nusabali

BUMN Gurem akan Ditutup

  • www.nusabali.com-bumn-gurem-akan-ditutup

Jokowi tak ingin proteksi itu terus diberikan kepada perusahaan pelat merah

JAKARTA, NusaBali

Presiden Joko Widodo meminta agar Kementerian BUMN menutup perusahaan pelat merah yang tidak efektif alias gurem.

Menurut data Kementerian BUMN, ada sekitar tujuh perusahaan pelat merah yang akan dibubarkan. Adapun ketujuh BUMN yang dimaksud adalah PT Kertas Leces (Persero), PT Merpati Nusantara Airlines (Persero), PT Industri Gelas (Persero), hingga PT Kertas Kraft Aceh (Persero). Kemudian, PT Istaka Karya (Persero), PT Pembiayaan Armada Niaga Nasional (Persero), dan PT Industri Sandang Nusantara (Persero).

"Kalau Pak Menteri [BUMN] 'Pak ini ada seperti ini perusahaan kondisinya, BUMN', kalau saya langsung, tutup saja," tegas Jokowi, saat memberikan pengarahan kepada Direktur Utama BUMN, seperti dikutip CNBC Indonesia.com, Minggu (17/10).

Jokowi sempat memberikan arahan kepada para Direktur Utama BUMN di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat.

Jokowi juga menyinggung mengenai adanya upaya proteksi atau pengamanan terhadap Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang kondisi keuangannya sakit.

Jokowi tak ingin proteksi itu terus diberikan kepada perusahaan pelat merah, karena hal ini membuat BUMN menjadi 'manja'. Bila demikian setiap kondisi keuangan sedang tidak stabil, kas negara harus turun tangan untuk memberikan penyertaan modal negara.

"Kalau yang lalu-lalu BUMN-BUMN-nya terlalu keseringan kita proteksi, sakit tambahi PMN, sakit suntik PMN. Maaf, terlalu enak sekali," ujarnya.

Jokowi menilai pemberian PMN yang terjadi selama ini mengurangi nilai-nilai yang ingin dibangun oleh negara terhadap perusahaan pelat merah yang berada di bawahnya. Misalnya, nilai kompetisi yang membuat BUMN tak berani untuk bersaing. Kemudian, mengambil risiko hingga nilai profesionalisme yang tak dijalankan.

Kinerja Moncer BUMN
Pada kesempatan itu, Menteri BUMN Erick Thohir mengapresiasi kinerja perusahaan pelat merah yang tumbuh positif selama semester pertama tahun ini. Erick menyebut, pertumbuhan tertinggi dicetak oleh sektor layanan kesehatan yang naik 163 persen. Pendapatan sektor kesehatan tercatat tembus Rp9,48 triliun. Kemudian, sektor manufaktur yang mencatatkan pertumbuhan hingga 55 persen.

Sektor kehutanan dan sektor pertambangan juga membukukan kenaikan masing-masing sebesar 37 persen dan 34 persen. Keduanya membukukan keuntungan masing-masing Rp6,2 triliun dan Rp9,9 triliun.

Klaster energi yang mencatatkan pendapatan tertinggi sebesar Rp60 triliun berhasil mencatatkan kenaikan hingga 13 persen. Selain itu, klaster pengelolaan aset (NAMCO) juga meraih kenaikan sebesar 12 persen. Selanjutnya, pertumbuhan sektor layanan keuangan sebesar 7 persen dengan pendapatan sebesar Rp13,68 triliun.

Industri asuransi juga meraih pertumbuhan sebesar 13 persen dan industri telekomunikasi juga naik 4 persen. Klaster logistik dan klaster pupuk masing-masing membukukan kenaikan serupa sebesar 2 persen. Pendapatannya tercatat Rp1 triliun untuk pupuk dan Rp643 miliar untuk logistik.

Erick menambahkan, laba bersih semester I tumbuh lebih tinggi dibandingkan laba bersih sepanjang 2020. Pada semester ini, BUMN berhasil membukukan laba sebesar Rp 26 triliun. Sementara tahun lalu hanya mencetak laba non-audit sebesar Rp 5,7 triliun. *

Komentar