nusabali

Jalur Darat Menuju Desa Trunyan, Kintamani Masih Ditutup

Menko PMK Minta Warga Korban Longsor Direlokasi

  • www.nusabali.com-jalur-darat-menuju-desa-trunyan-kintamani-masih-ditutup

BANGLI, NusaBali
Hingga, Selasa (19/10) jalur darat menuju Desa Trunyan, Kecamatan Kintamani, Bangli masih ditutup.

Hal ini terjadi akibat material longsor masih menutup akses jalan dari Desa Buahan menuju Desa Trunyan, Kecamatan Kintamani ini. Petugas sebenarnya sudah lakukan pembersihan, namun material longsor masih berjatuhan di titik longsor pertama, yakni di perbatasan Desa Buahan-Desa Abang Batu Dingding.

Kabid Bina Marga Dinas Perkerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPR Perkim) Kabupaten Bangli, I Wayan Lega Suprapto mengatakan imbas dari gempa yang terjadi pada, Sabtu (16/10) lalu mengakibatkan terjadi longsor di 13 titik ruas jalan Desa Buahan-Desa Trunyan. Upaya evakuasi material longsor yang menutup ruas jalan sepanjang 6 kilometer tersebut melibatkan petugas gabungan. "Evakuasi material longsor menggunakan beberapa alat berat,” sebutnya, Selasa (19/10).

Disampaikan jika proses evakuasi memang membutuhkan waktu, selain karena di tiga titik volume longsor besar juga karena kerap terjadi longsor susulan. Saat proses pembersihan masih ada material yang berjatuhan. "Bila kondisi tidak mendukung proses evakuasi dihentikan,” kata kabid asal Desa Manikliyu, Kecamatan Kintamani ini.

Lanjut Lega Suprapto setelah dua hari proses evakuasi akses jalan sejatinya sudah bisa dilewati kendaraan. Namun karena kembali terjadi longsor di titik pertama maka akses jalan ditutup lagi. Menurut Lega Suprapto sejatinya proses pembersihan sudah tuntas hingga di 13 titik longsor. "Kembali terjadi longsor di titik 1, petugas dari TNI/Polri terpaksa tutup akses jalan,” ungkapnya.

Disinggung terkait perbaikan badan jalan yang hancur, kata Lega Suprapto untuk proses perbaikan menunggu kondisi aman. "Badan jalan yang pecah akibat timbunan material longsor akan diperbaiki,” ujarnya. Di sisi lain Kapolres Bangli AKBP Gusti Agung Dhana Aryawan, mengatakan untuk akses jalan memang ditutup, pasalnya kerap terjadi longsor susulan terutama di titik pertama. "Longsoran belum berhenti, akses jalan ditutup kembali," jelasnya. Nantinya akan dipasang rambu di beberapa titik sebagai penanda atau peringatan.

Sementara Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengunjungi lokasi longsor di wilayah Desa Trunyan, Kecamatan Kintamani, Bangli, Selasa kemarin pukul 11.00 Wita. Menko Muhadjir Effendy menyebutkan penanganan bencana sudah bagus. Namun untuk korban yang rumahnya tertimbun longsor di Banjar Cemara Landung, Desa Trunyan, Menko Muhadjir meminta agar segera dicarikan tempat relokasi.

Kehadiran Menko Muhadjir Effendy diterima Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra dan Sekda Bangli IB Gede Giri Putra. Menko Muhadjir  menyerahkan bantuan seperti masker, hand sanitizer hingga sabun.

Usai menyerahkan bantuan tersebut, Menko Muhadjir langsung meninjau lokasi longsor. Dia menyampaikan ada 5 kepala keluarga (KK) yang rumahnya tertimpa longsor. Sampai saat ini 5 KK ini belum dapat tempat penampungan.

"Mereka harus mendapat tempat yang aman sehingga bisa melupakan traumanya," ungkapnya. Ditegaskan jika perlu dilakukan relokasi karena lokasi saat ini rawan. Ketika saat ini ada penolakan relokasi, Menko Muhadjir Effendy menilai penolakan tersebut masih wajar, mengingat kondisi masih berduka. Namun bila kondisi sudah stabil bisa dilakukan komunikasi untuk bisa dilakukan relokasi.

Menko kelahiran Madiun Jawa Timur ini juga mengingatkan jika longsor masih berpotensi terjadi. Maka itu untuk sementara aktivitas masyarakat agar melalui penyeberangan Danau Batur. "Mungkin bisa longsor kembali. Longsor tidak hanya tanah tetapi bebatuan. Kondisi ketinggian sangat membahayakan," ujarnya.

Sebelumnya pada, Senin (18/10) Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini juga meninjau lokasi longsor di Desa Trunyan. Mensos Risma berjanji akan memberikan bantuan perahu untuk evakuasi warga. Selain itu perlunya langkah antisipasi untuk meminimalisir terjadi korban ketika bencana melanda. *esa

Komentar