nusabali

Desa Adat Kusamba Gelar Nyepi Segara

  • www.nusabali.com-desa-adat-kusamba-gelar-nyepi-segara

SEMARAPURA, NusaBali
Aktivitas penyeberangan dari pelabuhan tradisional di pantai Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung - Nusa Penida, Klungkung, berhenti sehari pada Wraspati Kliwon Warigadean, Kamis (21/10) - Sukra Umanis Warigadean, Jumat (22/10) pagi.

Penghentian ini menyusul pelaksanaan Nyepi Segara di Desa Adat Kusamba, serangkaian Ngusaba di Pura Segara, Desa Adat Kusamba, pada Purnama Kelima, Rabu (20/10). Karena Nyepi itu, operator boat (paru cepat), nelayan, buruh angkut, dan lainnya, di Pelabuhan Kusamba memastikan tidak adanya penyeberangan ke Nusa Penida dan sebaliknya. Nyepi ini sudah menjadi tradisi setiap tahun. Warga yang kerap menggunakan jasa pelabuhan Kusamba, sudah mengetahui itu.

Lokasi penyeberangan di pantai Desa Kusamba yakni di Pelabuhan Tribuana (paling timur), Banjar Bias (tengah) dan Kampung Kusamba dan Mongalan (barat), tidak akan ada aktivitas. Petugas Dinas Perhubungan Klungkung juga sudah mengedarkan informasi tentang Nypei ini jauh-jauh hari. Informasi itu langsung di Pelabuhan Kusamba maupun disampaikan lewat media sosial.

Pantauan di Pelabuhan Kusamba, Kamis pagi, suasana pelabuhan sudah tampak lengang. Sampan dan perahu terlihat sudah diparkir. Nyepi Segara dilaksanakan selama 24 jam, dari Kamis pukul 06.00 Wita-Jumat pukul 06.00 Wita. Sama sekali tidak boleh ada aktivitas di laut baik nelayan, penyebrangan maupun mancing. Nyepi Segara dengan filosofi untuk menjaga keharmonisan dan keseimbangan alam terutama di laut. Karena laut sebagai sumber penghidupan manusia.

Bendesa Adat Kusamba Anak Agung Gede Raka Swastika mengatakan, tradisi ini rutin digelar selama turun-menurun serangkaian Ngusaba di Pura Segara pada Purnama Kelima, Rabu (20/10). Awalnya Nyepi Segara digelar oleh warga yang tinggal di pesisir seperti nelayan, petani garam dan warga yang bekerja di pantai sebagai bentuk syukur.

Kemudian, setelah adanya desa adat, tradisi ini dijalankan oleh Desa Adat di Kusamba. Sebelum pelaksanaan Nyepi Segara ini, prajuru adat juga sudah berkoordinasi ke instansi terkait, seperti Dinas Perhubungan Klungkung dan lainnya. "Karena semua aktivitas di pesisir, termasuk penyeberangan ditutup sementara," kata Swastika.

Dia menjelaskan pemaknaan Nyepi Segara. Kata dia, laut adalah sumber kehidupan yang memberikan kelimpahan rezeki bagi masyarakat pesisir. Maka penghormatan masyarakat terhadap laut mesti dicurahkan dengan pelaksanaan Nyepi Segara. Nyepi ini juga untuk puji syukur atas karunia Tuhan dan memberikan penghormatan kepada alam, dengan cara membebaskan laut dari berbagai aktivitas manusia selama sehari. "Tidak ada sanksi khusus yang diatur desa adat jika ada warga yang melanggar tradisi Nyepi Segara. Namun tidak ada warga yang berani melanggar," kata Swastika.

Disebutkan, jika tradisi ini berjalan dengan baik, warga meyakini akan diberikan ciri dengan melimpahnya ikan setelah Nyepi Segara. Ini juga mengawali musim tangkapan ikan. "Karena sasih Kalima memang musim untuk tangkapan ikan," kata Swastika.

Seorang petugas di Pelabuhan Tribuana, Desa Kusamba, I Wayan Suparjana mengatakan karena Nyepi Segara, aktivitas di Pelabuhan Tribhuana ditutup sementara. Bagi penumpang yang menuju Nusa Penida, diarahkan menyeberang lewat Pelabuhan Padangbai, Karangasem, atau Pelabuhan Sanur, Denpasar. "Aktivitas penyeberangan kembali diberlakukan normal, Jumat 22 Oktober 2021," kata Suparjana.*wan

Komentar