nusabali

Ribuan Warga di 3 Desa Bertetangga Masih Terisolasi

Diperpanjang, Status Tanggap Darurat Pasca Bencana Gempa Desa Trunyan

  • www.nusabali.com-ribuan-warga-di-3-desa-bertetangga-masih-terisolasi

BANGLI, NusaBali
Status tanggap darurat bencana akibat gempa di Desa Trunyan, Kecamatan Kintamani, Bangli dan sekitarnya diperpanjang selama sepekan, hingga 29 Oktober 2021 depan.

Saat kini, ribuan warga di Desa Trunyan, Desa Abang Batudinding, dan Desa Abangsongan masih terisolasi. Status tanggap tarurat yang diperpanjang selama sepekan, 22-29 Oktober 2021, tersebut dituangkan melalui SK Bupati Bangli Nomor 360/672/2021 tentang Penetapan Status Keadaan Tanggap Darurat Penanganan Bencana Gempa Bumi. Status tanggap darurat berlaku 16-22 Oktober 2021.

“Bupati Bangli menerbitkan SK Perpanjangan Tanggap Darurat, karena situasi dinilai masih rawan. Masih ada material yang berjatuhan dari tebing yang sempat longsor akibat gempa,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD Bangli, I Ketut Gede Wiredana, Minggu (24/10).

Ketut Wiredana mengatakan, dalam SK Bupati sebelumnya, disebutkan bahwa status tanggap darurat bisa diperpanjang sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan penanganan darurat bencana. “Karena situasinya dinilai masih rawan, maka status tanggap darurat diperpanjang selama sepekan hingga 29 Oktober 2021 depan," jelas Wiredana.

Dikonfirmasi terpisah, Minggu kemarin, Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bangli, I Ketut Agus Sutapa, mengatakan hingga saat ini tercatat ribuan warga yang terisolasi pasaca bencana longsor akibat gempa. Mereka tersebar di Desa Trunyan, Desa Abang Batudinding, dan Desa Abangsongan.

Untuk di wilayah Desa Trunyan, warga yang masih terisolasi mencapai 2.716 jiwa. Sedangkan di Desa Abang Batudinding yang terisolasi sebanyak 750 jiwa. Sebaliknya, warga di Desa Abangsongan yang masih terisolasi sebanyak 46 kepala keluarga (KK).

“Jumlah warga yang mengungsi hingga saat ini sebanyak 20 orang," jelas Agus Suparta. “Ketersediaan makanan bagi warega yang terisolasi saat ini masih mencukupi,” imbuhnya.

Sementara itu, Kapolres Bangli AKBP I Gusti Agung Dhana Aryawan mengatakan untuk penyaluran bantuan bagi warga terisolasi, masih melalui Danau Batur. Penyeberangan menuju Desa Trunyan dilakukan menggunakan boat dari Dermaga Kedisan di Desa Kedisan, Kecamatan Kintamani.

Untuk akses jalan darat, kata AKBP Dhana Aryawan, masih ditutup buat sementara waktu. Ini dilakukan menginggat masih adanya potensi longsor susulan di tebing jalur tepi Danau Batur rute Desa Buahan-Desa Trunyan. "Jadi, untuk distribusi bantuan logistik masih dilakukan melalui penyeberangan Danau Batur," papar AKBP Dhana Aryawan.

Bukan hanya bantuan logistik yang diseberangkan melalui jalur Danau Batur. Warga dari Desa Trunyan yang hendak menyeberang ke Desa Kedisan atau sebaliknya, juga menggunakan jalur Danau Batur. “Tentu banyak warga yang menyeberang karena keperluan berobat dan kebutuhan lainnya. Kepentingan darurat menjadi priotas pelayanan," katanya.

AKBP Dhana Aryawan menyebutkan, untuk melayani pendistribusian logistik dan penyeberangan warga di Danau Batur, ada 11 unit boat yang dikerahkan tiap hari. Dari 11 unit boat tersebut, 5 unit di antaranya milik kepolisian. Sedangkan sisanya, 6 unit boat lagi adalah milik warga yang disewa oleh Pemkab Bangli. "Kami dari kepolisian mengeragkan 3 unit rubber boat, 1 unit kapal C2, dan 1 unit kapal C3,” tegas AKBP Dhana Aryawan.

Untuk melayani penyaluran logistik dan bantu seberangkan warga yang terisolasi melalui Danau Batur, kata AKBP Dhana Aryawan, pihaknya saat ini terjunkan 30 personel kepolisian per hari. Awalnya, pasca bencana lonsor akibat gempa, Sabtu (16/10) dinihari, jajaran Polres Bangli tiap hari kerahkan 100 personel.

Namun, sejak beberapa hari belakangan, personel yang dikerahkan dikutangi menjadi 30 orang per hari. Menurut AKBP Dhana Aryawan, personel yang dikerahkan ini melayani masyarakat untuk menyeberang tiap hari selama 10 jam, sejak pagi pukul 07.00 Wita hingga sore pukul 17.00 Wita.

Gempa berkekuatan 4,8 SR di Desa Trunyan dan sekitarnya terjadi 16 Oktober 2021 dinihari sekitar pukul 04.00 Wita. Gempa ini menyebabkan bencana lonsor 8 titik di jalur bawah tebuh tepi Danau Batur rute Desa Buahan (sisi barat)-Desa Trunyan (sisi timur).

Bencana longsor ini menyebabkan 2 warga Desa Trunyan tewas tertimbun. Selain itu, juga ada 14 korban luka. Rinciannya, 9 korban luka berat dan 5 korban luka ringan.

Pada saat bersamaan, bencana gempa juga porakporandakan kawasan pegunungan Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem. Di Desa Kubu, jatuh 1 korban tewas dan 118 korban terluka. Dari jumlah 118 korban terluka itu, 3 orang di antaranya luka berat dan sisanya 115 luka ringan.

Sedangkan bangunan rumah yang rusak akibat gempa di Desa Trunyan dan Desa Ban ini mencapai ribuan unit. Rinciannya, 437 unit rumah rusak berat, 135 rumah rusak sedang, 1.415 rumah rusak ringan.

Selain ribuan rumah rusak, gempa berkekuatan 4,8 SR tersebut juga menyebabkan satu kantor desa, satu Puskesmas, dan 2 bangunan sekolah rusak berat. Menurut Kepala BPBD Bali, I Made Rentin, keru-gian material akibat gempa di Desa Trunyan dan Desa Ban ditaksir mencapai sekitar Rp 66,9 miliar. *esa

Komentar