuti ajaran lain yang bisa 'menyesatkan', membuat konflik dengan orang lain,” katanya.

Sukmawati sendiri merupakan anak keempat Presiden RI pertama Ir Soekarno dari pernikahannya dengan Fatmawati. Sukmawati adalah adik dari Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri (Presioden RI ke-5 periode 2001-2004 yang kini Ketua Umum DPP PDIP), dan Rachmawati Soekarnoputri (almarhum). Jadi, tokoh kelahiran 26 Oktober 1951 ini merupakan cucu dari Soekemi Sosrodihardjo (dulu guru di SDN 1 Paket Agung) dan Nyoman Rai Srimben (perempuan Bali dari keluarga Bale Agung). *mz

Komentar