nusabali

SDN 2 Abang Batudinding Kembali Daring

  • www.nusabali.com-sdn-2-abang-batudinding-kembali-daring

Keluarga besar SDN 2 Abang Batudinding masih diselimuti duka karena salah satu siswa meninggal tertimbun longsor.

BANGLI, NusaBali

SDN 2 Abang Batudinding di Banjar Dukuh, Desa Abang Batudinding, Kecamatan Kintamani, Bangli kembali menggelar pembelajaran secara daring. Pembelajaran secara daring dilakukan pasca longsor di Desa Trunyan pada Sabtu (16/10) lalu. Salah seorang siswa SDN 2 Abang Batudinding, Lionel Adi Putra, 9, meninggal. Rumah keluarga Lionel tertimbun longsor. Berdasarkan data Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bangli, sementara tercatat 26 titik kerusakan gedung TK, SD, dan SMP.

Kasek SDN 2 Abang Batudinding, Wayan Sujana mengatakan sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) sejak 27 September lalu. Pasca longsor di Desa Abang Batudinding dan Desa Trunyan, maka kegiatan pembelajaran digelar secara daring. “Terakhir PTM pada Jumat (15/10) lalu. Sabtu (16/10) terjadi gempa yang mengakibatkan longsor,” ungkap Wayan Sujana, Rabu (20/10). Menurut Wayan Sujana, begitu terjadi gempa dibarengi longsor, sekolah langsung menghentikan PTM.

Menurut Wayan Sujana, kondisi masih rawan, bahkan beberapa kali terjadi longsor susulan. “Kami khawatir terhadap keselamatan siswa karena keadaan masih cukup rawan,” jelas Wayan Sujana. Gempa menyebabkan kerusakan fasilitas sekolah seperti tembok penyengker roboh, papan nama sekolah tumbang, dan tembok ruang kelas mengelupas. Sementara kondisi bangunan ruang kelas masih aman, tidak mengalami kerusakan serius. “Tembok hanya mengelupas, kondisi bangunan masih aman,” ujarnya.

Wayan Sujana mengatakan, keluarga besar SDN 2 Abang Batudinding masih diselimuti duka karena salah satu siswa meninggal akibat tertimbun longsor. “Siswa kami, Lionel Adi Putra meninggal dalam bencana kemarin. Lionel merupakan siswa kelas II,” terangnya. Terkait pelaksanaan PTM, Wayan Sujana mengatakan sekolah masih menunggu situasi aman. Jika memungkinkan PTM akan dilaksanakan kembali pada 25 Oktober nanti.

Terpisah, Plt Kadisdikpora Bangli, Jro Penyarikan Widata mengatakan pasca gempa telah dilakukan pendataan kerusakan di sekolah. Tercatat ada 23 sekolah yang mengalami kerusakan. Kerusakan meliputi tembok penyengker roboh, ruang kelas retak, atap maupun plafon jebol. “Ada lebih dari 20 sekolah yang melaporkan ada kerusakan pasca gempa,” ungkapnya didampingi Kabid Pendidikan Dasar Disdikpora Bangli, I Wayan Gede Wirajaya.

Kerusakan yang terjadi ada yang tergolong ringan, sedang, dan kerusakan berat. Nilai kerugian bervariasi mulai Rp 1 juta hingga puluhan juta. Wayan Wirajaya menambahkan, jika kerusakan ringan disarankan menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). “Kami instruksikan perbaikan kerusakan ringan menggunakan dana BOS, yang kerusakan berat, masih kami koordinasikan ke BPBD,” ungkap Wayan Wirajaya. *esa

Komentar